Siapa pula yang mau ketinggalan pesawat. Apalagi di sebuah bandara nun jauh di negeri orang. Namun, Anda bisa saja mengalaminya jika lalai memperhatikan waktu keberangkatan pesawat. Pasalnya, di berbagai bandara dunia yang telah menerapkan kebijakan "Silent Airport", Anda tidak bakal mendengar pengumuman apapun.
Kebisingan yang terjadi di bandara-bandara memang tidak terhindarkan. Tidak hanya akibat tingginya frekuensi pesawat yang mendarat maupun lepas landas. Tetapi, juga disebabkan banyaknya pengumuman soal keberangkatan pesawat lewat pengeras suara. Apalagi di bandara besar nan sibuk di berbagai kota terkenal di dunia.
Pengumuman-pengumuman itu pun mulai terasa mengganggu bagi banyak penumpang. Bayangkan saja jika setiap sekian menit ada pesawat yang hendak berangkat.Â
Pengumuman yang terdengar pun sangat beragam. Ada panggilan masuk ke ruang tunggu (boarding lounge). Ada pula informasi soal pindah pintu keberangkatan. Dan tidak lupa, panggilan terakhir untuk naik pesawat.
Suatu saat, kala sedang transit di Hamad International Airport, Doha, wajah Bobby, sahabat saya dalam perjalanan pulang ke Jakarta, terlihat agak tegang. Apa pasal?Â
Rupanya hingga hampir semua penumpang sudah masuk ke dalam pesawat dan pintu boarding tidak lama lagi ditutup, dua anggota rombongan tour-nya belum tampak.
Nomor hape mereka yang dihubungi ternyata tidak aktif. Petugas di boarding gate pun telah memastikan masih ada dua penumpang transit belum boarding sesuai data di passenger manifest-nya. Ke mana mereka? Apakah mereka menunggu pengumuman keberangkatan lewat pengeras suara seperti di bandara-bandara di Indonesia?
Well, biasanya memang demikian. Ada suara merdu dari Airport Announcer yang menyampaikan berbagai informasi penting. Misalnya saja, soal panggilan terakhir ke penumpang untuk segera naik pesawat. Bunyi standard-nya kurang lebih seperti ini: "This is the final call for passengers on QR956 to Jakarta. Please proceed to Gate C-34 for immediate boarding."
Tapi tidak ada lagi pengumuman seperti itu di bandara Hamad-Doha. Semua prosedur boarding berjalan tanpa pengumuman apapun. Beruntung saja, sebelum pintu naik pesawat ditutup, dua penumpang terakhir itu muncul. Sepertinya mereka baru saja membenamkan diri di smoking lounge. Dan mereka pun lalai memperhatikan waktu boarding.Â
Bandara Internasional Hamad di Doha, ibu kota Qatar, memang termasuk bandara yang telah menerapkan kebijakan untuk mengurangi kebisingan di bandara. Tidak ada lagi pengumuman apapun lewat pengeras suara. Dan inilah jenis bandara yang kini dikenal sebagai "Silent airport memang bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang. Biar penumpang bisa beristirahat dengan nyaman kala sedang menunggu jadwal keberangkatan pesawat. Ataupun ketika sedang dalam transit yang panjang. Bandara tidak akan lagi mengeluarkan pengumuman atau informasi lewat pengeras suara.
Dengan demikian, penumpang jelas tidak boleh lengah. Khususnya kala sedang bepergian sendiri. Jika sampai tertidur pulas di kursi bandara, misalnya, Anda boleh jadi terpaksa harus membeli tiket baru untuk menuju kota tujuanmu. Itupun kalau masih punya dana. Jika tidak bisa stranded alias terdampar di bandara tersebut.
Silent airport sejatinya sudah cukup lama diterapkan di beberapa bandara terkenal di dunia. Di wilayah Teluk Persia, contohnya, selain Hamad International Airport-Doha (DOH), bandara ternama lainnya, yakni Dubai International Airport (DXB) bahkan telah mengadopsi kebijakan silent airport sejak tahun 2010.
Dan trend ini terus menyebar ke banyak bandara lain di dunia. Bahkan Changi International Airport- Singapura, bandara paling terkenal di Asia, ikut menerapkan kebijakan ini sejak 1 Januari 2017. Jadi ketika sedang asyik berbelanja di Changi, jangan sampai lupa untuk selalu memperhatikan jam keberangkatan.
Semua penumpang memang dituntut untuk makin mandiri. Selain waktu keberangkatan yang harus selalu diperhatikan, sesekali juga wajib melihat informasi yang tersaji di papan informasi elektronik. Atau bisa juga dilihat lewat gadget-mu. Informasi penting bisa saja mengejutkanmu. Misalnya, pindah pintu keberangkatan (gate) di saat- saat terakhir.
Hingga saat ini, puluhan bandara di dunia telah bertransformasi menjadi silent airport. Dari wilayah Amerika Utara, Eropa, Afrika, Asia, hingga Australia. Beberapa di antaranya termasuk bandara-bandara ternama, seperti Bandara Schiphol Amsterdam- Belanda, Bandara El Prat Barcelona- Spanyol, Bandara Vantaa Helsinki- Finlandia, Bandara London City dan Bandara Bristol- Inggris.
Di benua Asia pun beberapa bandara juga telah mengikuti trend ini. Selain bandara internasional Changi- Singapura, negara India termasuk yang paling banyak menetapkan kebijakan ini di berbagai bandaranya. Misalnya, Bandara-bandara di Delhi, Chennai, Bangalore, dan Mumbai.
Lalu bagaimana caranya agar tidak ketinggalan pesawat?
Gampang saja. Selain rajin melihat jam tangan dan memonitor layar informasi, jangan lupa pilih tempat menunggu persis di pintu keberangkatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika ada perubahan apapun, baik jam keberangkatan maupun bila terjadi pindah gate, Anda akan lebih cepat mengetahuinya.
Ah, hampir lupa. Apakah di Indonesia sudah ada bandara seperti ini?Â
Rasanya belum ada. Dan kalaupun ada yang kerap diam saja alias silent, jelas bukan bandaranya. Tapi petugas sebuah maskapai nasional yang doyan delayed itu. Karena saking seringnya telat, mereka pun memilih diam-diam saja. Tidak mengumumkan apapun. :):)
***
Kelapa Gading, 01 Oktober 2022
Oleh: Tonny Syiariel
Referensi: 1
Catatan: Semua sumber foto yang digunakan sesuai keterangan di masing-masing foto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H