Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Legiun Asing" di Singa Atlas

7 Desember 2022   17:55 Diperbarui: 8 Desember 2022   04:43 2389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Royal Air Maroc siap menambah armada untuk mengangkut fans Timnas Maroko ke Qatar. Sumber: Vincenzo Pace / www.simpleflying.com

Pendukung Timnas sepak bola Maroko tengah dilanda euforia. Keberhasilan Singa Atlas mengatasi La Furia Roja di babak 16 besar memang pantas disambut meriah di negara di Afrika Utara itu. Skuad asuhan pelatih Walid Regragui telah mencatat sejarah. Inilah pertama kali Maroko menapak hingga ke perempat final Piala Dunia. Super sekali!

Penduduk di Negeri Maghribi itu pantas berpesta. Sekalipun jalan ke babak berikutnya dipastikan bakal kian terjal. Setelah sukses menaklukkan Spanyol, negeri jiran di utara yang hanya dipisahkan Selat Gibraltar. Kini Singa Atlas tentu saja harus berusaha mengalahkan Portugal, tetangga lainnya dari Semenanjung Iberia. 

Namun untuk saat ini, pencapaian hebat ini tetap layak dirayakan. Tidak mudah untuk sampai ke World Cup Quarter Final. Beberapa timnas yang awalnya begitu diunggulkan saja telah mengepak koper lebih awal. Sebutlah, Belgia dan Jerman.

Jadi bisa dimengerti kala bendera merah dan hijau Maroko dikibarkan di seluruh Maroko. Dari Casablanca, Rabat hingga Tangier. Semuanya ikut bersuka cita. Royal Air Maroc, maskapai nasional di negeri itu, bahkan sudah bersiap menambah jadwal penerbangan dari Casablanca ke Doha. Fan Maroko diperkirakan akan membanjiri Doha dalam beberapa hari ke depan.

Royal Air Maroc siap menambah armada untuk mengangkut fans Timnas Maroko ke Qatar. Sumber: Vincenzo Pace / www.simpleflying.com
Royal Air Maroc siap menambah armada untuk mengangkut fans Timnas Maroko ke Qatar. Sumber: Vincenzo Pace / www.simpleflying.com
Namun demikian, di balik kesuksesan Singa Atlas, ada yang menarik dicermati. Dari 26 pemain profesional yang diboyong ke FIFA World Cup 2022, 14 pemain di antaranya ternyata pemain diaspora Maroko. Alias pemain keturunan Maroko yang menetap di negara lain. "Legiun asing" yang berasal dari berbagai negara Eropa itulah yang kini menjadi tulang punggung Timnas Maroko.

Achraf Hakimi, misalnya, lahir di Madrid, Spanyol. Lalu ada Sofiane Boufal yang tumbuh besar di kota Paris, Prancis. Dan pemain brilian lainnya, yakni Hakim Ziyech dilahirkan di Dronten, Belanda. Bahkan Walid Regragui, pelatih Timnas Maroko, yang pernah menjadi defender Timnas Maroko, pun kelahiran Prancis.

Pelatih Timnas Maroko yang sukses mengantar Maroko ke perempat final. Sumber: Patrick T.Fallon/AFP/www.dw.com
Pelatih Timnas Maroko yang sukses mengantar Maroko ke perempat final. Sumber: Patrick T.Fallon/AFP/www.dw.com
Dengan talenta yang dimiliki, tentu saja banyak di antaranya memiliki peluang berkostum timnas di negara kelahirannya. Tetapi, hidup itu memang soal pilihan. Kebanggaan akan negeri leluhurnya telah tertanam begitu kuat di hati mereka. Tidak mengejutkan pemain keturunan Maroko sekaliber Hakimi dan Ziyech pun ikut terpanggil membela Maroko.

Imigran asal Maroko memang termasuk yang terbesar di Eropa. Setidaknya sekitar 5 juta imigran Maroko kini menetap di berbagai negara Eropa Barat. Tersebar di Spanyol, Italia, Belanda, Belgia, Jerman dan Prancis. Paling banyak tentu saja di Negeri Anggur Prancis. Negara yang cukup lama mendudukinya.

Dua pemain top keturunan Maroko yang akhirnya memilih berkostum Timnas Maroko. Sumber: Hanna McKay / www.reuters.com
Dua pemain top keturunan Maroko yang akhirnya memilih berkostum Timnas Maroko. Sumber: Hanna McKay / www.reuters.com

Yang paling menarik dari diaspora Maroko adalah kebanggaan atas budaya leluhurnya yang tak pernah pudar. Sekalipun sudah puluhan tahun bermukim di negara lain. Anak-anak mereka pun dibesarkan dalam budaya Maroko yang kental. Seakan 'membangun' rumah tangga Maroko di luar Maroko.

Boleh jadi apa yang dikatakan Sofyan Amrabat, pemain Timnas Maroko lain yang juga kelahiran Belanda seperti Ziyech, dapat mewakili perasaan pemain-pemain Maroko kelahiran Eropa.

“My parents are Moroccan and my grandparents are Moroccan. Every time I go there I can't describe the feeling inside me in words, it's my home. The Netherlands is also my home, but Morocco is special.” 

"Orang tua saya orang Maroko dan kakek nenek saya orang Maroko. Setiap kali saya pergi ke sana, saya tidak bisa menggambarkan perasaan di dalam diri saya dengan kata-kata. Itu adalah rumah saya. Belanda juga rumah saya, tetapi Maroko istimewa.” kata pemain yang kabarnya sedang diincar Liverpool itu. 

Sofyan Amrabat, bintang lapangan tengah Timnas Maroko. Sumber: www.football365.com
Sofyan Amrabat, bintang lapangan tengah Timnas Maroko. Sumber: www.football365.com

Bagi banyak warga keturunan Maroko, nasionalisme memang tidak diukur dari tempat kelahiran semata. Pendukung Timnas Maroko seperti Fatima-Ezzahra Hayad pun bersikap sangat terbuka."As long as you have a blood link to Morocco, you are Moroccan!," ujarnya seperti dikutip situs Middle-East Eye

Sejatinya bukan hanya Maroko, Timnas negara lain pun bertabur bintang lapangan hijau yang lahir di negara lain. Seperti Tunisia, Senegal, Kamerun, Swiss, dan lain-lain. Bahkan di Piala Dunia 2022 kali ini diperkirakan terdapat lebih dari 130 pemain sepak bola yang mewakili Timnas di luar negara kelahirannya.

Persentase pemain diaspora di berbagai negara. Sumber: Graphic- Amanda Shendruk / fbref.com /www.qz.com
Persentase pemain diaspora di berbagai negara. Sumber: Graphic- Amanda Shendruk / fbref.com /www.qz.com

Jika Hakim Ziyech dan Achraf Hakimi memilih negara asal orang tuanya, maka sebagian pemain profesional tetap mengikuti negara baru orang tuanya. Negara tempat mereka mulai membangun karir dan menjalani hidup. Satu di antaranya adalah Buyako Saka. Pemain keturunan Nigeria, yang kini bermain di Arsenal, pun telah berkostum The Three Lions di Piala Dunia 2022.

Buyako Saka, pemain Inggris keturunan Nigeria, yang kini bersinar di Piala Dunia. Sumber: Getty images / www.goal.com
Buyako Saka, pemain Inggris keturunan Nigeria, yang kini bersinar di Piala Dunia. Sumber: Getty images / www.goal.com
Dan jika mundur ke belakang, beberapa pemain papan atas bahkan berkostum Timnas negara barunya. Contohnya, Diego Costa dan Deco. Dua pemain kelahiran Brazil itu bermain di negara baru mereka. Bukan karena faktor orang tuanya. Costa, mantan striker Atletico Madrid dan Chelsea, memutuskan bermain di Timnas Spanyol di Piala Dunia 2014 dan 2018.

Sedangkan Deco, yang pernah lama merumput di Barcelona, memilih bermain dalam balutan kostum Timnas Portugal. Begitu pula Patrick Vieira yang kini menukangi Crystal Palace. Meskipun dilahirkan di Dakar, Senegal, Vieira tercatat membela Timnas Prancis dari tahun 1997 sampai 2009. 

Timnas Maroko yang dihuni banyak pemain diaspora Maroko. Sumber: www.qna.org.qa
Timnas Maroko yang dihuni banyak pemain diaspora Maroko. Sumber: www.qna.org.qa
Sebagai badan pengatur sepak bola global, FIFA memang mengijinkan proses naturalisasi pemain. Tentu saja ada kriterianya. Misalnya, pemain yang hendak dinaturalisasi memiliki "hubungan asli" dengan timnas yang ingin dibelanya. Bisa berdasarkan tempat lahir, tempat tinggal, atau pun tempat lahir salah satu kakek nenek mereka.

Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia 2022 bersama mayoritas pemain diaspora boleh jadi bakal menginspirasi banyak negara Afrika dan Asia lain untuk mengikutinya. Sebut misalnya, Aljazair, Mesir, Indonesia dan lain-lain. Masih ingat bukan dengan Zinedine Zidane?  Mungkin Prancis sulit juara Eropa tanpa pemain keturunan Aljazair itu. :)

Semoga suka cita seperti ini terus berlanjut di Doha. Sumber: Showkat Shafi / www.aljazeera.com
Semoga suka cita seperti ini terus berlanjut di Doha. Sumber: Showkat Shafi / www.aljazeera.com

Ah, lupakan andai-andai semacam itu. Saat ini, ayo dukung Timnas Maroko menggapai mimpi-mimpi yang jauh lebih sensasional. "Africa and the Middle East united behind Morocco!". Kabarnya, Afrika dan Timur Tengah bersatu di belakang Timnas Maroko. Bagaimana denganmu?  

***

Kelapa Gading, 7 Desember 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3

Catatan: Semua sumber foto yang digunakan sesuai keterangan di masing-masing foto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun