Pendukung Timnas sepak bola Maroko tengah dilanda euforia. Keberhasilan Singa Atlas mengatasi La Furia Roja di babak 16 besar memang pantas disambut meriah di negara di Afrika Utara itu. Skuad asuhan pelatih Walid Regragui telah mencatat sejarah. Inilah pertama kali Maroko menapak hingga ke perempat final Piala Dunia. Super sekali!
Penduduk di Negeri Maghribi itu pantas berpesta. Sekalipun jalan ke babak berikutnya dipastikan bakal kian terjal. Setelah sukses menaklukkan Spanyol, negeri jiran di utara yang hanya dipisahkan Selat Gibraltar. Kini Singa Atlas tentu saja harus berusaha mengalahkan Portugal, tetangga lainnya dari Semenanjung Iberia.Â
Namun untuk saat ini, pencapaian hebat ini tetap layak dirayakan. Tidak mudah untuk sampai ke World Cup Quarter Final. Beberapa timnas yang awalnya begitu diunggulkan saja telah mengepak koper lebih awal. Sebutlah, Belgia dan Jerman.
Jadi bisa dimengerti kala bendera merah dan hijau Maroko dikibarkan di seluruh Maroko. Dari Casablanca, Rabat hingga Tangier. Semuanya ikut bersuka cita. Royal Air Maroc, maskapai nasional di negeri itu, bahkan sudah bersiap menambah jadwal penerbangan dari Casablanca ke Doha. Fan Maroko diperkirakan akan membanjiri Doha dalam beberapa hari ke depan.
diaspora Maroko. Alias pemain keturunan Maroko yang menetap di negara lain. "Legiun asing" yang berasal dari berbagai negara Eropa itulah yang kini menjadi tulang punggung Timnas Maroko.
Namun demikian, di balik kesuksesan Singa Atlas, ada yang menarik dicermati. Dari 26 pemain profesional yang diboyong ke FIFA World Cup 2022, 14 pemain di antaranya ternyata pemain
Achraf Hakimi, misalnya, lahir di Madrid, Spanyol. Lalu ada Sofiane Boufal yang tumbuh besar di kota Paris, Prancis. Dan pemain brilian lainnya, yakni Hakim Ziyech dilahirkan di Dronten, Belanda. Bahkan Walid Regragui, pelatih Timnas Maroko, yang pernah menjadi defender Timnas Maroko, pun kelahiran Prancis.
Dengan talenta yang dimiliki, tentu saja banyak di antaranya memiliki peluang berkostum timnas di negara kelahirannya. Tetapi, hidup itu memang soal pilihan. Kebanggaan akan negeri leluhurnya telah tertanam begitu kuat di hati mereka. Tidak mengejutkan pemain keturunan Maroko sekaliber Hakimi dan Ziyech pun ikut terpanggil membela Maroko.
Imigran asal Maroko memang termasuk yang terbesar di Eropa. Setidaknya sekitar 5 juta imigran Maroko kini menetap di berbagai negara Eropa Barat. Tersebar di Spanyol, Italia, Belanda, Belgia, Jerman dan Prancis. Paling banyak tentu saja di Negeri Anggur Prancis. Negara yang cukup lama mendudukinya.
Yang paling menarik dari diaspora Maroko adalah kebanggaan atas budaya leluhurnya yang tak pernah pudar. Sekalipun sudah puluhan tahun bermukim di negara lain. Anak-anak mereka pun dibesarkan dalam budaya Maroko yang kental. Seakan 'membangun' rumah tangga Maroko di luar Maroko.