Laut Mati memang tidak ada duanya. Bukan hanya berada pada titik terendah di permukaan bumi, yakni 430 meter di bawah permukaan laut! The Lowest Point on Earth! Tetapi, dengan kadar garamnya yang begitu tinggi hingga mencapai 32%, Anda bahkan bisa mengapung di atas laut yang fenomenal itu.Â
Laut Mati atau Dead Sea sejatinya bukan sebuah laut. Lebih tepat disebut danau saja. Dan seperti namanya di masa lalu, yakni "Yam ha-Melaḥ" yang berarti "Laut Garam", danau ini memang sangat asin. Kandungan garamnya saja mencapai 32%. Jauh di atas kadar garam di laut yang hanya sekitar 3%.
Alhasil, tidak ada bentuk kehidupan apapun yang bisa bertahan di dalam air seasin itu. Mati semuanya! Itu sebabnya disebut Laut Mati. Meskipun begitu, Laut Mati yang terletak di perbatasan antar tiga negara, yakni Yordania, Israel dan Palestina, sejatinya tidak benar-benar mati. Setidaknya dilihat dari aspek pariwisata.Â
Secara geologi Laut Mati telah terbentuk sejak 3 juta tahun lalu. Persisnya ketika terjadi retakan kecil pada lembah sungai Jordan. Air laut pun masuk dan terperangkap. Lalu akibat iklim yang sangat kering di lembah itu serta evaporasi tinggi, konsentrasi mineral dalam air pun meningkat.Â
Dengan keunikan alamnya yang seperti itu, Laut Mati konon telah menarik banyak pengunjung dari wilayah seputar Mediteranean sejak ribuan tahun lalu. Laut Mati bahkan disebut-sebut sebagai salah satu destinasi spa pertama di dunia. Suatu lokasi tetirah populer sejak era Herodes yang Agung.
Apalagi di era terkini kala nama Laut Mati kian menjulang di dunia pariwisata. Wisatawan mancanegara pun makin banyak mengalir ke destinasi wisata ini. Baik yang di sisi Israel maupun di bagian Yordania. Laut Mati telah menjelma sebagai salah satu destinasi wisata favorit di wilayah Holy Land.Â
Popularitas Laut Mati bahkan sudah sejajar dengan berbagai situs religi yang tersebar di berbagai lokasi di Israel dan Palestina. Tidak peduli sudah sepadat apapun acara perjalanan ziarah ke Holy Land, nama Laut Mati tetap menjadi salah satu prioritas kunjungan hampir semua peziarah dunia.
Lagi pula siapa yang tidak mau mencoba sensasi mengapung di atas Laut Mati. Apalagi masih disertai iming-iming bisa mempercantik kulit. Lumpur Laut Mati, misalnya, jika dioles ke tubuh konon dapat memperbaiki kulit. Dan bisa pula melancarkan sirkulasi darah serta membantu kesehatan. Sangat menarik, bukan?Â
Begitulah, beberapa lokasi tepi pantai di Laut Mati pun selalu ramai dikunjungi wisatawan. Sebut misalnya, Kalia Beach. Sebuah pantai terkenal yang hanya berjarak sekitar 41 km dari Yerusalem. Dan cuma 18 km dari Jericho dan sekitar 7 km dari Qumran. Lokasi yang sangat strategis dan mudah dicapai.
Kalia Beach memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Mulai dari area camping, toilet, shower, restoran, bar, toko suvenir, dan sebagainya. Ah, ada satu lagi yang jangan sampai dilupakan. Apa itu? Bersantai di sebuah bar di situ yang diklaim sebagai "The Lowest Bar in the World" alias Bar Terendah di Muka Bumi. :)
O ya, tidak kalah menarik adalah perjalanan menuju pantai itu sendiri. Dari arah Yerusalem, contohnya. Bayangkan saja, dari Yerusalem yang berada di ketinggian 754 meter di atas permukaan laut, kendaraan kita akan melaju turun hingga berada di sekitar 430 meter di bawah permukaan laut. Suatu perbedaan ketinggian yang sangat ekstrim. Lebih dari 1,100 meter!Â
Kalia Beach tentu saja sudah memadai jika hanya ingin menikmati sensasi mengapung di Laut Mati. Akan tetapi, andaikata hendak mendapatkan pengalaman lebih lengkap, maka Ein Bokek Beach Resort adalah jawabannya. Inilah kawasan wisata paling terkenal di sepanjang pesisir barat Laut Mati.
Ein Bokek, yang berlokasi di sisi selatan Laut Mati, sudah menjadi tempat berlibur populer sejak tahun 1960-an. Sebuah hotel bahkan sudah berdiri di sini sejak tahun 1960. Dan saat ini tentu saja makin berkembang. Setidaknya terdapat 15 hotel berbintang yang selalu bersaing merebut hati wisatawan.Â
Dan berbeda dengan kawasan Laut Mati lainnya, Ein Bokek Resort juga termasyhur sebagai pusat Spa di Laut Mati. Tidak jauh dari situ memang terdapat Zohar Hot Springs atau Mata Air Panas Zohar yang terkenal. Dewasa ini, Ein Bokek sudah meraih posisi terdepan sebagai destinasi wisata kesehatan (wellness tourism) terbesar di Israel.
Keunggulan Ein Bokek rupanya tidak hanya itu. Kawasan wisata ini juga tersohor akan keindahan lanskapnya yang fantastis. Di beberapa bagian pantai, Ein Bokek memamerkan pesona pantai yang begitu berbeda. Jadi tidak mengejutkan, jika destinasi wisata ini juga banyak disukai fotografer lanskap dari berbagai penjuru dunia. Selain semua pesona di atas, kawasan Laut Mati juga menyimpan tiga objek wisata terkenal lainnya, yakni Qumran, Ein Gedi dan Masada. Qumran National Park, yang dikenal sebagai tempat ditemukan gulungan kitab suci atau Naskah Laut Mati, pun populer sebagai tempat persinggahan banyak grup wisata. Baik untuk melihat situs bersejarahnya maupun tempat berbelanja produk khas
Sementara itu, Ein Gedi Reserve, yang terletak di sebelah barat Laut Mati, tidak kalah kondang. Terletak sekitar 34 km di selatan Qumran, Ein Gedi Reserve adalah sebuah oasis dengan keanekaragaman flora dan fauna yang sangat kaya. Dan tentu saja, last but not the least, adalah Masada National Park.Â
Bekas benteng kuno Romawi, yang sudah terdaftar sebagai UNESCO World Heritage Site, selalu dikenang akan sejarah kelamnya yang berkaitan dengan "Siege of Masada". Sebuah peristiwa bersejarah yang berakhir pilu. Para penghuni benteng memilih melakukan bunuh diri massal, kala dikepung tentara Romawi pada tahun 73-74 Masehi.
Kembali ke Laut Mati. Konon kabarnya, khasiat Laut Mati ini sudah lama diketahui oleh Raja Salomo, Herodes Agung dan Cleopatra yang kerap mendatangi Laut Mati di era masing-masing. Untuk healing tentu saja. Tetapi, apakah mereka juga sempat menikmati sensasi mengapung di Laut Mati?Â
Tidak ada jawaban yang pasti. Dan hingga saya meninggalkan kawasan Laut Mati, ada satu lagi pertanyaan yang juga belum terpecahkan. Mungkinkah kecantikan Cleopatra berkat lumpur Laut Mati? Ahavahaha. :)
***
Kelapa Gading, 19 November 2022
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan:Â
Semua foto adalah dokumentasi pribadi, kecuali 1 foto mengapung di laut mati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H