Kiprah Singa Atlas di Piala Dunia 2022 akhirnya terhenti. Namun, Timnas sepak bola Maroko telah mengukir sejarah besar selama perhelatan Piala Dunia di Qatar. Dari skuad yang awalnya tidak begitu diperhitungkan, Maroko sukses melibas lawan-lawan tangguh hingga mencapai semifinal. Dan Maroko pun tercatat sebagai tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia. Fantastis!
Timnas sepak bola Maroko memang fenomenal. Meskipun gagal melaju hingga ke final, tetapi Achraf Hakimi dan kawan-kawan sejatinya telah berhasil merebut hati jutaan pecinta sepak bola di seluruh dunia. Alhasil, pencapaian hebat ini pun ikut mengangkat tinggi nama negara di belahan barat Afrika Utara itu ke pentas global.
Nama Maroko pun makin sering disebut-sebut banyak media ternama di dunia. Bukan hanya tentang perjalanan heroik timnas sepak bola negara itu di Qatar. Tetapi, segala hal yang berkaitan dengan Maroko pun ikut diulas habis. Mulai soal diaspora Maroko sampai ke berbagai destinasi wisata populer di Negeri Maghribi itu.
Kerajaan Maroko adalah salah satu dari hanya tiga negara yang memiliki garis pantai di Samudra Atlantik dan Laut Mediterania. Dua lainnya adalah Spanyol dan Prancis.Â
Namun, sebagian besar wilayah negara berpenduduk 36.7 juta itu justru bergunung-gunung. Pegunungan Atlas, yang sangat terkenal itu, membentang dari utara tengah ke barat daya.
Secara geografis, negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam itu, berbatasan dengan Aljazair di sebelah timur dan tenggara. Dan hanya terpisah oleh Selat Gibraltar dari Spanyol. Pun tidak jauh dari Portugal yang berada di sisi barat Spanyol. Dua negara di semenanjung Iberia yang sama-sama disingkirkannya di Piala Dunia 2022.
Kini Maroko dipastikan tidak mau kehilangan momentum. Negara asal leluhur Hakim Ziyech itu dikenal memiliki keanekaragaman destinasi wisata yang menakjubkan. Baik aset wisata alamnya, seperti kawasan pegunungan Atlas dan gurun Sahara yang memesona. Maupun deretan kota-kota tua yang sangat bersejarah, misalnya Fes dan Marrakesh.Â
Jika sebelum pandemi, atau persisnya di tahun 2019, Maroko sukses menggaet lebih dari 13 juta wisatawan. Dan di tahun 2022 yang meskipun belum sepenuhnya pulih dari pandemi, tetapi diprediksi mencapai 8 juta. Maka tahun 2023 dan tahun-tahun selanjutnya, jumlah kunjungan wisatawan diyakini akan terus meningkat secara signifikan.
Beberapa kota di Maroko sebetulnya sudah sangat terkenal. Sebut di antaranya, Casablanca, Rabat, Tangier, Fes, Marrakesh, dan Chefchaouen. Deretan kota yang kerap bertengger di Bucket List wisatawan dunia. Sementara itu, nama Casablanca sudah pasti sangat familiar bagi warga ibu kota Jakarta.
Indonesia dan Maroko memang telah lama menjalin tali persahabatan. Bahkan sejak abad ke-14, seorang penjelajah ternama asal Maroko, yakni Ibn Batuta, sudah pernah mengunjungi Kesultanan Samudra Pasai (kini wilayah Aceh) pada tahun 1345. Boleh jadi Ibn Batuta adalah 'wisatawan' Maroko yang pertama kali ke wilayah Indonesia.Â
Selanjutnya di era modern, Indonesia-Maroko baru membuka hubungan diplomatik pada tahun 1960. Tidak hanya itu, Jakarta dan Casablanca pun ikut merajut relasi dalam sebuah perjanjian kota kembar pada tanggal 21 September 1990. Sebuah jalan di kawasan Kuningan Jakarta Selatan pun diberi nama Jalan Casablanca.
Sementara itu, sebuah jalan lain di kota Rabat, ibu kota Maroko, pun dinamakan Jalan Soekarno. Penamaan ini sekaligus memperingati kunjungan Soekarno ke Maroko pada tahun 1960. Ternyata Indonesia-Maroko memang telah lama bersahabat. Jadi wajar saja, jika saya pun ikut mendukung skuad Singa Atlas di Piala Dunia 2022. :)
Kota Casablanca sendiri memang sangat terkenal. Kota yang dihiasi banyak bangunan era kolonialisme Prancis itu adalah kota terbesar dan pusat ekonomi di Maroko. Kota ini juga merupakan pintu gerbang utama ke Maroko melalui udara, yakni via Mohammed V International Airport yang merupakan bandara terbesar di negeri itu.
Namun, perjalanan ke Maroko pun bisa dicapai lewat jalan darat. Misalnya, melalui penyeberangan singkat dengan feri dari Spanyol. Sedikitnya tersedia 12 kali jadwal feri yang menghubungkan Port of Tangier Ville di Maroko dan Port of Tarifa di Spanyol. Dan masih ada feri lain dari Algeciras ke Tangier.
Sebagai kota terbesar di Maroko, kota Casablanca sendiri menyimpan cukup banyak objek wisata menarik. Di antaranya, Old Medina, Quartier Habous, Royal Palace of Casablanca, Hassan II Mosque dan sebagainya. Tentu saja yang paling terkenal adalah Masjid Hassan II yang dibangun pada tahun 1993 itu.Â
Masjid terbesar di benua Afrika itu memang menakjubkan. Berdiri di tepi Samudra Atlantik, masjid yang dirancang Michel Pinseau, arsitek asal Prancis, memiliki arsitektur yang sangat indah.Â
Pembangunan masjid ini bahkan diawasi langsung Raja Hassan II. Selain menghabiskan biaya antara 400-700 juta dolar, sang raja juga mengerahkan sekitar 12,000 pekerja dari seluruh negeri untuk membangun masjid monumental ini.
Meskipun Casablanca sangat populer, tetapi kota ini bukanlah destinasi wisata nomor satu di Maroko. Begitu pula, kota Rabat yang berjarak sekitar 86 km di utara Casablanca.
Ibu kota negara itu bahkan masih tertinggal dibandingkan kota-kota bersejarah lainnya. Akan tetapi, jangan buru-buru melewatinya. Sebagai ibu kota negara, Rabat masih memiliki daya tarik tersendiri.
Selain Hassan Tower, Mausoleum of Mohammed V, Royal Palace atau Dar al-Makhsen, Rabat juga mengandalkan Kasbah of the Udayas, sebuah benteng kuno dari abad ke-12 yang telah berstatus UNESCO World Heritage Site. Dan jangan lupa, di kota ini pula terdapat Jalan Soekarno.
Maroko memang unik. Kota-kota bersejarahnya bak bersaing satu dengan yang lain. Apalagi di antara empat kota yang pernah menjadi ibu kota kekaisaran, yakni Rabat, Marrakesh, Fez dan Meknes. Keempat kota yang masih menyandang status mentereng sebagai "The Imperial Cities of Morocco".
Dari keempat kota bersejarah itu, Marrakesh berdiri di baris terdepan. Inilah destinasi wisata paling populer di Maroko. Kota keempat terbesar di Maroko itu bahkan termasuk salah satu dari "The 10 Best Cities in Africa and the Middle East"Â versi Travel+Leisure, sebuah majalah perjalanan wisata terkemuka di dunia.
Marrakesh memang sangat ikonik. Kota tua, yang didirikan oleh Emir Abu Bakr ibn Umar pada tahun 1070 itu, memiliki banyak objek wisata kelas satu yang selalu ramai dikunjungi wisatawan. Jami' al-Kutubiyah atau Masjid Koutoubia, misalnya, memiliki minaret indah yang ikut menginspirasi konstruksi minaret lain di dunia.
Minaret masjid itu dibangun oleh Abd al-Mum'min. Kabarnya minaret ini ikut menginspirasi pembangunan Menara Hassan di Rabat dan Menara Giralda dari Katedral Sevilla di Spanyol. Minaret setinggi 77 meter, yang kini telah menjadi ikon kota Marrakesh, telah berdiri sejak tahun 1195.
Tidak hanya itu, kota berjuluk Kota Merah itu juga memiliki Jemaa El-Fnaa. Inilah alun-alun yang sangat terkenal di Maroko dan bahkan di seluruh Afrika. Alun-alun yang merupakan pasar terbuka di kawasan Medina (kota tua) itu pun telah terdaftar di UNESCO World Heritage Site sejak tahun 1985 itu.
Konon jika Anda ingin lebih memahami kota tua ini, maka mulailah dari Jemaa El-Fnaa. Alun-alun nan luas ini memang penuh warna. Segala macam jenis barang diperdagangkan di sini.Â
Pun berbagai atraksi jalanan ikut bersaing merebut perhatian pengunjung. Namun, hati-hati, di balik keramaian itu, ada tangan-tangan terampil yang siap memindahkan dompetmu kala lengah.
Industri pariwisata memang termasuk salah satu industri utama di Maroko. Dikutip dari statista.com, sektor jasa ini menyumbang sekitar 9 milyar dolar ke GDP Maroko pada tahun 2021. Jadi tidak heran, selain kota-kota di atas, Maroko juga terus menggenjot kunjungan wisatawan ke kota-kota ternama lainnya.
Di antaranya, Fes, Chefchaouen, Essaouira, Tangier dan lain-lain. Fes, contohnya, adalah kota tertua di Maroko yang menyimpan banyak sekali peninggalan bersejarah. Lalu ada pula Chefchaouen, Kota Biru yang tidak kalah kondang di kalangan wisatawan dunia. Apalagi bagi pemburu spot foto yang instagrammable.
Singa Atlas memang tidak berhasil ke final. Namun, kiprahnya selama Piala Dunia di Qatar telah meninggalkan cerita indah bak dongeng yang sulit dilupakan. Sebuah perjuangan inspiratif yang tidak hanya menggugah jutaan warga keturunan Maroko di seluruh dunia untuk kembali berkunjung ke Maroko. Tetapi, juga menggoda wisatawan dunia lainnya untuk datang dan menjelajah negeri indah itu.
***
Kelapa Gading, 15 Desember 2022
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Semua foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi, kecuali peta Maroko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H