Sebut misalnya, bagaimana sebuah penerbangan akhirnya melakukan divert. Apa saja alasan-alasan yang menjadi dasar keputusan seorang pilot melakukannya.
Secara terminologi, divert berarti pengalihan pendaratan pesawat di suatu bandara yang bukan bandara tujuannya. Atau bandara yang berbeda dari yang telah direncanakan sebelumnya. Maka, divert itu pun kadang disebut sebagai pendaratan darurat.
Nah, dikutip dari situs aviasi SimpleFlying dan berdasarkan pengalaman sendiri terbang dengan berbagai maskapai, berikut ini adalah beberapa penyebab sebuah penerbangan terpaksa melakukan divert.Â
Faktor CuacaÂ
Inilah salah satu faktor yang paling sering menjadi penyebab sebuah pesawat terpaksa mengalihkan pendaratan di bandara berbeda.Â
Bisa saja karena cuaca buruk di tengah perjalanan ataupun di bandara tujuan yang tidak memungkinkan untuk mendarat. Saya sendiri sudah pernah mengalaminya beberapa kali.Â
Bahkan pada perjalanan terakhir ke Ternate di medio November 2021 lalu, pesawat kami hampir saja di-divert ke Bandara Sam Ratulangi di Manado.Â
Pasalnya, setelah gagal melakukan pendaratan pertama akibat cuaca buruk, pesawat terpaksa berputar cukup lama sebelum mencoba melakukan pendaratan kembali. Syukurlah pada percobaan berikutnya berhasil mendarat dengan selamat.
Masalah Kerusakan TeknisÂ
Meskipun setiap pesawat yang hendak dioperasikan sudah pasti melalui 'Preflight Check' yang ketat. Tetapi, masalah teknis bisa saja terjadi. Alhasil, dalam keadaan tertentu, pilot akan memutuskan untuk melakukan divert ke bandara terdekat untuk pengecekan kembali mesin pesawat. Atau jika belum terlalu jauh terbang, maka bisa juga kembali ke bandara asal alias 'Return to base' (RTB).
Masalah seperti ini biasanya terasa lebih menegangkan bagi penumpang. Kenapa? Karena ketika cuaca sedang bagus-bagusnya, kenapa pilot harus memutar balik arah pesawatnya.Â
Kecemasan pun merebak. Tetapi, bisa saja tidak ada masalah sangat serius. Pilot hanya memastikan gangguan sekecil apapun tidak boleh membahayakan keselamatan penerbangan.
Perihal Kesehatan
Dalam berbagai penerbangan, bisa saja seorang penumpang mengalami sakit yang tidak bisa ditangani kru pesawat. Dalam keadaan darurat medis ini, kru biasanya mengumumkan situasi ini ke seluruh penumpang sambil menanyakan jika ada di antara penumpang yang berprofesi dokter.