Dan gubernur di era sebelumnya mestinya tahu. "Hanya saja gubernur-gubernur lain tidak berani melakukannya,"Â ujar Bang Ali seperti dikutip dari Biografi 'Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977' karya Ramadhan K.H. "Saya berani untuk keperluan rakyat Jakarta."
Selain kasino di bilangan Petak Sembilan- Glodok itu, beberapa kasino lain kemudian menyusul dibuka, yakni Hailai Casino dan Copacabana Casino di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Lalu ada juga di lantai bawah Djakarta Theatre dan di Proyek Senen, Jakarta Pusat
Alhasil, berkat pajak judi itulah, isi brankas pemerintah DKI Jakarta pun makin menggelembung. Dan dari pajak judi pula, Ali Sadikin kemudian membangun ibu kota Jakarta. Mulai dari proyek perbaikan kampung-kampung, pembangunan sekolah-sekolah hingga Taman Ismail Marzuki.
Sementara itu, kasino-kasino yang dibangun pun bukan sembarangan. Copacabana Casino, misalnya, adalah sebuah kasino bergengsi di era itu. Gedung kasino yang mulai dibangun tahun 1975 itu berada persis di sebelah Hotel Horison (kini Mercure Convention Center Ancol). Dan selalu ramai dijejalin pengunjung berduit.
Bahkan ada ruang khusus VIP yang disebut Royal Room. Tentu saja hanya penjudi kelas kakap yang bakal diijinkan masuk ke ruang eksklusif tersebut. Beberapa penjaga kasino kabarnya selalu memeriksa dengan ketat semua pengunjung yang hendak masuk ke ruangan itu.
Tidak hanya Copacapana, kasino lain yang berdiri di dekat pintu masuk utama Ancol pun sangat terkenal di masa itu. Itulah Hailai Casino yang sudah beroperasi sejak tahun 1971. Hebatnya, kasino ini konon hasil kerjasama dengan Stanley Ho, pengusaha tajir asal Hong Kong yang terkenal sebagai Raja Judi di Makau.
Stanley Ho, yang juga disebut-sebut sebagai "Godfather & King of Gambling"Â itu, adalah pemilik SJM Holdings. Sebuah perusahaan raksasa yang memiliki 19 kasino di Makau. Satu di antaranya yang paling terkenal adalah Casino Grand Lisboa.
Akan tetapi, setelah masa jabatan Ali Sadikin berakhir pada 1977, para pengusaha judi pun bak kehilangan 'pelindung' utamanya. Dan pada April 1981, Copacabana Casino di Ancol pun ditutup untuk selamanya oleh Gubernur Tjokropranolo. Alasannya, "Ini sudah perintah Pak Harto. Judi harus dihapus, bukan dialihkan ke tempat lain,"Â katanya, seperti dikutip majalah Forum Keadilan, edisi Agustus 1995.Â
Kasino-kasino lain pun menyusul ditutup. Tetapi Hailai bernasib berbeda. Kasinonya memang ditutup, tetapi bisnis klub malamnya masih sempat berkibar. Dengan mengusung nama baru, yakni International Hailai Executive Club, klub malam ini pernah sangat terkenal hingga menyurut di tahun 2000-an. Bekas gedung Hailai kini sudah terbakar habis pada November 2019 silam.
Dengan menghilangnya bisnis kasino di Jakarta, para penjudi pun tidak punya pilihan lain kecuali menuju Genting di Malaysia atau ke Macau yang terkenal sebagai "Las Vegas of Asia". Sesuatu yang tidak disukai Bang Ali karena dianggap hanya membuang devisa ke negara lain. Lagi pula, semua tempat judi itu tidak ada yang cukup dekat dari Jakarta.