Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Laut Mati Memang Gak Ada Matinya

19 November 2022   19:41 Diperbarui: 21 Februari 2023   16:50 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut Mati memang tidak ada duanya. Bukan hanya berada pada titik terendah di permukaan bumi, yakni 430 meter di bawah permukaan laut! The Lowest Point on Earth! Tetapi, dengan kadar garamnya yang begitu tinggi hingga mencapai 32%, Anda bahkan bisa mengapung di atas laut yang fenomenal itu. 

Laut Mati atau Dead Sea sejatinya bukan sebuah laut. Lebih tepat disebut danau saja. Dan seperti namanya di masa lalu, yakni "Yam ha-Melaḥ" yang berarti "Laut Garam", danau ini memang sangat asin. Kandungan garamnya saja mencapai 32%. Jauh di atas kadar garam di laut yang hanya sekitar 3%.

Alhasil, tidak ada bentuk kehidupan apapun yang bisa bertahan di dalam air seasin itu. Mati semuanya! Itu sebabnya disebut Laut Mati. Meskipun begitu, Laut Mati yang terletak di perbatasan antar tiga negara, yakni Yordania, Israel dan Palestina, sejatinya tidak benar-benar mati. Setidaknya dilihat dari aspek pariwisata. 

Secara geologi Laut Mati telah terbentuk sejak 3 juta tahun lalu. Persisnya ketika terjadi retakan kecil pada lembah sungai Jordan. Air laut pun masuk dan terperangkap. Lalu akibat iklim yang sangat kering di lembah itu serta evaporasi tinggi, konsentrasi mineral dalam air pun meningkat. 

Laut Mati dilihat dari sisi Israel ke arah Yordania.| Sumber: dokumentasi pribadi
Laut Mati dilihat dari sisi Israel ke arah Yordania.| Sumber: dokumentasi pribadi
Dengan keunikan alamnya yang seperti itu, Laut Mati konon telah menarik banyak pengunjung dari wilayah seputar Mediteranean sejak ribuan tahun lalu. Laut Mati bahkan disebut-sebut sebagai salah satu destinasi spa pertama di dunia. Suatu lokasi tetirah populer sejak era Herodes yang Agung.

Apalagi di era terkini kala nama Laut Mati kian menjulang di dunia pariwisata. Wisatawan mancanegara pun makin banyak mengalir ke destinasi wisata ini. Baik yang di sisi Israel maupun di bagian Yordania. Laut Mati telah menjelma sebagai salah satu destinasi wisata favorit di wilayah Holy Land. 

Hotel-hotel di Ein Bokek-Laut Mati. | Sumber: dokumentasi pribadi
Hotel-hotel di Ein Bokek-Laut Mati. | Sumber: dokumentasi pribadi
Popularitas Laut Mati bahkan sudah sejajar dengan berbagai situs religi yang tersebar di berbagai lokasi di Israel dan Palestina. Tidak peduli sudah sepadat apapun acara perjalanan ziarah ke Holy Land, nama Laut Mati tetap menjadi salah satu prioritas kunjungan hampir semua peziarah dunia.

Lagi pula siapa yang tidak mau mencoba sensasi mengapung di atas Laut Mati. Apalagi masih disertai iming-iming bisa mempercantik kulit. Lumpur Laut Mati, misalnya, jika dioles ke tubuh konon dapat memperbaiki kulit. Dan bisa pula melancarkan sirkulasi darah serta membantu kesehatan. Sangat menarik, bukan? 

Mengapung di Laut Mati. Sumber: Hrecheniuk Oleksii/ shutterstock/ via Lonely Planet
Mengapung di Laut Mati. Sumber: Hrecheniuk Oleksii/ shutterstock/ via Lonely Planet
Begitulah, beberapa lokasi tepi pantai di Laut Mati pun selalu ramai dikunjungi wisatawan. Sebut misalnya, Kalia Beach. Sebuah pantai terkenal yang hanya berjarak sekitar 41 km dari Yerusalem. Dan cuma 18 km dari Jericho dan sekitar 7 km dari Qumran. Lokasi yang sangat strategis dan mudah dicapai.

Kalia Beach memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Mulai dari area camping, toilet, shower, restoran, bar, toko suvenir, dan sebagainya. Ah, ada satu lagi yang jangan sampai dilupakan. Apa itu? Bersantai di sebuah bar di situ yang diklaim sebagai "The Lowest Bar in the World" alias Bar Terendah di Muka Bumi. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun