Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mau Keliling Dunia Gratis? Jadilah Tour Leader!

21 Oktober 2022   09:52 Diperbarui: 24 Oktober 2022   10:20 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wat Arun di Bangkok. Kota pertama yang saya kunjungi di luar negeri. Sumber: dokumentasi pribadi

Banyak jalan menuju Roma. Begitu juga banyak cara untuk bisa keliling dunia. Gratis pula! Alias tanpa keluar biaya sepeser pun. Anda bahkan masih dibayar lagi. Ada professional fee serta standard tipping yang lebih dari cukup. Jauh di atas banyak profesi lain di industri pariwisata. 

Topik Pilihan (Topil) Kompasiana kali ini membuatku tergerak untuk ikut berbagi. Siapa tahu pengalaman berkarier sebagai seorang profesional Tour Leader bisa ikut menginspirasi pembaca. 

Mengikuti jejakku bekerja sambil jalan-jalan. Bekerja sesuai dengan passion-ku, yakni traveling dan fotografi. 

Profesi Tour Leader sebetulnya telah dikenal sejak puluhan tahun lalu, tetapi hingga kini pun masih saja ada yang belum begitu mengenalnya. 

Sebagian malah menganggapnya sama dengan Tour Guide atau Pemandu Wisata. Padahal kedua profesi ini tentu saja berbeda. Meskipun dalam praktiknya, seorang Tour Leader sesekali bisa saja bertindak layaknya seorang Tour Guide. 

Tour Leader atau Pemimpin Perjalanan Wisata ialah seseorang, baik staf sebuah Biro Perjalanan Wisata (BPW) maupun seorang freelance, yang ditugaskan untuk memimpin suatu rombongan wisatawan melakukan perjalanan wisata. Bisa di dalam negeri maupun ke mancanegara.

Namun, berbeda dengan Tour Guide yang hanya bertugas mendampingi dan memberikan informasi selama tour di sebuah kota. Tugas Tour Leader lebih jauh dari itu. Tour Leader selalu mendampingi grup wisatawan dari kota keberangkatan, terus berwisata ke berbagai destinasi wisata di kota tujuan, sampai kembali lagi ke kota asal. Jadi jelas berbeda!

Siap-siap bertugas menjadi Tour Leader. Sumber: dokumentasi pribadi
Siap-siap bertugas menjadi Tour Leader. Sumber: dokumentasi pribadi

Bekerja sesuai passion tentu saja menjadi impian banyak orang. Seseorang yang menyukai memasak pasti berbahagia jika sukses berkarier sebagai chef ternama. Begitu pun seorang pelukis yang sambil menikmati dunianya pun berhasil menjual karya lukisannya dengan harga fantastis. Sama juga dengan pemusik, penulis, dan sebagainya. Berkarya sesuai passion.

Sejak dulu, traveling telah menjadi passion yang ingin kukejar. Tetapi, bagaimana caranya? Jangankan ke luar negeri. Bisa menginjakkan kaki di ibu kota Jakarta saja sudah sangat luar biasa. Sedangkan profesi lain yang memungkinkan bepergian ke luar negeri jelas di luar jangkauan. Sebut misalnya, menjadi pilot atau pramugara. 

O ya, lupakan saja beberapa pekerjaan lain yang kini kerap dilabeli sebagai digital nomad. Di masa lalu tentu saja belum banyak dikenal. Singkatnya, dunia pariwisata masih terasa begitu asing bagiku. Tidak terbayangkan sedikit pun jika suatu saat saya akhirnya bisa juga bekerja sambil jalan-jalan. 

Singkatnya, setelah lulus kuliah dari sebuah akademi pariwisata, saya pun mulai meniti karier di sebuah BPW. Impian bepergian pun mulai terbayang. Meskipun jalan ke sana ternyata tidak mudah. 

Awalnya, selain bekerja di kantor, saya mulai cukup sering mengantar wisatawan asing city tour di seputar Jakarta. Ke Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Nasional dan berbagai lokasi bersejarah lainnya di ibu kota.

Saya mengawalinya dengan menjadi Tour Guide yang sering mebawa tamu ke Sunda Kelapa. Sumber: dokumentasi pribadi
Saya mengawalinya dengan menjadi Tour Guide yang sering mebawa tamu ke Sunda Kelapa. Sumber: dokumentasi pribadi

Menjadi Tour Guide pun memerlukan pengetahuan yang luas. Apalagi yang dipandu adalah wisatawan bule. Berbeda dengan banyak wisatawan Indonesia, mereka selalu antusias mendengar cerita sejarah. 

Di tangan sebagian di antaranya bahkan ada Indonesia Guide Book dari beberapa penerbit buku perjalanan ternama. Begitulah, untuk mengimbanginya, bacaan wajib setiap Tour Guide di Jakarta adalah Historical Sites of Jakarta karya Adolf Heuken.

Singkatnya, impian untuk bisa bepergian ke luar negeri pun akhirnya tiba. Saya ditugaskan menjadi seorang Tour Leader untuk sebuah grup wisatawan ke Thailand. Yes, artinya ke luar negeri nih. Dan itulah pertama kali saya bisa ke luar negeri. Padahal saat itu paspor saja belum punya. Impian seorang perantau dari kota kecil di Halmahera Utara pun terwujud. 

Wat Arun di Bangkok. Kota pertama yang saya kunjungi di luar negeri. Sumber: dokumentasi pribadi
Wat Arun di Bangkok. Kota pertama yang saya kunjungi di luar negeri. Sumber: dokumentasi pribadi

Sejak awal menulis di Kompasiana, sejatinya saya sudah beberapa kali menyebut salah satu pekerjaanku ini. Meskipun tidak pernah menuliskannya secara spesifik. Tapi bagi yang sudah pernah mengikuti tour dari sebuah Biro Perjalanan Wisata, tentu lebih cepat menduganya. 

Namun, tidak demikian bagi pembaca lainnya. Boleh jadi ada yang menduga saya hanya suka berwisata ke mana-mana. Dengan biaya yang tentunya mahal. Tentu saja bisa dimengerti. Profesi Tour Leader memang baru lebih mencuat belakangan ini. Seiring makin banyaknya wisatawan asal indonesia menjelajahi dunia.

Bisa bepergian ke berbagai destinasi wisata sebagai Tour Leader. Sumber: dokumentasi pribadi
Bisa bepergian ke berbagai destinasi wisata sebagai Tour Leader. Sumber: dokumentasi pribadi

Generasi Millenial saat ini pun makin banyak yang melirik profesi yang sangat menggoda ini. Bagaimana tidak, Anda bisa mendapatkan kesempatan luas untuk bepergian ke berbagai penjuru dunia. Tanpa bayar sepeser pun. Bahkan masih mendapat pendapatan yang cukup besar. 

Belum lagi ikut menikmati berbagai fasilitas di sepanjang perjalanan. Persis seperti yang didapatkan peserta tur yang bayar. Naik pesawat dari berbagai maskapai penerbangan ternama; tinggal di hotel-hotel berbintang dari jaringan hotel internasional; ikut mengunjungi deretan destinasi wisata populer di dunia; dan sebagainya. Siapa yang tidak tergiur...

Suatu sore di atas Harder Kulm-Interlaken, Swiss. Sumber: dokumentasi pribadi
Suatu sore di atas Harder Kulm-Interlaken, Swiss. Sumber: dokumentasi pribadi
Terdengar sangat indah! Tetapi, untuk mendapatkan semuanya itu, jelas ada usaha keras yang harus dilakukan. Ada banyak persyaratan yang harus dimiliki seorang Tour Leader. Ada berbagai kompetensi yang wajib dikuasai. Misalnya saja, soal leadership, people management, communication skill, wawasan yang luas, dan sebagainya. 

Tidak itu saja. Tour Leader pun tidak bisa tidak harus mempunyai kepribadian yang baik. Dan dalam banyak kesempatan, bahkan nyaris tiap hari, seorang Tour Leader adalah orang pertama yang harus paling siap sebelum berangkat setiap hari. Tidak boleh sekalipun terlambat. Sekaligus yang paling terakhir menuju ke kamar setelah check in. 

Jangan lupa juga, meskipun pekerjaan Tour Leader sering disebut bak bekerja sambil jalan-jalan. Tetapi, "jalan-jalan"nya tentu saja berbeda dengan peserta tur. Tour Leader hanya bebas setelah semua tugasnya selesai. Betapa pun, jika bekerja dengan passion yang kuat serta selalu mau melayani tamu dengan baik, maka Anda pasti akan menikmati pekerjaan ini.

Dari pengalaman sebagai Tour Leader juga akhirnya bisa menulis di Kompasiana dan menerbitkan sebuah buku. Sumber: dokumentasi pribadi
Dari pengalaman sebagai Tour Leader juga akhirnya bisa menulis di Kompasiana dan menerbitkan sebuah buku. Sumber: dokumentasi pribadi
Saya sendiri telah menjalaninya lebih dari dua dekade. Berhadapan dengan berbagai jenis peserta tur. Baik wisatawan umum maupun dari kalangan korporat. Tidak hanya peserta biasa, tetapi juga beberapa di antaranya kelompok VVIP dengan layanan ektra. Tidak mudah, tetapi jika dilakukan sepenuh hati, semuanya terasa ringan.

Alhasil, pekerjaan ini pun telah mengantarku hampir mengelilingi dunia. Dari New Zealand di Pasifik Selatan sampai Greenland di Lautan Artik. Kota-kota terjauh di Afrika Selatan hingga Amerika Selatan pun pernah saya kunjungi. Sekali lagi bukan karena berdompet tebal, tetapi ditugaskan perusahaan sebagai pendamping grup tour.

Jadi ketika ada yang bertanya profesi apa yang paling prospektif? 

Saya tidak akan pernah ragu mengatakannya: Tour Leader! Setidaknya, profesi yang hingga kini masih saya tekuni telah membawaku melanglang buana ke mana-mana. Dan di atas segalanya, saya selalu menikmati pekerjaan ini. Bekerja sesuai dengan passion...

Seperti kata  Tony Bennett, penyanyi AS terkenal, "If you follow your passion, you'll never work a day in your life."

***

Kelapa Gading, 21 Oktober 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun