Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Foto Travel: Sejuta Cinta di Dermaga Queenstown

8 Maret 2023   15:48 Diperbarui: 10 Maret 2023   19:09 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto-foto pagi di sekitar Dermaga Queenstown. Sumber: dokumentasi pribadi

Dermaga kecil itu begitu memikat hati. Oh, bukan karena keindahan konstruksinya. Bukan pula karena pesona kapal-kapal kecil yang berlabuh di situ. Bukan itu! Tapi inilah salah satu spot terbaik menyambut pagi di tepi Danau Wakatipu. Ataupun kala menemani senja pulang ke peraduannya. 

Lobi hotel Novotel Lakeside tampak sangat sepi. Bahkan resepsionis hotel pun tidak terlihat. Pun area di sekitar hotel bak masih berbalut selimut malam. Kota kecil ini seakan enggan bangun dari tidur lelapnya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 5.30 pagi. Waktu setempat di Queenstown!

Setelah sekali lagi memeriksa isi tas kamera. Memastikan tak ada satu pun yang tertinggal di kamar hotel. Kamera, lensa, filter, tripod, dan sebagainya. Saya pun melangkah ke luar hotel. Menembus pagi nan dingin menuju The Main Town Pier. Dermaga kecil yang sudah sempat saya lihat di sore sebelumnya.

Dermaga di pusat kota Queenstown itu berada di seberang Eichardt's Private Hotel. Tidak terlalu jauh dari hotel Novotel, tempat saya menginap di kota itu. Atau hanya berjalan kaki sekitar lima menit. Menyusuri Marine Parade, kawasan pejalan kaki di tepi Danau Wakatipu.

Sebagian sisi danau masih agak gelap. Sumber: dokumentasi pribadi
Sebagian sisi danau masih agak gelap. Sumber: dokumentasi pribadi
Menurut catatan sejarah, The Main Town Pier ini sudah dibangun pada tahun 1860-an. Awalnya, hanya digunakan sebagai dermaga kapal uap yang beroperasi di seputar danau. Mengangkut apa saja dari satu sisi ke sisi lain di danau cantik ini. Dari manusia, ternak peliharaan, hingga aneka barang lainnya.

Tetapi, setelah direnovasi, dermaga ini mulai digunakan sebagai lokasi beberapa atraksi wisata. Di antaranya, Time Tripper yang menawarkan pengalaman bawah laut satu-satunya di Queenstown. Dan tentu saja sebagai dermaga K Jet, yakni salah satu operator jet boating ternama di Queenstown.

Kapal-kapal yang ditambatkan di dermaga kecil ini. Sumber: dokumentasi pribadi
Kapal-kapal yang ditambatkan di dermaga kecil ini. Sumber: dokumentasi pribadi
Ah, rupanya saya tiba paling pertama. Sedikit kepagian. Lupa mengecek sekali lagi aplikasi sunrise & sunset di gawai. Di musim semi, yang berlangsung antara September-November di belahan bumi selatan, matahari memang agak malas bangun pagi. Di medio September kala itu, sunrise baru muncul pada pukul 07.15.

Namun, tidak mengapa. Seperti filosofi orang Jawa yang selalu mengambil sisi positif dari setiap peristiwa. Pasti ada untungnya! Dan benar saja! Karena tiba paling pagi. Saya pun sejenak menikmati dermaga itu sendirian. Bisa memotret sebebasnya, tanpa gangguan apapun. Bak milik pribadi saja!

Sendirian mengagumi dan memotret pesona Queenstown dari atas dermaga. Sumber: dokumentasi pribadi
Sendirian mengagumi dan memotret pesona Queenstown dari atas dermaga. Sumber: dokumentasi pribadi

Dermaga kecil ini memang spot favorit banyak fotografer. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai 'spot sejuta umat'. Suatu istilah yang menggambarkan betapa populernya lokasi foto itu. Seakan semua orang pun tidak mau ketinggalan berfoto di situ. Dengan latar belakang tiga sisi danau.

Tidak sepenuhnya salah. Kala matahari mulai menanjak tinggi, kawasan sekitar dermaga ini akan semakin ramai. Apalagi ketika turis-turis dari berbagai hotel di sekitarnya mulai mendatanginya. Tapi tidak demikian di pagi subuh. Hanya pecinta pagi dan fotografer yang tahu persis waktu terbaik menikmati pesonanya. 

Sisi lain dari panorama Danau Wakatipu. Sumber: dokumentasi pribadi
Sisi lain dari panorama Danau Wakatipu. Sumber: dokumentasi pribadi
Popularitas Queenstown sebagai sebuah destinasi wisata sejatinya telah dimulai pada tahun 1980-an. Persisnya setelah AJ Hackett mulai memperkenalkan atraksi Bungy Jumping di jembatan Kawarau pada tahun 1988. Anda tahu kan Bungy Jumping?

Dan sejak itulah berbagai atraksi yang memacu adrenalin pun bermunculan di kota di Pulau Selatan, Selandia Baru itu. Sebut misalnya, Shotover Jet Boating, White water Rafting dan Skydiving. Queenstown pun makin mengukuhkan posisinya sebagai "The Adventure Capital of the World".

Akan tetapi, sekalipun tanpa semua aktivitas petualangan itu, Queenstown tetap memesona. Pesona pagi di dermaga itu, misalnya, sungguh menakjubkan. Bahkan sebelum bias matahari pagi bertebaran di atas langit di sekitar danau, Queenstown telah memamerkan pesonanya. Lihat saja, betapa indahnya Steamer Wharf di pagi subuh itu.

Steamer Wharf Queenstown di pagi hari. Sumber: dokumentasi pribadi
Steamer Wharf Queenstown di pagi hari. Sumber: dokumentasi pribadi

Steamer Wharf Queenstown adalah dermaga utama di kota Queenstown. Dermaga ini tidak hanya digunakan kapal uap bersejarah TSS Earnslaw. Tetapi, juga terkenal sebagai destinasi wisata yang dipenuhi banyak restoran, kafe, bar, toko suvenir, kasino, dan sebagainya.

TSS Earnslaw, yang dijuluki "The Grand Old Lady of the Lake", adalah kapal uap bersejarah yang telah beroperasi sejak tahun 1912. Sudah lebih dari seabad! Dan inilah salah satu atraksi wisata tertua di wilayah Otago Tengah, Selandia Baru.

TSS Earnslaw, kapal uap legendaris di Queenstown. Difoto di sisi lain dari danau Wakatipu. Sumber: dokumentasi pribadi
TSS Earnslaw, kapal uap legendaris di Queenstown. Difoto di sisi lain dari danau Wakatipu. Sumber: dokumentasi pribadi
Lokasi dermaga kapal uap itu pun tak jauh dari Queenstown Town Pier. Sekitar 250 meter saja. Jadi tidak sulit memotretnya juga. Dan kawasan waterfront dengan kapal-kapal pesiar di situ pun membuatnya kian menawan di pagi hari. Terlebih lagi, ketika lampu-lampu kapal masih menyala. Such a lovely morning!

Dengan bantuan tripod, saya pun mencoba mengabadikan keindahan danau dengan teknik long exposure. Meskipun untuk itu, setiap langkah kaki pendatang baru di dermaga membuat jantungku berdebar. 

Guncangan sekecil apapun bisa saja menyebabkan hasil foto blur alias kabur. Pasalnya, beberapa foto diambil dengan shutter speed lambat hingga 30 detik. :)

Memotret Danau Wakatipu dengan teknik long exposure. Sumber: dokumentasi pribadi
Memotret Danau Wakatipu dengan teknik long exposure. Sumber: dokumentasi pribadi

Foto-foto di dermaga memang mengasyikan. Arahkan saja lensa kameramu ke mana pun. Selalu ada yang menarik dibidik. Dihiasi cahaya lembut dari matahari pagi, hasil-hasil foto akan selalu sedap dinikmati. Dan itulah 'bahayanya'. Anda bisa lupa waktu! Bisa telat kembali ke hotel. :)

Memang tidak pernah ada kata cukup untuk memotret. Apalagi ketika langit sedang bagus-bagusnya. Tapi seperti di berbagai perjalanan lainnya, saya harus selalu bergegas. Ada tugas lain menanti di hotel. Sekalipun demikian, jalan kembali ke hotel pun masih saja penuh godaan. 

Burung-burung pun ikut menikmati pesona pagi di tepi Danau Wakatipu. Sumber: dokumentasi pribadi
Burung-burung pun ikut menikmati pesona pagi di tepi Danau Wakatipu. Sumber: dokumentasi pribadi

Di tepian danau, contohnya. Penampilan burung-burung yang sedang mandi cahaya matahari pagi sungguh menggoda. Sulit dilewatkan begitu saja. Alhasil, sekali lagi berhenti di situ. Dan mencoba mengajak burung-burung berpose. "Hi, birds! Look at me. Say Cheese!"

Queenstown memang menawan. Dan ketika sudah kembali sibuk dengan acara di hotel, tetiba saya baru menyadarinya. Ada yang tertinggal di dermaga tadi. Yup, sejuta cintaku rupanya masih ada di sana. :)

***

Kelapa Gading, 8 Maret 2023

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan: Semua foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun