Semoga, pengalaman saya dan dia, minimal akan terus dapat disebarkan dari mulut ke mulut baik oleh saya maupun dia sebagai sesama rakyat biasa, demi terus membuat kita semua dan seluruh masyarakat Indonesia menyadari bahwa pemutus mata rantai virus corona terbaik adalah diri kita sendiri yang sadar dan disipilin menjalankan protokol kesehatan di setiap tempat dan waktu.
Dari deskripsi fakta tersebut, kira-kira ada berapa banyak kasus serupa di tanah air? Meski kini beberapa daerah melakukan PSBB dengan berbagai model, di layar kaca mau pun media massa, tak henti disampaikan berita tentang para petugas yang terus menemukan masyarakat yang abai tak memakai masker dan diberikan berbagai tindakan langsung dan hukuman.
Namun, ironisnya pelanggaran masyarakat tak memakai masker tak pernah berhenti, terus diulang dan setiap hari, setiap waktu, ada saja masyarakat yang tertangkap petugas.
Sementara di lingkungan masyarakat yang tidak dilakukan rasia pun lebih parah lagi. Banyak sekali masyarakat yang masih "berseliweran" baik berjalan kaki, mengendarai sepeda, sepeda motor, hingga mobil, juga bebas tak bermasker, termasuk di lingkungan keluarga.
Semua itu terus terjadi dan masyarakat terus abai karena paradigmanya hanya berpikir ketularan atau hidup mati urusan Allah. Tak berpikir bahwa dirinya jangan-jangan OTG yang justru menjadi penular virus corona.
Selain itu, bagi masyarakat yang sudah disiplin memakai masker, ternyata jenis masker yang dipakai masyarakat pun sangat beragam baik model dan bahan pembuatannya.
Namun, hingga saat ini, pemerintah pun tak pernah mencoba mensosialisasikan kembali, masker mana yang paling aman untuk pencegahan virus corona.
Bahkan, dalam setiap tayangan rasia petugas protokol kesehatan di berbagai daerah yang ditayangkan di televisi, saat petugas akhirnya memberikan masker pada masyarakat yang melanggar, jenis maskernya juga berbeda-beda.
Harus ada perhatian dari pemerintah dan kementerian kesehatan, menyoal masker yang paling aman untuk perlindungan virus corona.
Saat saya menegur seseorang seperti deskeripsi dialog di atas, saya juga melihat seseorang ini memakai masker kain yang saya yakin, masker itu sudah berkali-kali dipakai dan sangat riskan menjadi sarang virus karena belum tentu sudah dicuci dan selalu steril.
Jadi, kepada pemerintah pusat/daerah, kementerian kesehatan, mohon diperhatikan menyoal paradigma "takut ketularan dan tak takut ketularan" virus corona karena percaya ada virus corona dan percaya hidup mati takdir Allah.