Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengasah Daya Saing Lewat Revitalisasi Destinasi Wisata

11 Oktober 2022   14:17 Diperbarui: 12 Oktober 2022   04:45 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mandai Eco Tourism Hub-Singapore. Sumber: CLADglobal / www.seasasia.co

Negara dengan luas hanya sekitar 733 km persegi itu sejatinya tidak banyak memiliki aset wisata alam. Alhasil, Singapura pun seakan dituntut harus selalu kreatif. 

Coba perhatikan berbagai terobosan yang dilakukannya. Misalnya, kala merancang Night Safari (1994) maupun perhelatan Grand Prix Singapore sejak tahun 2008. Anda tahu diferensiasinya?

Night Safari- Singapore. Sumber: www.befreetour.com
Night Safari- Singapore. Sumber: www.befreetour.com
Night Safari adalah kebun binatang pertama di dunia yang bisa dikunjungi pada malam hari. Suatu pengalaman baru kala itu yang belum pernah dihadirkan kebun binatang manapun. Sedangkan GP Singapore pun tidak sekadar menggelar balapan mobil formula satu. Tetapi, inilah seri balapan pertama yang diselenggarakan pada malam hari.

Selain itu, berbagai objek wisata terkenal berturut-turut muncul. Di antaranya, Singapore Flyer (2008); Resorts World Sentosa dan Marina Bay Sands (2010); Universal Studios Singapore (2010); Gardens by the Bay (2012); Jewel Changi Airport (2019), dan sebagainya.

Dan terkini, Singapura sedang mempersiapkan sebuah objek wisata terbaru, yakni Mandai Eco-Tourism Hub. Projek pariwisata raksasa yang kabarnya akan dibuka pada tahun 2024 mendatang itu, merupakan gabungan dari Singapore Zoo, River Safari, Night Safari, dan Bird Park, yang direlokasi dari Jurong Bird Park.

Ilustrasi Mandai Eco Tourism Hub-Singapore. Sumber: CLADglobal / www.seasasia.co
Ilustrasi Mandai Eco Tourism Hub-Singapore. Sumber: CLADglobal / www.seasasia.co
Apa yang dilakukan Singapura jelas menjadi perhatian banyak pemerhati pariwisata global. Dan wajar saja jika strategi pengembangan pariwisata di negara itu pun menjadi benchmark bagi pengembangan pariwisata di negara lain. Singapura pun bisa dibilang sukses menggabungkan Natural-made Tourist Attraction, dan Man-made Tourist Attraction.

Dan boleh jadi itu sebabnya, Menparekraf Sandiaga Uno sangat antusias dengan proyek pengembangan 5 Destinasi Super Prioritas (DSP). Pasalnya, proyek besar yang konon menelan biaya hingga Rp 18,9 triliun itu memang bak menyulap lima destinasi wisata nasional itu kembali tampil gres.

Lima DSP yang merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) itu sebetulnya tidak sepenuhnya destinasi wisata baru. Danau Toba dan Candi Borobudur bahkan telah dikenal sebagai objek wisata populer sejak puluhan tahun lalu. 

Lalu, Labuan Bajo di NTT pun sudah menggeliat setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir ini. Begitupun Mandalika di Lombok, yang meskipun baru tenar setelah menjadi ajang perhelatan Moto GP, tetapi sejatinya sudah pernah dikembangkan hampir 3 dekade silam. Hanya Likupang yang relatif paling baru di antara Kelima DSP itu.

Sunset di Labuan Bajo.| Sumber: dokumentasi pribadi
Sunset di Labuan Bajo.| Sumber: dokumentasi pribadi
Penetapan Lima DSP itu sendiri memang penting. Sudah saatnya Indonesia tidak lagi bertumpu pada Bali. Dan sudah waktunya pula lebih fokus mengembangkan beberapa destinasi tertentu sebagai pelapis Bali. Atau yang kerap dilabeli sebagai "The New Bali".

Pulau Lombok adalah contoh klasik. Bagaimana dengan potensi yang begitu besar, pulau ini sering hanya dipromosikan sebagai "Beyond Bali". Seakan menunggu luberan wisatawan yang sudah ada di Bali saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun