Tidak selamanya Neon Sign bekas berakhir sia-sia di tempat pembuangan akhir. Setidaknya, begitulah yang terjadi di Las Vegas, Amerika Serikat. Sebuah museum unik yang menampilkan ratusan koleksi dari neon sign bekas. Neon sign, atau sebutlah papan neon, yang pernah tampil keren sebagai penanda dari hotel, night club, kafe, restoran dan sebagainya.
Las Vegas, salah satu kota terkenal di AS, memiliki banyak julukan. Dari The City of Sin(Kota Dosa), The Gambling Capital of the World (Ibu kota Judi Dunia), Entertainment Capital of the World (Ibu kota Hiburan Dunia), hingga The Neon Capital of the World. Ibu kota Neon Dunia?
Kata "Neon" rupanya juga identik dengan Las Vegas. Di sepanjang Las Vegas Strip, misalnya, neon sign ikut menghiasi puluhan hotel kasino raksasa. Hasilnya, panorama malam di kawasan itu pun selalu terlihat menakjubkan. Dan itu pula yang mengangkat nama Las Vegas sebagai ibu kota Neon Dunia.Â
Teknologi papan neon sejatinya telah digunakan sejak tahun 1910. Persisnya, kala pertama kali ditampilkan di Paris Motor Show yang digelar di ibu kota Prancis waktu itu. Temuan Georges Claude, insinyur dan penemu Prancis itu, pun langsung melejit sebagai salah satu media luar ruang paling populer di dunia.Â
Neon sign pun mulai menghiasi banyak tempat strategis di berbagai kota dunia. Dari kawasan hiburan malam hingga pusat keramaian lainnya. Mulai dari Moulin Rouge di Paris sampai Times Square di New York City. Tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, tidak ada satu kota pun di dunia yang menampilkannya segemerlap Las Vegas.Â
Neon sign dan Las Vegas memang sulit dipisahkan. Neon sign telah ikut mewarnai sejarah panjang Las Vegas. Apalagi deretan papan nama yang dibuat secara artistik dan ikonik itu. Tidak hanya membuat kota hiburan itu kian gemerlap di malam hari. Tapi juga memiliki nilai historis penting bagi perkembangan kota.
Papan-papan nama ikonik itu pun selalu membuat banyak pengunjung ke kota hiburan ini terpesona. Pada masanya, papan-papan nama itu memang sangat terkenal. Bahkan sudah seperti penanda kota itu sendiri. Dan banyak di antaranya ikut menginspirasi pembuatan desain neon sign sejenis di berbagai belahan dunia lainnya.
Akan tetapi, setelah puluhan tahun berlalu, ada saatnya neon sign ikonik itu harus turun panggung. Ada yang memang sudah saatnya diganti dengan neon sign baru. Dan mungkin saja dengan desain berbeda. Ada pula yang tergusur akibat hadirnya teknologi baru, yakni lampu LED yang lebih efisien.
Lalu ke mana perginya neon sign yang sudah tidak digunakan itu? Apakah langsung dihancurkan atau tetap disimpan sebagai bagian dari sejarah kota Las Vegas?
Banyak neon sign, yang sangat populer di masa keemasan kasino Las Vegas, diproduksi oleh Young Electric Sign Company (YESCO). Perusahaan yang berbasis di Salt Lake City itu sampai menyiapkan sebuah tempat penyimpanan nan luas di Las Vegas.
Tempat penyimpanan seluas tiga hektar itu tidak sekadar menyimpan papan nama yang masih bagus. Tapi juga papan nama bekas yang sudah tidak terpakai. Alhasil, tempat itu pun dikenal sebagai "Neon Boneyard" atau juga disebut "Neon Graveyard".
Kuburan papan neon itu pun bak tempat peristirahatan terakhir bagi semua neon sign bekas di Las Vegas. Neon sign, yang pernah begitu berjasa menerangi Las Vegas selama puluhan tahun, pada akhirnya berakhir di tempat itu. Dan pelan tapi pasti akan dihancurkan.
Akan tetapi, nasib berkata lain. Neon sign tua itu masih beruntung. Tepatnya, kala banyak pihak merasa betapa penting untuk tetap memelihara apapun yang ikut membentuk sejarah Las Vegas. Penduduk lokal Las Vegas, pemilik bisnis, hingga organisasi pemerintah pun ingin neon sign bersejarah itu tetap dipelihara.
Dari berbagai pertimbangan itulah, lahirlah Museum Neon pada tahun 1996. Museum yang bersifat nirlaba itu pun mengemban sejumlah tugas penting. Antara lain, mengumpulkan, melestarikan, mempelajari, dan memamerkan semua papan nama ikonik Las Vegas.
Museum Neon berlokasi di Las Vegas Boulevard North No. 770, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat. Tidak jauh dari Downtown Las Vegas. Dari Golden Nugget Hotel & Casino, contohnya, museum ini hanya berjarak sekitar 2.5 km.
Di area museum, yang bersifat outdoor, pengunjung dapat menyaksikan puluhan papan neon besar yang sudah pensiun. Sebagian neon sign berhasil direstorasi. Sedangkan yang lainnya masih dibiarkan tergolek tak berdaya. Tersebar di berbagai sudut museum. Betapapun, pengunjung masih bisa membayangkan seperti apa papan neon itu pada beberapa dekade lalu.
Tidak kalah menariknya adalah desain Neon Museum Visitor Center. Pusat pengunjung dari museum ini, yang secara resmi dibuka pada tanggal 27 Oktober 2012, dirancang dari cangkang lobi La Concha Motel. Motel itu sendiri sudah ditutup pada tahun 2004. Bagian lobinya lalu didonasikan Ed Doumani, pemilik property itu, ke Museum Neon.
Atraksi utama di Museum Neon ini tentu saja adalah neon sign ikonik dari berbagai hotel kasino, night club, kafe, dan sebagainya. Sebut di antaranya, Golden Nugget Hotel & Casino, Lady Luck Hotel & Casino, Binion's Horseshoe (kini Binion's Gambling Hall & Hotel), Stardust Resort & Casino, Hard Rock Cafe, Las Vegas Club, Riviera Hotel & Casino, dan lain-lain.
Lebih dari 200 neon sign bersejarah dari ratusan property ternama di Las Vegas bisa ditemukan di Neon Boneyard ini. Tapi banyak di antaranya yang sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Bagaimanapun juga, setiap koleksi di museum ini menyimpan banyak kisah menarik. Tentang siapa yang membuatnya dan sebagainya.
Komplek Neon Museum mencakup ruang pameran luar ruangan yang dikenal sebagai Neon Boneyard; pusat pengunjung yang bertempat di dalam bekas lobi La Concha Motel; dan Neon Boneyard North Gallery yang menampung tambahan neon sign lain yang berhasil diselamatkan.
Jangan kira mudah untuk memulihkan papan neon yang sudah tua itu. Selain sulit diperbaiki, biaya restorasi pun sangat mahal. Kabarnya, biaya restorasi bisa menghabiskan sampai puluhan ribu dolar.
Boleh jadi, itu sebabnya, banyak neon sign yang belum diperbaiki hanya disinari sebuah proyeksi tata cahaya. Simple dan pastinya jauh lebih murah. Meskipun jelas tidak bisa dibandingkan dengan neon sign yang sepenuhnya berhasil direstorasi.
Kunjungan ke museum ini akan kian lengkap jika Anda mengikuti "Neon Museum Guided Tour". Tur mengelilingi komplek "pemakaman neon sign" ini berdurasi sekitar 45 menit. Dan didampingi seorang pemandu profesional dari museum. Sangat mengesankan! Apalagi dilakukan menjelang sunset.Â
Ide membangun museum dari neon sign bekas memang super keren. Barang-barang bekas yang kerap dianggap tidak berguna lagi, akhirnya berhasil dihidupkan kembali. Dan sepotong sejarah dari sebuah kota pun akan tetap tercatat. Tidak lagi terbenam di antara gundukan besi rongsokan yang dulu mungkin pernah ada.Â
Lalu bagaimana komentar pengunjung setelah menyaksikan museum ini?Â
Hanya satu kata: Brilliant!
***
Kelapa Gading, 1 Maret 2023
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Semua foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H