Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membekuk Qatar 2-1 di Laga Uji Coba ke-10, Formasi 4-4-2 Menghambat Timnas U-19

18 September 2020   07:47 Diperbarui: 18 September 2020   12:47 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andai saja, STy menyadari, maka STy tentu akan mencair dengan menggunakan formasi 4-3-3 tanpa memisahkan 3 kreator lini tengah terbaik, tak akan membiarkan 2 striker berlari-lari kurang berfungsi selama 2 x 45 menit. Sebab trio lini tengah BDB juga tajam ketika menyerang dan kuat saat bertahan, sehingga posisi di depan juga menjadi solid bila di isi Supri, Irfan, dan Witan.

Terlebih di bek sayap ada Bagas yang juga kuat dalam membantu serangan pun kuat bertahan saat tim turun dengan formasi yang benar. Sementara pendatang baru Arhan, di bek sayap kiri, juga tampil menjanjikan.

Dengan 3 pemain di lini tengah juga akan terjadi keseimbangan dalam permainan menyerang dan bertahan.

Kini dari 4 laga di Kroasia, sudah terbukti siapa yang mulai diandalkan STy, namun bila STy menyadari, maka dia pasti akan menurunkan tim terbaik dari gabungan mantan pemain binaan Fakhri dan tambahan pemain yang memang sudah layak nampak menjadi kerangka tim.

Sehingga susunan pemain timnas terbaik yang ada di Kroasia, yaitu memiliki skill individu mumpuni dan sesuai kebutuhan tim dengan dengan formasi 4-3-3 adalah:
Kiper:
Muhammad Adi Satryo
Belakang:
Bagas Kaffa, Rizky Ridho, Komang Teguh, Pratama Arhan Alif Rifai
Tengah:
David Maulana, Byrlian Aldama, Beckam Putra Nugraga
Depan:
Witan Sulaiman, M. Supriadi, Irfan Jauhari

Itulah susunan tim terbaik yang kini ada di Kroasia dan masih disia-siakan STy karena kukuh dengan formasi 4-4-2 akhirnya ada risiko mengorbakan pemain terbaik duduk dibangku cadangan, sebaliknya membiarkan tim berlama-lama bermain mubazir dan dalam kesulitan karena juga membiarkan pemain tak berkualitas dan tak menunjang tim berlama-lama di tengah lapangan. Tak membiarkan tim harus kesulitan mencetak gol. Tak membiarkan tim kesulitan dalam bertahan.

Publik pun kini sudah mengakui dan menerima kehadiran Adi Satria yang sementara menggantikan Ernando, Arhan yang mulai cocok di bek sayap kiri, dan Irfan yang bertenaga di lini depan.

Andai nanti Ernando, Bagus, Fajar, dan Zico bergabung lagi, maka penjaga gawang dan lini serang akan semakin komplit.

Namun, publik juga tak habis pikir, STy yang membawa 3 penjaga gawang ke Kroasia, hingga kini sama sekali belum memberikan 2 penjaga gawang lain turun berlaga. Aneh dan ada apa? Pun juga masih ada pemain yang tidak cidera, namun 1 menit pun belum diberikan kesempatan turun. Ini bertolak belakang dengan kata-kata proses ala STy.

Bila 2 penjaga gawang dan ada pemain yang tak pernah masuk dalam skemanya meski dalam tajuk proses dan uji coba, mengapa pemain-pemain ini harus dibawa jauh-jauh ke Kroasia?

Lebih dari itu, dari situs resmi PSSI, komentar STy selepas menekuk Qatar pun seolah masih tak menyadari bahwa sejatinya pola 4-4-2 tak cocok. Dia malah berkomentar:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun