Bagaimana dengan Kompasianer lain yang juga layak mengenakan Yellow Jersey? Di antaranya, Pak Aki Hensa, Prof Felix Tani, Pak Rustian Al Ansori dan Kompasianer lain dengan pengalaman panjang di platform Kompasiana ini.
Coba saja baca ulasan sepak bola Aki Hensa, yang biasanya saya sapa dengan panggilan Pak Hensa. Kompasianer bernama lengkap Hendro Santoso ini termasuk satu dari beberapa Kompasianer top di level Senior.
Pak Hensa sangat piawai mengocek bola, eh menulis sepak bola. Artikel-artikel bolanya pun kerap nangkring di posisi Artikel Utama. Padahal pesaing di lapangan hijau Kompasiana termasuk sangat ketat.
Namun, kepiawaian Pak Hensa tidak sebatas luas lapangan sepak bola. Kompasianer yang sudah menulis sekitar 2600 artikel itu pun sangat handal menulis puisi dan cerpen nan romantis. Jangan-jangan ada kesamaan antara sepak bola dan percintaan. Apakah begitu Pak Hensa?
Tidak hanya Kompasianer Senior idola di atas, saya pun selalu menikmati sajian berkelas dari Prof Felix Tani yang selalu kritis, puisi-puisi indah khas Ayah Tuah, maupun cerpen-cerpen keren ala Kang Budi Susilo. Mereka semua termasuk sangat konsisten dari waktu ke waktu!
Engkong Felix, contoh lainnya, yang kondang sebagai Kompasianer super kenthir. Lihat saja artikel-artikelnya yang kerap disebut anti-AU tapi kemudian malah bertengger di deretan Artikel Utama. Dan uniknya, meskipun paling rajin mengkritik berbagai kebijakan Admin Kompasiana, posisi Engkong Felix sepertinya aman-aman saja. Atau jangan-jangan, Engkong Felix sendiri sejatinya seorang Admin yang menyamar jadi Kompasianer. Hahaha.
Konsistensi para Kompasianer idola di atas itulah yang selalu memotivasi saya untuk terus menulis. Mereka seperti pembalap pemakai Yellow Jersey yang terus menyengamati agar kami tidak tercecer kian jauh di belakang, "Jika saya bisa konsisten, kamu pun pasti bisa!"
Dan itulah yang coba saya lakukan kala masih berada di George Town- Penang. Meskipun sedang bepergian, saya tetap berusaha menulis. Sesuatu yang tidak pernah saya lakukan dalam banyak perjalanan sebelumnya. Hasilnya, dalam perjalanan itu, saya setidaknya sudah menulis empat artikel.Â
Satu di antaranya adalah "Jelajah Kota Tua George Town". Inilah artikel ke-300 yang berhasil saya tulis sejak bergabung di Kompasiana pada April 2020 silam.
Artikel perjalanan wisata memang mendominasi sebagian besar artikel yang saya tulis selama ini. Sudah ratusan destinasi wisata. Baik di mancanegara maupun di tanah air Indonesia tercinta. Dan masih banyak destinasi lainnya yang akan muncul di etape panjang ini.
Lalu setelah mencapai 300 artikel, apa pelajaran paling penting yang harus tetap terjaga selain konsistensi? Tetiba ingat sebuah artikel Engkong Felix Tani lagi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!