Kegagalan beruntun di tiga final terakhir itulah yang paling memukul Messi. Sang Messiah yang patah hati sampai-sampai mengumumkan pengunduran dirinya dari Timnas Argentina pasca Copa America 2016. Namun, Messi kemudian memutuskan kembali berjuang bersama skuad Argentina yang dicintainya. Â
Bersama Timnas Argentina, Messi sebenarnya pernah merebut medali emas di Olimpiade Beijing 2008. Dan satu lagi trofi di Piala Dunia U-20 pada tahun 2005. Suatu prestasi hebat jika saja Messi bermain di negara lain. Tetapi, ini Argentina! Tolok ukur kesuksesan terlanjur dipatok sangat tinggi.Â
Pada akhirnya, kesuksesan Messi di Copa America 2021 setidaknya mengurangi tekanan terhadap dirinya. Namun, itu belum cukup. Messi yang kerap dituding tidak bermain sepenuh hati untuk tanah airnya dibandingkan kala berlaga bersama klubnya, masih harus memenangkan satu trofi lagi. Itulah trofi Piala Dunia!
Di Argentina yang sepak bola sudah seperti agama saja, mendiang Diego Maradona, yang memimpin Argentina ke Piala Dunia 1986 di Mexico, sangat dihormati. Bahkan ada sebuah gereja, yakni La Iglesia Maradoniana atau Gereja Maradona, yang didedikasikan khusus untuknya.
Bagi banyak supporter Argentina, Messi belum layak disejajarkan dengan Maradona yang sukses mengantar Argentina merebut Piala Dunia 1986. Piala Dunia kedua sepanjang sejarah negeri Evita Peron itu. Padahal Messi pernah begitu dekat dengan trofi yang sangat dirindukannya itu.
Bersama skuad Argentina yang bertabur bintang sepak bola, seperti Higuain, Mascherano, dll, Argentina berhasil mencapai final Piala Dunia 2014. Sayang sekali di tangga terakhir itu, Timnas Argentina harus mengakui ketangguhan Der Panzer Jerman di final yang digelar di stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brazil.
Sesaat setelah Argentina dipastikan juara Piala Dunia 2022, selebrasi pemain dan pendukung Argentina tidak hanya berlangsung di stadion Lusail Iconic, Qatar. Tetapi, pada saat yang sama, dalam jarak lebih dari 13 ribu km, jutaan warga Argentina pun ikut merayakannya.