Jerman masih terbenam di dasar klasemen grup E di Piala Dunia 2022. Bahkan Timnas berjuluk Nationalelf ini nyaris mengepak koper lebih awal andai saja kalah dari Spanyol. Sementara itu, Timnas Belgia yang dijuluki Setan Merah bahkan tersungkur di kaki Singa Atlas Maroko. Alhasil fan dari kedua negara pecinta bir itu pun harus tertunduk lesu. Apalagi tanpa bir yang sudah dilarang masuk ke dalam stadion di Qatar.
Bir dan sepak bola sudah lama seiring sejalan di hampir setiap pagelaran Piala Dunia sepak bola. Tetapi, relasi indah itu kini harus terhenti sejenak di FIFA World Cup Qatar 2022. Pasalnya, sebagai tuan rumah, Qatar telah melarang peredaran minuman beralkohol di semua stadion sepak bola di Piala Dunia 2022.
Budweiser sebetulnya telah bersiap mengucurkan birnya selama perhelatan Piala Dunia 2022. Bir-bir Budweiser bahkan telah dikapalkan ke negara di semenanjung kecil di Jazirah Arab itu jauh sebelumnya.
Akan tetapi, Qatar baru memutuskan pelarangan itu hanya dua hari sebelum turnamen akbar ini dimulai.
Padahal FIFA dan Qatar sebelumnya sudah menyetujui penjualan bir selama Piala Dunia 2022. Budweiser, yang kini dimiliki Anheuser-Busch InBev SA/NV (AB InBev), sebuah perusahaan minuman raksasa yang bermarkas di Leuven-Belgia, pun sudah menyetor 75 juta dolar ke FIFA untuk menjadi salah satu sponsor utama di Piala Dunia 2022.Â
Namun, larangan itu telah diberlakukan. FIFA pun terpaksa menerima keputusan itu. Budweiser sendiri masih diijinkan menjual produknya di area stadion, tapi hanya jenis Budweiser Zero yang tanpa alkohol.
Sedangkan bir Budweiser lain yang rerata mengandung sekitar 5% alkohol hanya boleh dikonsumsi di lokasi tertentu. Misalnya, di FIFA Fan Festival dan tempat berlisensi lainnya.
Sebagai sebuah negara Islam, Qatar memang mengontrol ketat peredaran minuman beralkohol. Bir tentu saja masih bisa dibeli di berbagai tempat berlisensi di Qatar. Tetapi, jelas dilarang mengonsumsinya di area publik. Budweiser pada akhirnya bisa memakluminya. Dan konon semua bir yang tidak terjual bakal dihadiahkan ke negara pemenang Piala Dunia 2022.
Bir telah lama ikut menghiasi berbagai momen indah di pentas sepak bola dunia. Baik di kalangan penonton yang bersuka cita atas setiap kemenangan tim kesayangannya dengan bir di tangan. Maupun tim sepak bola tertentu yang merayakannya setelah memenangkan sebuah kompetisi panjang. Ingat saja tradisi FC Bayern Munchen setiap kali sukses menjuarai Bundesliga. Selebrasi dengan kucuran bir!
Konon romansa bir dan sepak bola itu sendiri diawali di dua negara pecinta bir, yakni Jerman dan Inggris. Jerman ikut membuat bir Jerman mendunia setelah kemenangan bersejarah di Final Piala Dunia 1954 di Bern, Swiss. Pemain dan fan Jerman pun merayakan pesta kemenangan itu dengan bir.Â
Namun, yang membuat tradisi minum bir di setiap pertandingan sepak bola kian populer berawal dari kota Liverpool pada tahun 1860-an.
Suatu era ketika sepak bola lebih banyak dimainkan di masyarakat kelas pekerja di kota pelabuhan itu. Dan satu nama yang selalu dikaitkan dengan bir dan sepak bola tidak lain adalah John Houlding.
Sebagai pebisnis dan pembuat bir di Liverpool, Houlding yang pernah menjadi Wali kota Liverpool memang tidak terpisahkan dari sejarah dua klub sepak bola di kota itu. Dialah yang membangun stadion Anfield pada tahun 1884. Stadion itu awalnya digunakan Everton Football Club (1884-1891) sebelum pindah ke Goodison Park.Â
John Houlding pun lalu mencari sebuah klub pengganti untuk menggunakan stadionnya yang ditinggal kosong. Klub sepak bola baru yang ikut didirikannya itu kemudian menempati stadion Anfield itu. Anda pasti tahu nama klub sepak bola itu. Itulah Liverpool FC yang berdiri sejak tahun 1892. Lalu apa hubungannya dengan bir?
Sebagai pembuat bir, Houlding tidak menyia-nyiakan peluang menjual birnya untuk penggemar sepak bola. Dia bahkan mengubah tempat pembuatan birnya menjadi rumah bir raksasa terbuka. Bir memang menjadi salah satu sumber keuntungan utama. Dan sejak itulah bir dan sepak bola pun makin sulit dipisahkan di Inggris.
Meskipun demikian, tentu saja ada faktor lain yang membuat hubungan bir dan sepak bola makin mesra di tahun-tahun berikutnya. Pabrik bir raksasa di Eropa mulai melirik sepak bola sebagai pentas ideal untuk membangun branding dan sekaligus mendongkrak penjualan birnya.
Di benua biru Eropa, misalnya, nama besar Heineken identik dengan setiap perhelatan sepak bola di bawah bendera UEFA (the Union of European Football Association). Baik di Kejuaraan Eropa (Euro Cup) maupun di Piala Champions. Pabrik bir asal Belanda itu telah menjadi salah satu sponsor utama sejak tahun 2005.
Tidak hanya itu, perusahaan bir juga ikut mendukung kompetisi di liga sepak bola di berbagai negara Eropa. Mulai dari Liga Premier Inggris, La Liga Spanyol sampai Bundesliga Jerman. Pada musim 2022/2023, contohnya, Liga Premier Inggris telah mengikat kontrak dengan Budweiser sebagai "Official Beer Sponsor".
Sebelum didominasi sponsor dari berbagai perusahaan judi seperti sekarang, banyak klub sepak bola di Liga Premier pernah disponsori perusahaan bir ternama. Liverpool FC, salah satu klub tersukses di daratan Inggris, tercatat pernah disponsori Carlsberg, perusahaan bir asal Denmark, antara tahun 1992-2010.
Rival sekota The Reds Liverpool, yakni Everton FC, pun pernah menjalin kerjasama yang panjang dengan Chang, pembuat bir asal Thailand antara tahun 2004-2017. Logo Chang di jersey Everton dan merek Carlsberg di kaos Liverpool tentu sulit dilupakan pendukung kedua klub asal Merseyside- Inggris itu.
Klub-klub Inggris dan Skotlandia lain juga pernah menikmati kucuran dana besar dari perusahaan bir lainnya. Di antaranya, Newcastle United FC dengan Newcastle Brown Ale. Lalu  duo klub asal Glasgow, yaitu Rangers dan Celtic, mendapat sponsor dari Carling Brewery. Begitupun di liga lainnya, seperti S.S.C. Napoli dengan Peroni Brewery dan lain-lain.
Sebagai negara pembuat bir ternama di dunia, Bundesliga-Jerman pun tidak jauh dari dukungan sponsor pabrik bir. Walaupun DFBÂ (German Football Association)Â kini sudah tanpa sponsor bir. Tetapi, asosiasi sepak bola itu pun pernah lama disokong Bitburger. Salah satu merek bir terkemuka di Jerman yang bermarkas di kota Bitburg- Rhineland.
Bitburger Brewery, yang berada di peringkat ke-3 sebagai bir paling laku di Jerman itu, kini masih mensponsori FSV Mainz 05. Salah satu klub sepak bola yang bertarung di Bundesliga. Dan bukan hanya Bitburger, pembuat bir kondang lain pun ikut mensponsori klub Bundesliga lainnya.
Adalah Paulaner Brewery yang telah cukup lama ikut mendukung Bayern Munchen, klub sepak bola paling populer di Jerman. Pembuat bir kondang asal Munchen yang termasuk salah satu Platinum Partner itu pun kerap hadir di berbagai perayaan kemenangan Bayern Munchen.
Tidak berbeda jauh dengan Jerman, negara asal Kevin De Bruyne pun sangat termasyhur dengan bir buatannya. Jadi tidak heran jika Jupiler, yang juga dikuasai AB InBev, pun terjun ke sepak bola dengan mensponsori skuad sepak bola nasional Belgia. Jupiler adalah merek bir yang paling banyak terjual di Belgia.Â
Selain mensponsori Belgium National Football Team, Jupiler juga ikut mensponsori Belgian Pro League, liga utama tempat bertarung klub-klub top di negara itu. Kompetisi papan atas di Belgia itu pun disebut "Jupiler Pro League".
Begitulah, salah satu minuman paling laris di dunia itu telah lama masuk ke lapangan sepak bola. Bahkan di negara yang minuman anggurnya lebih terkenal pun tidak terhindar dari penetrasi bir. Timnas Portugal, contohnya, pun ikut menikmati dukungan sponsor dari Sagres. Salah satu bir paling populer di Portugal.
Jenama Sagres, bir yang diproduksi Sociedade Central de Cervejes (SCC), ikut nampang di kaos latihan maupun pre-match Timnas Portugal. Sagres juga menjadi sponsor beberapa klub sepak bola ternama di negara asal Cristiano Ronaldo itu, antara lain Benfica, Braga, dan lain-lain.
Jadi ketika bir dilarang masuk ke dalam stadion sepak bola di Qatar, pendukung timnas sepak bola dari negara-negara penggemar bir itu pun galau. Dan kian masygul ketika mendapatkan kenyataan pahit, tim nasional yang dijagokannya itu ternyata kalah. Apalagi takluk dari tim negara lain yang mungkin saja tidak begitu diperhitungkan sebelumnya.Â
Der Panzer Jerman kalah di pertandingan perdana melawan Jepang di grup E. Lalu The Red Devils Belgia pun tidak berdaya menghadapi Maroko di matchday kedua Grup F. Untung saja The Three Lions Inggris, negara pecinta bir lainnya, sukses melaju ke Babak Gugur di Piala Dunia 2022.
Dan andaikan tim-tim favorit ini benar-benar tersingkir dari Piala Dunia 2022, maka bisa dipastikan rasa bir apapun yang ditenggak semua pendukungnya bakal terasa kian pahit. Prost!Â
***
Kelapa Gading, 30 November 2022
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Semua foto yang digunakan sesuai keterangan di masing-masing foto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H