"Love at first sight" rasanya pas menggambarkan perjumpaan pertamaku dengan Albi. Tidak ada program tour apapun di kota kecil ini. Hanya singgah untuk makan siang dalam perjalanan panjang dari Clermont Ferrand menuju Lourdes. Namun, semuanya berubah selepas ke luar dari N88. Albi ternyata begitu memikat. Dan langsung membuatku jatuh hati!
Albi adalah sebuah kota kecil nan indah di tepi sungai Tarn. Termasuk dalam region Occitania di belahan Prancis selatan. Sekitar 85 km di timur laut Toulouse. Kota berpenduduk sekitar 50 ribu jiwa itu, jujurly, agak ‘underrated’ di pentas pariwisata Eropa. Bahkan buku “Insight Guides: France” pun seakan enggan bercerita tentangnya.
Dalam buku panduan wisata setebal 400 halaman itu, Albi hanya mendapat jatah tiga paragraf. Suatu deskripsi yang terlalu singkat untuk menggambarkan pesona kota ini. Padahal Albi menyimpan begitu banyak warisan bersejarah. Aset penting dalam dunia pariwisata.
Tidak lama setelah ke luar dari jalan nasional N88, bus kami mulai melambat menuju pusat kota tua Albi. Dan saya pun seketika takjub. Albi sungguh pantas menjadi salah satu destinasi wisata pilihan di negeri anggur ini. Apalagi kala saya mulai melangkahkan kaki menyusuri jalan-jalan berbatu di sekitar katedral.
Albi sejatinya bak permata tersembunyi. Kota di tepi sungai Tarn itu menyimpan banyak peninggalan bersejarah dari abad pertengahan. Mulai dari katedral, jembatan tua, jalan berbatu, dan sebagainya. Albi bahkan disebut sebagai salah satu kota dengan koleksi bangunan berbatu bata kuno terbaik di Eropa.
Sebutan itu tidak berlebihan. Deretan bangunan bersejarah di Albi memang didominasi bangunan berbatu bata merah. Persis seperti julukannya, yakni “La Rouge” atau Si Merah. Lihat saja Pont Vieux alias The Old Bridge, salah satu objek wisata andalannya, yang berbalut batu bata merah itu. So beautiful!
Singkatnya, setelah menemukan restoran dan mengatur makan siang untuk grup, saya langsung bergegas melangkah ke Pont Vieux yang tadi sudah tampak sekilas. Dari restoran, yang berada di belakang katedral, jembatan tua itu bisa dicapai dengan berjalan kaki. Tidak jauh. Hanya sekitar 500 meter saja!
Pont Vieux, yang membentang sepanjang 151 meter di atas sungai Tarn, dibangun pada tahun 1035. Pilar-pilar jembatan yang dibangun dari batu bata merah tampil memesona. Hebatnya, jembatan yang telah berusia hampir 1,000 tahun itu, masih kokoh berdiri dan tetap digunakan hingga sekarang.
Jembatan tua ini sebetulnya bukan satu-satunya jembatan di kawasan ini. Persis di sebelahnya ada jembatan cantik lainnya. Namanya Pont Neuf atau Jembatan Baru! Jangan terkecoh dengan namanya. Sekalipun disebut jembatan baru, jembatan ini aslinya telah berdiri sejak tahun 1868.
Cukup memotret di seputar jembatan, saya segera kembali ke arah katedral. Area di sekitar katedral merah itu adalah kawasan paling bersejarah di kota ini. Inilah yang disebut Episcopal City (Kota Keuskupan). Sebutan yang merujuk ke kawasan seluas 63 hektar yang berporos di Cathedral Basilica of Saint Cecilia atau Albi Cathedral.