Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Messi, "The Real GOAT" from Rosario

21 Desember 2022   12:42 Diperbarui: 21 Desember 2022   17:24 1803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Messi mulai memenangkan hati warga Argentina usai membawa timnas negaranya melaju ke final Piala Dunia 2022. Sumber: Sebastian Lopez Brach / www.nytimes.com

Tendangan penalti Gonzalo Montiel menghunjam di sisi kanan gawang Hugo Lloris. Gol! Drama adu penalti pun berakhir dengan skor 4 - 2 untuk Argentina. Dan sekitar 40 ribu fans La Albiceleste yang memadati Lusail Iconic Stadium pun bersorak gembira. Tidak tertahankan lagi. Begitu pun jutaan pendukung Argentina di seluruh penjuru negeri. Larut dalam lautan suka cita! Argentina juara Piala Dunia 2022!

Gol Montiel itu tidak hanya memastikan kemenangan Argentina atas Prancis dalam final paling mendebarkan dalam sejarah Piala Dunia. Gol pemain Sevilla FC itu sekaligus bak mengangkat suatu beban sebesar gunung dari pundak Messi. Sang kapten timnas sepak bola Argentina.

La Pulga, julukan Messi, memang pemain yang sangat fenomenal. Puluhan trofi bergengsi telah diraihnya. Berdesakan dalam lemarinya. Namun, tanpa trofi Piala Dunia, semua pencapaian itu terasa hambar. Messi akan selamanya berada di bawah bayang-bayang Diego Armando Maradona. Sang legenda yang dipuja bak dewa di negeri Tango itu.

Mural Maradona dan Messi di sebuah jalan di Buenos Aires-Argentina. Sumber: Reuters /www.odt.co.nz
Mural Maradona dan Messi di sebuah jalan di Buenos Aires-Argentina. Sumber: Reuters /www.odt.co.nz
Setidaknya, begitulah persepsi yang bertebaran di Argentina sejak Messi melakukan debut bersama Timnas Argentina pada Agustus 2006 silam. Bahkan superstar yang mencetak sederet rekor di Piala Dunia 2022 itu, pernah dicibir di kampung halamannya sendiri.

Tidak jarang pula, setiap kegagalan Argentina di berbagai turnamen besar, sorotan utama hanya tertuju ke Messi seorang. Sekalipun masih ada 10 pemain lain yang berjuang bersamanya di atas lapangan hijau. Dan itulah beban yang selama ini menghimpit perasaan Lionel Andres Messi.

Sejatinya, hanya sedikit negara di dunia yang begitu terobsesi dengan sepak bola seperti Argentina. Dan cuma segelintir pemain sepak bola di dunia yang sangat berbakat layaknya Messi. Namun, relasi keduanya, yakni sang pesepak bola dan tanah airnya, pernah begitu rumit.

Kegilaan fans di Buenos Aires ketika Argentina dipastikan juara Piala Dunia pada Minggu, 18 Desember 2022 lalu. Sumber: Rodrigo ADB / AP/ www.lemonde.fr
Kegilaan fans di Buenos Aires ketika Argentina dipastikan juara Piala Dunia pada Minggu, 18 Desember 2022 lalu. Sumber: Rodrigo ADB / AP/ www.lemonde.fr

Messi memang dilahirkan di Rosario, Argentina. Sekitar 299 km dari Buenos Aires, ibu kota Argentina. Tetapi, sejak berusia 13 tahun, Messi sudah pindah ke Spanyol. Persisnya kala Si Kutu bergabung dengan FC Barcelona. Dan dari klub ini pula, Messi bak menumpuk trofi demi trofi bersama klub terkenal berjuluk Blaugrana itu. 

Sedikitnya 37 trofi berhasil diraihnya di level klub, baik bersama Barcelona maupun PSG. Suami Antonela Roccuzzo itu bahkan sukses menyabet tujuh Ballon d'Or, trofi paling prestisius yang menjadi impian semua pesepak bola profesional di dunia. Ditambah lagi enam European Golden Shoe, penghargaan bergengsi yang diberikan ke pencetak gol terbanyak dari semua liga di benua Eropa.

Lemari tropi Lionel Messi. Sumber: GOAL @goal / www.twitter.com
Lemari tropi Lionel Messi. Sumber: GOAL @goal / www.twitter.com
Namun demikian, sukses di level klub bersama Barca rupanya tidak menular ketika Messi bermain dalam balutan jersey biru-putih Argentina. Selama sekitar 15 tahun bersama Tim Tango, Messi tidak pernah memenangkan satu pun trofi dari berbagai turnamen besar. Messi baru berhasil mempersembahkan trofi Copa America pada tahun 2021 lalu. 

Sedangkan di berbagai turnamen besar lain, Messi hanya mampu mengantar timnas Argentina mencapai empat babak final, yakni di Piala Dunia 2014 dan di tiga edisi Copa America yang berlangsung pada tahun 2007 di Venezuela, 2015 di Chile dan 2016 di AS. Sedihnya, di semua final itu, Messi gagal mempersembahkan trofi. 

Messi dan trofi Copa America 2021. Sumber: Getty images / www.eurosport.com
Messi dan trofi Copa America 2021. Sumber: Getty images / www.eurosport.com

Kegagalan beruntun di tiga final terakhir itulah yang paling memukul Messi. Sang Messiah yang patah hati sampai-sampai mengumumkan pengunduran dirinya dari Timnas Argentina pasca Copa America 2016. Namun, Messi kemudian memutuskan kembali berjuang bersama skuad Argentina yang dicintainya.  

Bersama Timnas Argentina, Messi sebenarnya pernah merebut medali emas di Olimpiade Beijing 2008. Dan satu lagi trofi di Piala Dunia U-20 pada tahun 2005. Suatu prestasi hebat jika saja Messi bermain di negara lain. Tetapi, ini Argentina! Tolok ukur kesuksesan terlanjur dipatok sangat tinggi. 

Pada akhirnya, kesuksesan Messi di Copa America 2021 setidaknya mengurangi tekanan terhadap dirinya. Namun, itu belum cukup. Messi yang kerap dituding tidak bermain sepenuh hati untuk tanah airnya dibandingkan kala berlaga bersama klubnya, masih harus memenangkan satu trofi lagi. Itulah trofi Piala Dunia!

Messi mulai memenangkan hati warga Argentina usai membawa timnas negaranya melaju ke final Piala Dunia 2022. Sumber: Sebastian Lopez Brach / www.nytimes.com
Messi mulai memenangkan hati warga Argentina usai membawa timnas negaranya melaju ke final Piala Dunia 2022. Sumber: Sebastian Lopez Brach / www.nytimes.com
Piala Dunia begitu penting. Tidak hanya demi kejayaan Argentina. Tapi juga bagi dirinya sendiri. Untuk membuktikan bahwa dia sangat mencintai negerinya, Messi rela melakukan apapun demi memenangkan trofi Piala Dunia. Suatu komitmen yang memacunya untuk pantang menyerah!

Di Argentina yang sepak bola sudah seperti agama saja, mendiang Diego Maradona, yang memimpin Argentina ke Piala Dunia 1986 di Mexico, sangat dihormati. Bahkan ada sebuah gereja, yakni La Iglesia Maradoniana atau Gereja Maradona, yang didedikasikan khusus untuknya.

Gereja yang dibangun untuk mengenang Maradona di kota Rosario. Sumber: IG @igmaradoniana/ www.elsoldemexico.com
Gereja yang dibangun untuk mengenang Maradona di kota Rosario. Sumber: IG @igmaradoniana/ www.elsoldemexico.com
Gereja yang dibangun di Rosario itu sebetulnya hanya sebuah gereja parodi yang diciptakan fans Maradona. Tetapi, betapapun, gereja yang justru dibangun di kampung halaman Messi itu, seakan menegaskan siapa pesepak bola terbesar sepanjang masa di Argentina. Maradona, bukan Messi!

Bagi banyak supporter Argentina, Messi belum layak disejajarkan dengan Maradona yang sukses mengantar Argentina merebut Piala Dunia 1986. Piala Dunia kedua sepanjang sejarah negeri Evita Peron itu. Padahal Messi pernah begitu dekat dengan trofi yang sangat dirindukannya itu.

Bersama skuad Argentina yang bertabur bintang sepak bola, seperti Higuain, Mascherano, dll, Argentina berhasil mencapai final Piala Dunia 2014. Sayang sekali di tangga terakhir itu, Timnas Argentina harus mengakui ketangguhan Der Panzer Jerman di final yang digelar di stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brazil.

Messi dihibur Bastian Schweinsteiger usai kekalahan di final Piala Dunia 2014. Sumber: www.goal.com
Messi dihibur Bastian Schweinsteiger usai kekalahan di final Piala Dunia 2014. Sumber: www.goal.com
Akan tetapi, semua 'penderitaan' itu sudah menjadi lembaran sejarah. Pasca kemenangan dramatis Argentina atas Prancis di final Piala Dunia 2022, semua sekat yang seakan menyelubungi relasi antara Messi dan Argentina, lenyap sudah. Leo Messi kini dielu-elukan bak dewa. Persis seperti idolanya Maradona yang dulu pun begitu diagungkan.

Sesaat setelah Argentina dipastikan juara Piala Dunia 2022, selebrasi pemain dan pendukung Argentina tidak hanya berlangsung di stadion Lusail Iconic, Qatar. Tetapi, pada saat yang sama, dalam jarak lebih dari 13 ribu km, jutaan warga Argentina pun ikut merayakannya.

Di Buenos Aires, misalnya, jutaan warga ibu kota Argentina tumpah ruah di jalan-jalan utama di pusat kota. Dari Plaza de Mayo sampai Obelisco de Buenos Aires. Pendukung La Albiceleste juga memadati Avenida 9 de Julio. Jalan paling terkenal di Buenos Aires yang selalu menjadi rute parade kemenangan Tim Tango.

Lautan pendukung Timnas Argentina di sekitar Obelisco- Buenos Aires. Sumber: Gustavo Garello /AP Photo/www.sandiegouniontribune.com
Lautan pendukung Timnas Argentina di sekitar Obelisco- Buenos Aires. Sumber: Gustavo Garello /AP Photo/www.sandiegouniontribune.com
Argentina memang wajib menyambut pulang Messi, pahlawan dari lapangan hijau yang telah lama nyaris diabaikannya. Padahal, Messi tidak berutang apapun pada negaranya. Messi telah banyak membawa nama harum Argentina di pentas sepak bola dunia. Dan boleh jadi benar apa yang dikatakan Julian Alvarez, bintang muda Manchester City.

Dikutip dari situs ESPN, penyerang berbakat yang bersinar di Piala Dunia itu mengatakan, "Football owes Messi a World Cup". (Sepak bola berutang Piala Dunia kepada Messi). Dengan segala prestasinya selama ini, Leo Messi memang sangat pantas mendapatkannya. Sebuah pesan yang juga pernah disuarakan Jorge Sampaoli, mantan pelatih Argentina.

Di luar hubungan yang tidak mulus dengan pendukungnya di Argentina, ada perdebatan menarik lain yang selalu didengungkan semua pecinta sepak bola. Apa lagi kalau bukan siapa yang paling pantas disebut "The Real GOAT". Tetapi, case closed! Setelah merebut Piala Dunia 2022, Messi kini dianggap yang paling layak menyandang status GOAT (Greatest of All Time).

Messi, The Real GOAT, yang juga dipuja semua anggota Timnas Argentina. Sumber: Martin Meissner / Associated Press
Messi, The Real GOAT, yang juga dipuja semua anggota Timnas Argentina. Sumber: Martin Meissner / Associated Press
Deretan pesepak bola top hingga mantan legenda lapangan hijau bak berebutan memuji Messi atas penampilan hebatnya di Piala Dunia Qatar 2022. Dari Virgil van Dijk, Gary Lineker, Ronaldo hingga Pele, legenda hidup sepak bola dari Brazil. Tidak ketinggalan mantan Presiden AS Barack Obama yang ikut menyanjungnya.

Tulis Obama di twitter-nya, "Congrats to Argentina and to the GOAT, Lionel Messi, for an amazing World Cup victory." Dan warga dunia pun seakan ikut berbahagia bersama Messi. Setidaknya lewat akun Instagram resmi @Leo Messi.

Salah satu unggahannya di Instagram telah disukai lebih dari 67 juta orang. Fantastis! Jumlah 'likes' atas foto-foto selebrasi Messi dkk usai juara itu jauh melampaui jumlah likes dari foto Ronaldo dan Messi bermain catur yang pernah diunggah megabintang asal Portugal itu.   

Unggahan Messi yang telah disukai lebih dari 67 juta orang per 21 Des 2022. Sumber: tangkapan layar IG @leomessi
Unggahan Messi yang telah disukai lebih dari 67 juta orang per 21 Des 2022. Sumber: tangkapan layar IG @leomessi
Setelah mempersembahkan Piala Dunia bagi tanah airnya, Messi mungkin masih tetap menikmati lagu "Don't Cry for me, Argentina", yang dinyanyikan Madonna dalam film "Evita". Tetapi, tentu saja, dengan perasaan berbeda.

Don't cry for me, Argentina
The truth is, I never left you

Jangan menangis untukku, Argentina!
Sejatinya, aku tidak pernah meninggalkanmu...

Messi memang tidak pernah meninggalkan Argentina. Negara asalnya itu yang justru pernah melupakannya. Seperti yang ditulis Sporting News, Argentina disebut sebagai negara terakhir yang mencintai Messi- The Last Country to love Messi! Tidak salah, ketika seluruh dunia telah lama mencintai Messi, Argentina baru menyadarinya.

Parade kemenangan di Buenos Aires, Argentina. Sumber: Tomas Cuesta/AFP/Getty/www.theguardian.com
Parade kemenangan di Buenos Aires, Argentina. Sumber: Tomas Cuesta/AFP/Getty/www.theguardian.com
Well, better late than never! 

Kini seluruh Argentina ikut menyambut pulangnya sang pahlawan. Di Buenos Aires saja, sekitar empat juta fans menyambut Messi dan Tim Tango dalam suatu parade kemenangan. Sang penyihir dari lapangan hijau itu membuat semua warga Argentina larut dalam kebahagiaan. Dan sejenak melupakan himpitan krisis ekonomi yang sedang melanda negara di Amerika Selatan itu.

Gracias, Messi!

***

Kelapa Gading, 21 Desember 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3

Catatan: Semua sumber foto yang digunakan sesuai keterangan di masing-masing foto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun