Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Vredeburg dan Vastenburg, Balada Dua Benteng dengan Nasib Berbeda

18 Juli 2022   08:48 Diperbarui: 23 Juli 2022   02:30 2076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai diorama di dalam museum. Sumber: dokumentasi pribadi

Jangan keliru! Ini bukan benteng-benteng di Negeri Kincir Angin Belanda. Baik Fort Vredeburg maupun Fort Vastenburg tidak terletak di Belanda. Tetapi, persisnya berada di Yogyakarta dan Solo, Indonesia. Namun, dari namanya saja, mudah diduga. Kedua benteng ini memang bersentuhan dengan jejak kolonialisme Belanda di Indonesia.

Benteng Vredeburg berdiri di lokasi yang sangat strategis di Jalan Ahmad Yani, Yogyakarta. Persis di depan Gedung Agung Yogyakarta dan tidak jauh dari Titik Nol Kilometer. Hanya sekitar 450 meter dari Malioboro, jalan paling terkenal di Yogyakarta. Dan inilah salah satu peninggalan bersejarah di kota yang kerap dijuluki Kota Gudeg itu.

Vredeburg, yang kini lebih dikenal sebagai Museum Benteng Vredeburg, dibangun pada tahun 1767. Awalnya, benteng ini dinamai Fort Rustenburg. Artinya Benteng Peristirahatan dalam bahasa Belanda. Namun, pada tahun 1867 benteng tua itu runtuh akibat gempa bumi.

Selanjutnya, setelah dibangun kembali, benteng ini pun berganti nama menjadi Fort Vredeburg, yang berarti Benteng Perdamaian. Nama ini digunakan karena keberadaan benteng ini dianggap sebagai manifestasi hubungan Belanda dan Kraton Yogyakarta. Hubungan yang diharapkan selalu damai alias tidak saling menyerang.

Pintu gerbang utama Vredeburg-Yogya. Sumber: dokumentasi pribadi
Pintu gerbang utama Vredeburg-Yogya. Sumber: dokumentasi pribadi

Vredeburg yang dibangun sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan Residen Belanda kala itu memang terkait dengan lahirnya Kesultanan Yogyakarta. Sejarah mencatat konstruksi benteng ini sejatinya disebabkan kekhawatiran pihak Belanda akan kemajuan pesat Kraton yang didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tanggal 9 Oktober 1755.

Begitulah, dengan alasan akan ikut menjaga keamanan Kraton dan sekitarnya, Belanda meminta ijin ke Sultan agar bisa membangun sebuah benteng di dekat Kraton. 

Akan tetapi, seperti tabiat Belanda yang telah dikenal sepanjang era kolonialisme di Indonesia, yakni selalu ikut campur semua urusan raja-raja di Jawa kala itu. Belanda sesungguhnya memiliki maksud terselubung di balik pembangunan benteng tersebut. Apa lagi kalau bukan demi bisa mengawasi segala perkembangan yang terjadi di Kraton.

Sebuah bangunan di dalam benteng Vredeburg. Sumber: dokumentasi pribadi
Sebuah bangunan di dalam benteng Vredeburg. Sumber: dokumentasi pribadi

Lokasi Benteng Vredeburg memang cukup dekat dengan Kraton. Konon masih dalam jangkauan jarak tembakan meriam. Belum lagi posisinya tepat menghadap ke jalan utama menuju Kraton. Jelas sudah, benteng ini pun bisa disebut sebagai benteng strategi pihak Belanda. Sewaktu-waktu bisa beralih fungsi sebagai basis penyerangan ke Kraton andaikan Sultan dianggap memusuhi Belanda.

Dalam perkembangannya, Benteng Vredeburg ikut menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting yang terjadi di Yogyakarta. Mulai dari masa penguasaan Inggris antara tahun 1811-1816, era pendudukan Jepang pada tahun 1942, hingga pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1992, Benteng Vredeburg akhirnya ditetapkan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Beberapa bangunan di dalam komplek benteng masih terjaga dengan baik. Dan sebagian bangunan itu pun digunakan sebagai museum.

Berbagai diorama tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia ditampilkan. Salah satu diorama yang menarik disaksikan, yakni diorama pelantikan Soedirman sebagai Panglima Besar TNI.

Berbagai diorama di dalam museum. Sumber: dokumentasi pribadi
Berbagai diorama di dalam museum. Sumber: dokumentasi pribadi

Dengan lokasinya yang mudah dijangkau di jantung kota Yogyakarta, serta latar belakang sejarah yang menarik, Vredeburg pun menjadi salah satu destinasi wisata yang layak dikunjungi bila Anda berkunjung ke Yogyakarta. Apalagi benteng tua ini dibalut arsitektur yang menarik. 

Di samping itu, Museum Benteng Vredeburg yang dikelilingi parit ini pun menyimpan banyak spot menarik untuk berfoto. Sesuatu yang menjadi incaran wisatawan masa kini. Mulai dari jembatan di depan gerbang benteng, hingga di halaman dalam benteng. Sangat menarik!

Jika Fort Vredeburg terlihat sangat terawat baik, maka tidak demikian dengan Fort Vastenburg yang agaknya memiliki nasib berbeda. Padahal letaknya pun persis di jantung kota Solo. Dan hanya sekitar 300 meter dari Balaikota Surakarta. Tempat berkantornya Gibran Rakabuming Raka, Walikota Solo saat ini.

Fort Vastenburg - Solo. Sumber: dokumentasi pribadi
Fort Vastenburg - Solo. Sumber: dokumentasi pribadi

Fort Vastenburg atau dikenal juga sebagai Fort Surakarta, adalah sebuah benteng Belanda dari abad ke-18 yang dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff. Gubernur yang berkuasa antara tahun 1743-1750 ini juga terkenal sebagai tokoh yang meresmikan kantor pos Batavia pada tanggal 26 Agustus 1746. 

Seperti Vredeburg maupun banyak benteng lainnya di tanah air, Benteng Vastenburg pun dibangun dengan tujuan yang sama, yakni untuk mengawasi penguasa setempat, khususnya terhadap keraton Surakarta. Bahkan benteng ini dulu dilengkapi meriam yang diarahkan langsung ke keraton.

Meskipun benteng bersejarah ini diakui sebagai salah satu landmark di kota Solo, tetapi penampilannya kalah jauh dibandingkan Vredeburg di Yogya. Selain tembok tinggi benteng yang tampak masih kokoh serta menara pintu gerbang yang terlihat cantik, tidak ada bangunan lainnya di halaman dalam benteng.

Truk dan deretan tenda tentara di dalam benteng Vastenburg-Solo. Sumber: dokumentasi pribadi
Truk dan deretan tenda tentara di dalam benteng Vastenburg-Solo. Sumber: dokumentasi pribadi

Setelah melewati pintu gerbang, yang segera terlihat di dalam benteng justru truk maupun deretan tenda besar milik TNI AD. Bekas benteng ini kabarnya pernah digunakan sebagai barak dari TNI. Dan selama masa pandemi, barak tentara ini pernah disiapkan sebagai lokasi karantina dan lokasi penampungan pasien covid-19.

Setelah kemerdekaan Indonesia, benteng ini sejatinya memang digunakan sebagai markas TNI itu. Baik sebagai tempat pelatihan keprajuritan maupun aktivitas lainnya. Bahkan pernah beralih fungsi sebagai markas pusat Brigade Infanteri 6/Trisakti Baladaya Kostrad untuk wilayah Karesidenan Surakarta.

Halaman dalam benteng Vastenburg. Sumber: dokumentasi pribadi
Halaman dalam benteng Vastenburg. Sumber: dokumentasi pribadi

Namun, setelah tidak terpakai sejak tahun 1980, benteng ini pun terbengkalai. Kondisi ini diperparah akibat berbagai konflik kepemilikan. Status Vastenburg akhirnya sedikit membaik setelah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya sejak tahun 2010. 

Tetapi, melihat kondisinya saat ini, Vastenburg selayaknya direstorasi kembali. Tidak seperti sekarang ini.  Dengan latar belakang sejarahnya yang panjang serta lokasinya yang persis di pusat kota Solo pun, Vastenburg tidak banyak menarik minat wisatawan. 

Indonesia sebetulnya menyimpan ratusan benteng peninggalan dari era kolonialisme. Dari era Portugis sampai Belanda. Tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Di satu sisi benteng-benteng ini bak membuka lembaran sejarah nan pahit. Tetapi, di sisi lain, benteng-benteng itu adalah saksi sejarah penting yang layak dilestarikan. Apalagi jika dikaitkan dengan industri pariwisata.

Baca juga: "Jelajah Ternate, dari Benteng ke Benteng"

***
Kelapa Gading, 18 Juli 2022
Oleh: Tonny Syiariel

Catatan:

Semua foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun