Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Silent Night, Lagu Natal yang Paling Banyak Diterjemahkan di Dunia

26 Desember 2022   06:30 Diperbarui: 26 Desember 2022   14:58 1710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto Pohon Natal. Sumber: dokumentasi pribadi

Kidung Natal masih terus berkumandang di mana-mana. Tidak hanya dari dalam gereja-gereja di seluruh dunia. Tetapi, juga dari berbagai ruang publik lainnya. Lagu-lagu natal populer, seperti White Christmas, Santa Claus is Coming to Town, Jingle Bells, dan sebagainya, bahkan masih kerap terdengar hingga awal tahun baru.

Namun, dari sekian banyak lagu Natal yang ada, dunia bak sepakat menerima lagu "Silent Night" sebagai lagu wajib di hampir setiap perayaan Natal di dunia. 

Silent Night, yang versi aslinya berjudul "Stille Nacht! Heilige Nacht!" itu, biasanya dinyanyikan di puncak acara. Kala lampu-lampu mulai dimatikan, lalu lilin-lilin dinyalakan. 

Lukisan kaca patri Joseph Mohr di Kapel Silent Night, Oberndorf-Austria. Sumber: Werner100359/Wikipedia.org
Lukisan kaca patri Joseph Mohr di Kapel Silent Night, Oberndorf-Austria. Sumber: Werner100359/Wikipedia.org

Tidak itu saja, lagu indah yang sudah berumur lebih dari 200 tahun itu, juga telah ditetapkan sebagai UNESCO Intangible Cultural Heritage atau Warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada tahun 2011. Satu-satunya lagu natal yang termasuk dalam daftar prestisius itu.

Stille Nacht (Silent Night) pertama kali dibawakan pada suatu Malam Natal, tanggal 24 Desember 1818, di St. Nicholas Church di Oberndorf bei Salzburg, sebuah kota kecil di Austria. Sekitar 17 km di utara kota Salzburg yang dikenal sebagai kota asal komposer Wolfgang Amadeus Mozart. 

Kota Oberndorf yang kini berpenduduk sekitar 5,850 jiwa itu sebelumnya hanya sebuah kota kecil biasa. Tidak ada yang sangat menonjol di kota ini. Oberndorf baru mulai terkenal setelah diakui sebagai tempat kelahiran lagu natal Silent Night. Singkatnya, sebagai "The Birthplace of Silent Night". 

Gereja St. Nicholas yang baru di kota Oberndorf, Austria. Sumber: Eweht/commons.wikimedia.org
Gereja St. Nicholas yang baru di kota Oberndorf, Austria. Sumber: Eweht/commons.wikimedia.org

Sejarah lagu itu sendiri tidak terlepas dari dua nama tenar di baliknya, yakni Joseph Mohr, seorang imam muda Katolik dan Franz Xaver Gruber, seorang kepala sekolah, pemain organ di gereja dan komposer di desa Arnsdorf. Desa tetangga yang hanya berjarak sekitar 3.7 km dari Oberndorf.

Alkisah, setahun sebelum lagu itu pertama kali diperdengarkan, Joseph Mohr datang ke desa Oberndorf. Di tangannya sudah ada sebuah syair berjudul "Stille Nacht" (Silent Night) yang ditulisnya pada tahun 1816 di Mariapfarr. Kampung halamannya di wilayah Salzburg Lungau, tempatnya bekerja sebagai asisten pendeta.

Silent Night sejatinya berkisah tentang suatu malam hening nan damai. Dan tentang keajaiban seorang anak lembut yang baru lahir. Syair itu pun dihubungkan dengan kelahiran Yesus Kristus di Bethlehem. Pada suatu malam yang tenang dan damai. Kala semua orang sudah tertidur lelap. 

Lirik asli Silent Night di Museum Salzburg. Sumber: Museum Salzburg / www.stillenacht.info
Lirik asli Silent Night di Museum Salzburg. Sumber: Museum Salzburg / www.stillenacht.info

Versi lain menyebutkan bahwa pendeta itu berjalan-jalan sebelum dia menulis lirik lagu itu. Konon dia melihat situasi kota yang sangat sepi di musim dingin kala itu. 

Namun, hingga kini tidak diketahui persis apa yang sebetulnya telah mengilhami Joseph Mohr untuk menulis lirik lagu fenomenal itu.

Menjelang perayaan Natal di gerejanya malam itu, Joseph Mohr menunjukkan syair itu ke Franz Xaver Gruber. Tujuannya adalah hendak meminta sang komposer membuatkan melodi dengan iringan gitar untuk misa malam itu. 

Banjir di kota itu telah menyebabkan organ gereja rusak, sehingga diganti dengan iringan gitar. 

Franz Xaver Gruber pun menggubah melodi untuk puisi itu. Selanjutnya, keduanya menyanyikan "Stille Nacht, Heilige Nacht" untuk pertama kalinya pada Misa Malam Natal di Gereja St. Nicholas. Mohr memainkan gitar dan bernyanyi bersama Gruber. Dan sebuah paduan suara mengulangi dua baris terakhir dari setiap bait. 

Stille Nacht! Heilige Nacht!
Alles schläft; einsam wacht
Nur das traute heilige Paar.
Holder Knab im lockigten Haar,
Schlafe in himmlischer Ruh!
Schlafe in himmlischer Ruh! 

(Lirik lagu "Stille Nacht" oleh Joseph Mohr)

Ilustrasi foto Pohon Natal. Sumber: dokumentasi pribadi
Ilustrasi foto Pohon Natal. Sumber: dokumentasi pribadi
Tidak diduga, lagu ini kemudian menjadi sangat terkenal. Dinyanyikan di mana-mana. Dari gereja-gereja, alun-alun kota, sampai di medan perang selama Perang Dunia I. Pada saat Malam Natal memang disepakati gencatan senjata agar tentara di medan perang pun bisa ikut merayakan natal. 

Lagu indah ini bahkan menduduki peringkat pertama dalam daftar "The World's Most Translated Songs". Lagu yang paling banyak diterjemahkan di dunia. Bayangkan saja, Silent Night sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 300 bahasa di dunia. Termasuk ke dalam bahasa Indonesia yang dikenal sebagai lagu "Malam Kudus". 

Popularitas lagu Silent Night pada ujungnya membuat kota Oberndorf bei Salzburg makin terkenal di Austria. Wisatawan global pun mulai berdatangan ke kota ini. Apalagi kota ini hanya sekitar 20 menit berkendara dari Salzburg. 

Jarak kedua kota yang berdekatan itu yang boleh jadi membuat banyak orang pernah menyangka lagu itu ditulis Mozart yang berasal dari Salzburg.

Kota Salzburg-Austria yang kerap dihubungkan dengan lagu Silent Night. Sumber: dokumentasi pribadi
Kota Salzburg-Austria yang kerap dihubungkan dengan lagu Silent Night. Sumber: dokumentasi pribadi

Akan tetapi, sayang sekali sebagian saksi sejarah dari lagu itu hilang bersamaan dengan pindahnya Gereja St. Nicholas ke lokasi berbeda. Sekitar 800 meter ke arah hulu. Sejak tahun 1890-an, gereja Katholik itu memang kerap rusak akibat dilanda banjir dari sungai Salzach yang mengalir di desa itu.

Pada akhirnya sebuah keputusan pahit terpaksa diambil. Daripada terus merenovasi gereja tua dengan biaya mahal serta masih ada risiko banjir di lokasi itu, maka gereja paroki St. Nicholas pun dibangun kembali di lokasi baru pada tahun 1906. Sedangkan sisa bangunan gereja lama yang menjadi saksi sejarah Silent Night itu pun dihancurkan pada tahun 1913.

Setelah lebih dari satu dekade berlalu, sebuah kapel didirikan di bekas lokasi gereja itu pada tahun 1924. Kapel yang dinamakan "Silent Night Chapel " atau "Stille-Nacht Kapelle" memang sengaja didirikan untuk memperingati peristiwa bersejarah itu. Kini kapel berbentuk oktagonal itu telah menjadi salah satu destinasi wisata populer di kota itu.

Kapel Silent Night di kota Oberndorf-Austria. Sumber: www.salzburg.info
Kapel Silent Night di kota Oberndorf-Austria. Sumber: www.salzburg.info
Setiap tahun, menjelang Natal dan di hari-hari seputar Natal, ribuan wisatawan dari seluruh dunia mengunjungi Silent Night Memorial Chapel dan Museum di dekatnya. Bahkan ada private tour dari kota Salzburg yang menawarkan paket wisata khusus bertajuk "Private Oberndorf Silent Night Christmas Tour".

Silent Night kini dinyanyikan di hampir setiap misa Natal di seluruh gereja di dunia. Seakan telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari tradisi Natal. Dari Bethlehem sampai Jakarta. Dan ikut dipopulerkan ratusan penyanyi ternama dari era berbeda. Sebut di antaranya, Jim Reeves, Mariah Carey, Michael Buble, dan sebagainya.


Silent night, holy night
All is calm, all is bright ...

Sumber: video Michael Buble / www.youtube.com

***

Jakarta, 26 Desember 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3

Catatan: 

Semua sumber foto sesuai keterangan di masing-masing foto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun