Akan tetapi, di balik antusiasme banyak negara menyambut kembalinya wisatawan Negeri Panda ke destinasi global, tidak sedikit pula yang langsung waspada. Kebijakan pelonggaran karantina yang bak mendorong wisatawan China untuk bepergian itu diterapkan di tengah melonjaknya kasus covid-19Â di negara raksasa itu.
Italia, misalnya, langsung menetapkan sejumlah restriksi terkait covid-19. Semua wisatawan China yang masuk via bandara-bandara di Italia diharuskan melakukan swab antigen covid-19 dan pengurutan virus (virus sequencing). Aturan tambahan ini bahkan sudah diberlakukan di Milan Malpensa Airport, Milan, sejak akhir Desember 2022 lalu.
Negeri spaghetti ini memang tercatat sebagai negara pertama di Uni Eropa yang langsung memperketat restriksi terkait covid-19. Italia tentu saja belum lupa pengalaman pahit kala negara ini dilumpuhkan virus mematikan asal Wuhan-China itu.Â
Sejatinya, Italia dan banyak negara Eropa sangat membutuhkan kekuatan finansial wisatawan China. Meskipun secara statistik, jumlah wisatawan China bukan yang terbesar di Eropa, tetapi pengeluaran rata-rata turis China jauh melampaui semua wisatawan dari negara lain di dunia.Â
Berdasarkan data yang dirilis situs Statista, yakni "Global Outbound Travel and Tourism Expenditure 2019", wisatawan China berada di urutan pertama di atas AS, Jerman, Prancis, dan Britania Raya. Pada tahun 2019, wisatawan China menghabiskan sekitar 254.6 miyar dolar untuk perjalanan wisata ke seluruh dunia.
Langkah berani Italia pun diikuti banyak negara lain yang rutin menjadi destinasi wisata favorit wisatawan asal China. Sebut di antaranya, Spanyol, Inggris, Prancis, Australia, Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, India, dan Maroko.
Pada awalnya, Prancis, salah satu negara tujuan utama wisatawan China di Eropa, sempat mengatakan tidak perlu meningkatkan kontrol perbatasan. Persis seperti yang selama ini sudah diterapkan ke wisatawan dari berbagai negara lainnya. Tetapi, Prancis belakangan berubah sikap.Â
Mulai 5 Januari 2023, Negeri Anggur itu ikut mewajibkan semua wisatawan dari China untuk menunjukkan tes Covid-19 negatif tidak kurang dari 48 jam sebelum keberangkatan ke Prancis. Selain itu, mereka juga diharuskan untuk tetap memakai masker selama penerbangan dan menjalani tes acak pada saat kedatangan.
Namun demikian, tidak semua negara di dunia mengambil sikap yang sama. Negara-negara di Asia Tenggara justru menyambut hangat kembalinya wisatawan China tanpa pembatasan apapun. Setidaknya, itulah yang telah ditetapkan di beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Thailand, Singapura, Kamboja, Indonesia, dan negara ASEAN lainnya.
China memang merupakan salah satu sumber utama wisatawan bagi sebagian besar negara-negara di kawasan ini. Pada tahun 2019, seperti dikutip dari situs The Diplomat, sekitar 32 juta wisatawan China melakukan perjalanan wisata ke 10 negara ASEAN. Tentunya termasuk ke Bali, salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sangat populer di China.