Setelah kematian ayahnya, Raja George VI, pada tahun 1952, Elizabeth Alexandra Mary, yang kala itu baru berusia 25 tahun, langsung memegang tampuk kekuasaan sebagai ratu dari 7 negara persemakmuran yang berdaulat, yakni Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Pakistan, dan Ceylon. Dan juga menjadi Kepala dari Negara Persemakmuran lainnya.
Namun, Elizabeth II baru secara resmi dilantik sebagai Ratu dan sekaligus Kepala Persemakmuran Inggris pada tanggal 2 Juni 1953 di Westminster Abbey, London. Jabatan yang terus digenggamnya hingga meninggal dunia pada tanggal 8 September 2022 kemarin. Persis 70 tahun dan 214 hari! Sang ratu pun tercatat dalam sejarah sebagai penguasa Monarki Inggris terlama dan kedua terpanjang di dunia setelah Raja Louis XIV dari Prancis.
Melalui pengumuman resmi dari Istana Buckingham, Charles III mengatakan kematian Ibu tercintanya sebagai "moment of great sadness" (momen yang sangat menyedihkan) bagi dia dan keluarganya. Dan tentunya juga sangat terasa di seluruh dunia.
Ratu Elizabeth II memang meninggalkan jejak yang sangat panjang dalam sejarah Inggris. Selama masa pemerintahannya, Elizabeth II telah melalui berbagai peristiwa penting. Mulai dari pergolakan di Irlandia Utara, Perang Falklands, dekolonisasi Afrika, hingga Inggris ke luar dari Uni Eropa (Brexit).
Belum lagi berbagai urusan keluarganya yang banyak menjadi santapan media gosip di Inggris. Pasti sangat memusingkan. Baik sebagai Ratu Inggris maupun sebagai Ibu dari putra-putrinya. Misalnya, kematian menantunya Lady Diana pada tahun 1997 serta perkawinan Charles dengan Camilla yang kontroversial.
Kematian Ratu Elizabeth II sendiri sejatinya telah diantisipasi sejak lama. Bahkan seperti dilansir harian New York Times, sejak penobatan Elizabeth II pun, Inggris telah menyiapkan suatu blueprint yang disebut "Operation London Bridge"Â yang memuat rencana pemakaman bilamana ratu meninggal dunia.
Menurut cetak biru itu, misalnya, berita kematian ratu akan dikomunikasikan dengan kode frasa "London Bridge is Down". Lalu, Sir Edward Young, sekretaris pribadi raja, diberi tugas menyampaikannya ke Perdana Menteri. Selanjutnya, kantor Menteri Luar Negeri bertanggung jawab untuk meneruskannya ke para pemimpin Persemakmuran.Â
Sementara itu, rencana penobatan Charles III, putra pertama Ratu Elizabeth II dan pewaris takhta Inggris, pun tentu telah dipersiapkan. Posisi Charles III sebetulnya sudah otomatis menjadi Raja Inggris begitu informasi wafatnya Ratu Elizabeth II diumumkan secara resmi. Menurut agenda yang telah disiapkan, mantan suami Putri Diana itu akan diumumkan sebagai Raja Charles III pada Sabtu besok, 10 September 2022.
Namun demikian, upacara penobatan secara resmi diperkirakan baru akan berlangsung pada musim panas tahun 2023 mendatang. Masih cukup lama. Tapi, bagi Charles III, tentu saja tidak menjadi soal. Untuk apa terburu-buru. Lagipula, dia sudah pernah menantinya begitu lama. Lebih dari 70 tahun! Pewaris takhta terlama dalam sejarah Inggris.
Lalu bagaimana wajah Kerajaan Inggris ke depan setelah kepergian Ratu Elizabeth II?Â