Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Olala, Ada "Bali" di Film "Ticket to Paradise"

24 September 2022   15:29 Diperbarui: 5 Oktober 2022   21:04 1778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film "Ticket to Paradise". Sumber: IMDB.com

Julia Roberts seharusnya mendapatkan penghargaan tinggi dari Pemerintah Indonesia. Bagaimana tidak, setelah tampil meyakinkan di "Eat, Pray and Love" yang ikut mengangkat nama Ubud di Bali, bintang pemenang Academy Awards itu kembali mempopulerkan nama Bali lewat film terbaru yang ikut dibintanginya, "Ticket to Paradise". Tapi, tunggu dulu! Benarkah film ini syuting di Bali? Aha, ternyata tidak! 

Poster film
Poster film "Ticket to Paradise". Sumber: IMDB.com

Film Ticket to Paradise yang baru saja dirilis di Inggris memang mengambil latar belakang Pulau Bali. Kisahnya pun tentang seorang pemuda Bali bernama Gede (Maxime Bouttier) yang terlibat kisah percintaan dengan Lily Cotton (Kaitlyn Dever), anak dari pasangan suami isteri yang telah bercerai, David Cotton dan Georgia Cotton, yang masing-masing diperani George Clooney dan Julia Roberts.

Akan tetapi, badai covid-19 yang menerjang Indonesia di sepanjang tahun 2020 - 2021 pun memaksa produser film ini mengalihkan lokasi syuting ke Queensland, Australia. Indonesia sendiri memang sempat membatasi semua kegiatan berskala besar selama pandemi. Dan Bali sendiri baru mulai dibuka untuk kunjungan wisatawan mancanegara pada Februari 2022 lalu.

Prosesi ala Bali pun ditampilkan di film ini. Sumber: Universal Studios / www.cntraveller.com
Prosesi ala Bali pun ditampilkan di film ini. Sumber: Universal Studios / www.cntraveller.com
Namun, sesuai naskah asli film ini, sebuah lokasi di Queensland, yang disebut-sebut berada di Whitsunday Islands, sebuah destinasi terkenal di timur laut Australia, pun disulap bak Bali. Mulai dari sebuah signage besar "Welcome to Bali" di sebuah bandara sampai berbagai properti lain yang digunakan di film ini.

Tidak itu saja, banyak wajah pemuda dan wanita Bali ikut menghiasi film yang dibesut sutradara Ol Parker, yang terkenal dengan film musikal garapannya “Mamma Mia!”. Dan selain Maxime Bouttier, aktor Indonesia keturunan Prancis, film ini memang didukung banyak pemain asal Indonesia lainnya.

Berbagai tradisi khas Bali juga mewarnai film ini. Seperti salam Om Swastiastu; tradisi Metatah, yakni upacara tradisional potong gigi; dan tentu saja perkawinan antara Gede dan Lily yang diadakan dengan adat Bali. Suatu kerja keras berbiaya mahal untuk membangun sebuah "Bali" di negara lain.

Kaitlyn Dever & Maxime Bouttier bersama pemain asal Indonesia lainnya. Sumber: ANTARA / Universal Pictures Indonesia
Kaitlyn Dever & Maxime Bouttier bersama pemain asal Indonesia lainnya. Sumber: ANTARA / Universal Pictures Indonesia

Menariknya, selain karena hadangan covid-19, ada alasan lain di balik pemindahan lokasi syuting film ini. Pemerintah Federal Australia konon memberikan insentif ke produser film ini sebesar 6.4 juta dolar Australia (sekitar 63 milyar rupiah) sebagai bagian dari Location Incentive Program. Sebuah program pemerintah Australia yang telah berhasil memikat banyak produser film terkenal untuk memilih lokasi syuting di negeri Kanguru itu. 

Paul Fletcher, Menteri Komunikasi, Infrastruktur Urban, Kota dan Seni Australia, mengatakan bahwa produksi film ini bakal membuka ratusan lapangan kerja bagi pemain dan kru setempat. Di samping itu, film ini akan menghasilkan sedikitnya 47 juta dolar Australia bagi ekonomi lokal.

Pembuatan film ini memang mengambil berbagai lokasi terkenal di negara bagian Queensland itu. Di antaranya, Whitsunday Islands, Gold Coast, Brisbane, Tangalooma Island Resort- Moreton Island dan The Palm Bay Resort di Long Island. Deretan destinasi wisata andalan di negara bagian Australia yang juga kondang dengan Great Barrier Reef-nya itu.

Pelabuhan di Hamilton Island. Julia Roberts dan George Clooney tinggal 6 minggu di pulau ini selama pembuatan film tsb. Sumber: dokumentasi pribadi
Pelabuhan di Hamilton Island. Julia Roberts dan George Clooney tinggal 6 minggu di pulau ini selama pembuatan film tsb. Sumber: dokumentasi pribadi

Namun, tidak perlu heran jika Anda tidak menemukan satu pun nama destinasi wisata tersebut di sepanjang film ini. Yang muncul justru suasana pulau Bali dan nama-nama yang sudah akrab di telinga, seperti Nusa Penida, Tanah Lot, dan sebagainya. Film ini, sekali lagi, memang seharusnya berlangsung di Bali yang berjuluk “The Island of Paradise”. Judul film tersebut, yakni Ticket to Paradise pun bisa dibaca sebagai “Ticket to Bali”.

Lalu benarkah dukungan Pemerintah Federal Australia itu semata karena kontribusi untuk ekonomi lokal? 

Ah, tentu saja tidak. Lagi pula siapa yang mau jika negaranya yang merogoh kocek dalam-dalam, tetapi Bali yang mendapatkan nama. Tidak sesederhana itu. Australia jelas membidik sasaran jangka panjang lain yang lebih strategis.

Seperti diketahui, di era sosmed seperti sekarang, nama lokasi syuting sebenarnya dari sebuah film selalu mengundang penggemar film maupun traveler kian antusias mencari tahu. Tidak heran, situs-situs semacam ini terus bermunculan dari waktu ke waktu. Bahkan media ternama sekelas CondeNast Traveler saja ikut-ikutan mengulas lokasi sebenarnya dari film Ticket to Paradise.

Dua bintang peraih Academy Awards tampil di Premier film ini di London. Sumber: www.standard.co.uk
Dua bintang peraih Academy Awards tampil di Premier film ini di London. Sumber: www.standard.co.uk

Jadi jelas sudah, meskipun tidak secara langsung, Australia tetap saja sukses memperkuat 'Destination Branding' dari Queensland- Australia. Suatu kebijakan cerdas yang mengingatkan banyak pengamat akan kiprah Thailand, jawara pariwisata di Asia Tenggara. Negeri Gajah Putih ini memang sejak lama dikenal ramah terhadap pembuatan film di negaranya. 

Masih ingat film James Bond “The Man with the Golden Gun” yang membuat kawasan Phanga Bay di Phuket menjadi sangat terkenal di dunia. Lalu lewat film "The Beach" yang dibintangi aktor Leonardo DiCaprio, popularitas Kho Phi Phi Le di provinsi Krabi pun melejit di pentas pariwisata global.

Dengan kontribusi besar dari film-film ternama itu, Thailand kabarnya menawarkan insentif sekitar 15-20% dari biaya produksi setiap film yang dibuat di negaranya. Menteri Pariwisata Thailand bahkan berencana menaikkan insentif itu ke sekitar 25% demi menggaet lebih banyak produser film ternama dunia untuk membuat film di Thailand.

Kembali ke Ticket to Paradise yang bakal tayang pada 30 Sep 2022 nantiIndonesia memang tidak dirugikan dengan film yang hanya mengambil nama Bali itu. Nothing to lose! Namun, tidak juga sangat diuntungkan. Pada beberapa scene yang digambarkan sebagai "Nusa Penida" itu, panorama asli di Nusa Penida justru lebih menakjubkan. 

Para pelancong sejati mungkin saja berbeda pendapat. Pasalnya, destinasi wisata di kepulauan Whitsunday Islands yang pernah juga saya kunjungi bertahun lalu itu, tidak kalah memesona. Tetapi, jika dibandingkan dengan Bali, pulau dewata bisa dibilang sebuah paket lebih lengkap. Alam dan budayanya bahkan lebih memikat bagi warga Australia itu sendiri.

Bagaimana pun juga, Ticket to Paradise tetap saja sebuah film yang sangat menarik ditonton. Apalagi bagi penggemar jalan-jalan, Anda akan ikut dibawa menikmati perjalanan ke wilayah Queensland Australia. Ikut melihat sekilas wajah negara bagian itu via "Bali" di film ini. Dan tentu saja, siapa yang bisa mengabaikan peran dua bintang utama di film ini. 

Baik George Clooney, yang terkenal dengan trilogi Ocean Eleven maupun Julia Roberts yang sangat kondang dengan begitu banyak film-film larisnya. Begitupun kita layak bangga dengan penampilan Maxime Bouttier, aktor dan musisi Indonesia yang bisa mendampingi dua bintang fenomenal itu.

Julia Roberts tetap memesona di film ini. Sumber: www.imdb.com
Julia Roberts tetap memesona di film ini. Sumber: www.imdb.com
Dan satu lagi yang niscaya membuatmu makin terhibur. Di film berdurasi 104 menit itu, penonton asal Indonesia bakal dibawa bernostalgia dengan band legendaris Koes Plus. Sebuah lagu hits-nya ikut diperdengarkan di bagian awal film ini. Seakan mengingatkan penonton, film ini berlangsung di Bali. O-la-la, o-la-la. :)

Betapa lama t'lah kau tinggalkan
Betapa lama kau kurindukan
O-la-la, o-la-la.

***

Kelapa Gading, 24 September 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2

Catatan: Semua foto yang digunakan sesuai keterangan di masing-masing foto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun