Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Foto Travel: Menanti Sunrise di Pantai Harnas

3 Februari 2023   10:45 Diperbarui: 8 Februari 2023   15:42 1900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memang butuh persiapan, termasuk siap-siap masuk ke dalam air. :)| Sumber: dokumentasi pribadi

Pesona sunrise konon bak kecantikan seorang gadis di saat baru bangun tidur. Fresh, natural and beautiful! Dan demi menyaksikan keajaiban itulah, tidak sedikit fotografer yang rela bangun dini hari. Tentunya, agar bisa menanti si gadis, eh sang mentari beringsut dari peraduannya. 

Dalam suatu perjalanan singkat ke Bandar Lampung, saya diajak memotret sunrise. Aha, ini dia yang kunanti. Apalagi ada bonus di balik ajakan itu. Setelah memotret sunrise, kami akan diantar santap pagi di kedai Mie Lampung di Teluk Betung. Salah satu kuliner andalan di kota itu. Sedappp!

Provinsi Lampung memiliki ratusan pantai indah. Bertebaran di sepanjang garis pantainya yang mencapai 1.105 km. Dari pantai-pantai yang menghiasi dua sisi Teluk Lampung, Teluk Semangka, hingga di Selat Sunda. Anda bahkan dengan mudah menemukan spot foto untuk sunrise maupun sunset di provinsi ini.

Salah satu spot memotret sunrise di Lampung.| Sumber: dokumentasi pribadi
Salah satu spot memotret sunrise di Lampung.| Sumber: dokumentasi pribadi

Namun demikian, jika hanya ingin menikmati matahari terbit alias sunrise sambil memotret tipis-tipis, tidak perlu pergi terlalu jauh. Misalnya, sampai ke Teluk Kiluan dan sekitarnya. Tidak jauh dari Teluk Betung ke arah selatan pun ada. Berderet pantai-pantai yang cukup menarik dan mudah dicapai.

Di antaranya Pantai Duta Wisata, Pantai Tirtayasa, Pantai Queen Artha, Pantai Mutun, Pantai Sari Ringgung, Pantai Dewi Mandapa dan sebagainya. Pantai-pantai ini semuanya menghadap ke timur. Ke arah Teluk Lampung yang indah. Spot ideal untuk mengabadikan sunrise.

Batu-batu menarik di sebelah dermaga di Pantai Harnas, Lampung. | Sumber: dokumentasi pribadi
Batu-batu menarik di sebelah dermaga di Pantai Harnas, Lampung. | Sumber: dokumentasi pribadi
Kota Bandar Lampung, ibu kota Provinsi Lampung, masih terlelap di pagi itu. Jalan-jalan di sekitar hotel tampak lengang. Tetapi, tidak demikian di lobi Grand Anugerah Hotel. Tempat kami menginap kala itu. Beberapa teman lain yang hendak ikut sudah sibuk memeriksa gear yang wajib dibawa. 

Kamera, lensa lebar, filter, tripod, dan sebagainya. Memotret landscape memang butuh persiapan ekstra. Selain peralatan memotret lengkap, tidak kalah pentingnya adalah lokasi dan waktu memotret. Bahkan waktu bisa disebut sebagai salah satu kunci untuk mendapatkan hasil foto yang bagus. 

Memang butuh persiapan, termasuk siap-siap masuk ke dalam air. :)| Sumber: dokumentasi pribadi
Memang butuh persiapan, termasuk siap-siap masuk ke dalam air. :)| Sumber: dokumentasi pribadi
Dan tepat pukul 05.00 kami sudah melaju ke arah Teluk Betung. Tujuannya, Pantai Harnas! Persisnya, spot di sekitar dermaga. Jarak ke lokasi ini sebetulnya tidak terlalu jauh. Hanya 11 km dari hotel. Atau sekitar 20-25 menit berkendaraan di pagi subuh itu. Tetapi, kami berangkat lebih awal untuk memastikan tiba sebelum matahari naik di atas garis horison. 

Pantai Harnas masih cukup gelap ketika kami tiba. Sesuai informasi dari aplikasi Sun Surveyor Lite, matahari diperkirakan terbit pada pukul 06.00. Jadi masih cukup waktu untuk observasi lokasi. Lalu mencari spot terbaik sebelum matahari mulai beranjak naik. Setiap fotografer pun sibuk memilih spot favoritnya. 

Foto pertama dari atas Dermaga Harnas di keremangan pagi. Matahari sebentar lagi terbit.| Sumber: dokumentasi pribadi
Foto pertama dari atas Dermaga Harnas di keremangan pagi. Matahari sebentar lagi terbit.| Sumber: dokumentasi pribadi

Hunting sunrise memang selalu demikian. Harus tiba lebih awal. Apalagi jika lokasi persisnya belum diketahui pasti. Dan sopir yang belum berpengalaman bisa saja nyasar. Betul saja, nama Pantai Harnas ternyata belum begitu dikenal. Bahkan Google Map pun sempat kebingungan.

Rupanya Pantai Harnas ini lebih terkenal sebagai Pantai Tirtayasa. Boleh jadi nama itu disematkan ke pantai dekat dermaga itu karena lokasinya yang dekat Lapangan Harnas. Dan memang bersebelahan dengan Pantai Tirtayasa. Ah, ntar saya nanya Bang Adian Saputra saja. #Biarrame, eh biar lebih jelas. :)

Seorang fotografer sedang mengabadikan pesona pagi di Dermaga Harnas.| Sumber: dokumentasi pribadi
Seorang fotografer sedang mengabadikan pesona pagi di Dermaga Harnas.| Sumber: dokumentasi pribadi
Dermaga Harnas tampil memukau di pagi itu. Saya sendiri memang selalu suka memotret dermaga kayu seperti itu. Sayang sekali, ketika sunrise seharusnya sudah muncul, setumpuk awal tebal sempat menghalanginya. Bak enggan bergeser dari garis horison. Tapi tidak mengapa. Itulah tabiat alam yang sulit diprediksi.

Memotret di alam harus siap pada setiap situasi. Tidak harus terjebak pada satu objek foto saja. No sunrise, no problem. Banyak objek foto menarik lain tersaji di sekitar dermaga. Bahkan sebuah kapal rusak pun mendadak muncul bak supermodel. Bidikan semua kamera tetiba mengarah ke kapal oleng itu. Kapal oleng, Kapten!

Batu-batu dan kapal rusak pun menjadi objek foto yang menarik. | Sumber: dokumentasi pribadi
Batu-batu dan kapal rusak pun menjadi objek foto yang menarik. | Sumber: dokumentasi pribadi
Dalam berbagai acara hunting foto lanskap, saya selalu takjub dengan kejelian mata banyak fotografer andal lainnya. Kala berdiri di lokasi yang sama sekalipun, foto-foto yang dihasilkan bisa saja berbeda semua. Masing-masing berusaha mengambil sudut foto terbaik untuk mendapatkan hasil maksimal.

Setelah sang kapal turun panggung, giliran batu-batu di sekitar dermaga unjuk aksi. Seakan memamerkan pesonanya kala bermandikan cahaya pagi nan lembut. Batu-batu dengan warna alam yang indah itu memang pas jika dijadikan latar depan. Jangan lupa, sebuah foto dengan elemen latar depan bisa membuat sebuah foto memiliki nilai lebih. 

Batu-batu pun menjadi elemen penting dari foto ini.| Sumber: dokumentasi pribadi
Batu-batu pun menjadi elemen penting dari foto ini.| Sumber: dokumentasi pribadi

Dengan segala keterbatasan lokasi yang ada, Anda tetap bisa mendapatkan banyak foto dengan komposisi berbeda. Cukup berpindah posisi berdiri atau jongkok di sekitar dermaga. Mulai dari atas dermaga, lalu bergeser ke sampingnya. Dan bisa saja sekalian turun dan memotret dari bawah dermaga.

Demi mendapatkan komposisi foto yang diinginkan, banyak fotografer lanskap tidak ragu untuk masuk ke dalam laut. Sekalipun sesekali bisa saja diganggu ular laut yang menakutkan. :) Sama 'menakutkan' kala melihat kenekatan sebagian fotografer. Kamera dipasang di atas tripod yang hanya sedikit di atas permukaan laut. Berisiko jatuh. Tapi begitulah, No risk, no gain!

Memotret batu-batu di samping dermaga dengan teknik long exposure.| Sumber: dokumentasi pribadi 
Memotret batu-batu di samping dermaga dengan teknik long exposure.| Sumber: dokumentasi pribadi 
Masih di lokasi yang sama. Kali ini saya memotret dengan teknik long exposure. Untuk itu, tentu saja butuh tripod yang kokoh. Penting untuk menopang kamera agar tidak goyang sedikitpun. Juga butuh filter ND (Neutral Density) yang berfungsi mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera.

Teknik memotret dengan shutter speed lambat memberikan hasil foto yang menakjubkan. Air laut yang bergerak di antara batu-batu pun tampak sehalus kapas. Seperti foto terakhir di atas yang difoto dengan exposure time selama 20 detik. Teknik fotografi ini sangat populer di kalangan penggemar foto lanskap.

Matahari sudah kian menanjak ketika kami kembali melaju ke Teluk Betung. Rencana ke Mie Lampung jangan sampai terlupakan. :) Kabarnya kedai mie yang berlokasi di Jalan Ikan Tongkol itu sangat terkenal. Jadi klop sudah. Usai bercumbu dengan sunrise, kini saatnya berburu kuliner.

Ayo, ke Lampung!

***

Kelapa Gading, 3 Februari 2023
Oleh: Tonny Syiariel

Catatan: Semua foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun