Paling menarik diamati tentu saja adalah berbagai tempat ibadah dari masing-masing kelompok etnis. Meskipun tidak berarti warga India, misalnya, hanya ke kuil Hindu. Namun, secara umum bisa dibilang rumah-rumah ibadah yang ada merepresentasi kelompok etnis masing-masing.Â
Bagaimana tidak menarik. Hampir semua tempat ibadah itu tidak hanya kental dengan latar belakang sejarah yang panjang. Tetapi, juga tampil dengan gaya arsitektur yang memikat. Tidak mengejutkan, sebagian besar tempat ibadah ini pun dikenal sebagai objek wisata populer di Penang.
Tampil di deretan terdepan adalah masjid, gereja dan kelenteng yang jumlahnya paling banyak di Penang. Masjid-masjid yang ada, misalnya, yang bisa dianggap mewakili dominasi etnis Melayu ini, bisa ditemukan di berbagai lokasi di pulau Penang. Dan dua di antaranya yang paling terkenal berada persis di pusat kota tua George Town, yakni Masjid Kapitan Keling dan Masjid Lebuh Acheh.
Masjid Lebuh Acheh, yang berdiri di Jalan Acheh, adalah salah satu masjid yang sangat populer di Penang. Minaret masjid yang sekilas mirip mercusuar itu, dibangun pada tahun 1808 oleh seorang pedagang Arab yang datang dari Aceh, Indonesia. Inilah salah satu masjid tertua di Penang.
Selain masjid, komunitas Chinese-Peranakan yang leluhurnya mulai tiba di Penang pada abad ke-18 membuat wajah Penang kian berwarna. Kelenteng atau kuil tersebar di berbagai lokasi. Beberapa di antaranya bahkan berada di urutan teratas sebagai objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan.
Contohnya, Kek Lok Si Temple yang merupakan kuil Buddha terbesar di Malaysia. Lalu ada, Leong San Tong Khoo Kongsi, kelenteng terkenal milik Klan Khoo yang telah berdiri sejak tahun 1835. Dan jangan lupa juga, Kuan Im Teng atau Goddess of Mercy Temple yang memiliki gaya arsitektur menawan.
Kelenteng Kuan Im atau Goddess of Mercy Temple, yang terletak di Jalan Masjid Kapitan Keling itu, sudah berdiri sejak tahun 1728. Di waktu tertentu, Anda bisa melihat ratusan burung merpati di depan kelenteng tertua di George Town ini. Very interesting!
Bagaimana, betul menarik bukan? Jadi, masih ingin melihat kuil lainnya? Nah, kali ini mari menyaksikan kuil Buddha dengan gaya arsitektur berbeda, yakni Wat Chaiya Mangkalaram dan Kuil Burma Dharmikarama yang berdiri berhadapan di daerah Pulau Tikus, Penang.
Wat Chaiya Mangkalaram pasti mengingatkan pengunjung akan kuil-kuil khas Thailand di kota Bangkok. Kuil milik warga Thai-Malaysia ini dibangun pada tahun 1845 di atas tanah yang konon diberikan Ratu Victoria dari Inggris kepada orang-orang Thai yang berada di Penang.
Apalagi ada Patung Buddha Berbaring sepanjang 33 meter di dalam kuil ini. Mirip dengan yang ada di Wat Pho atau Temple of the Reclining Buddha di Bangkok. Bedanya, patung di Wat Pho, Bangkok, lebih panjang, yakni mencapai 46 meter.