Akan tetapi, langkah cerdik Indonesia seakan diimbangi Malaysia yang juga hadir di ITB Berlin kala itu. Negeri jiran itu kebetulan menjadi ITB Berlin Partner Country. Dan dengan tema "Colors of Malaysia", Malaysia pun sempat mengundang sekitar 3,500 tamu pada saat pembukaan. Sebuah aksi yang bisa disebut bak mencuri start saja.
ekonomi di Inggris.Â
Kompetisi sejenis tidak hanya di ITB Berlin, di pameran besar lainnya pun demikian. Sebut misalnya, di World Travel Market (WTM) London yang akan kembali digelar pada 7-9 November 2022 di ExCel, London. Pameran besar yang juga menyiratkan optimisme industri pariwisata untuk segera bangkit. Meskipun pameran kali ini dibayang-bayangi krisisDari Exhibitor Directory yang sudah dirilis Reed Exhibitions selaku penyelenggara, pameran ini bakal diramaikan oleh sedikitnya 2,044 Exhibitor dari berbagai negara.Â
Menariknya, dari kawasan Asia Tenggara, tujuh negara ikut berpartisipasi di pameran terbesar di Britania Raya itu. Dan selain Indonesia, tiga negara pesaing lainnya tampil dengan delegasi cukup besar, yakni Thailand, Vietnam dan Malaysia.
Di bawah komando Kemenparekraf, delegasi Indonesia menurunkan 22 exhibitors di pameran wisata yang telah berlangsung sejak tahun 1980 itu. Di antaranya, dari perhotelan dan agen perjalanan wisata, yakni Santika Indonesia, Plataran Indonesia, Panorama Destinasi Indonesia, Pacto Indonesia, dan lain-lain.
Lalu apakah ITB Berlin atau WTM London itu efektif buat semua pelaku wisata? Sebut misalnya, bagi Tour Operator / Travel Agents yang fokus ke bisnis inbound tour alias wisata yang mendatangkan wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia.Â
Tidak juga. Seperti kata Sun Tzu dalam bukunya, "The Art of War". Salah satu strategi penting adalah "Choose Your Battles". Memilih medan perang yang tepat sejatinya merupakan salah satu kunci sukses untuk meraih 'business deal' selama pameran.
Meskipun ITB Berlin diakui sebagai ajang pameran paling bergengsi, tetapi belum tentu menjadi prioritas semua pelaku wisata di tanah air. "ITB Berlin hanya tepat bagi Travel Agents yang pasar utamanya adalah wisatawan Eropa"Â papar Ricky Setiawanto, Director of Business Development- Panorama Destinasi Indonesia, yang rutin berpartisipasi di ITB Berlin. Pasar utama Panorama sendiri memang Eropa.
Apalagi pasar wisatawan Eropa sudah sangat mapan. Tour Operator besar di Eropa yang hadir sebagai Buyer pun biasanya tidak mudah tergoyahkan untuk pindah ke lain hati. Namun, sejatinya selalu ada celah bagi pelaku wisata yang piawai memanfaatkan setiap peluang. Tidak hanya tergantung pada 'pre-appointment schedule', tetapi agresif melakukan pendekatan ke mana-mana.Â
Dengan persaingan yang kian ketat di setiap pameran seperti ITB Berlin, maka setiap Travel Agents memang dituntut kian selektif memilih ajang yang tepat. Baik dari segi bujet yang harus dikeluarkan untuk ikut pameran, maupun sasaran pasar wisatawan yang hendak dibidik. Dan itulah yang boleh jadi menjadi pertimbangan Jongki Adiyasa, Direktur Nusa Ina Leisure.