Beberapa media setempat, seperti Dutch News, ikut memberitakan situasi chaos di Schipol. Dari antrian yang memanjang di konter check in hingga menumpuknya ribuan bagasi yang tidak tertangani. Konon tumpukan bagasi yang belum diambil (unclaimed baggage)Â sempat mencapai angka sekitar 16,000.
Bandara Schipol kabarnya sudah mulai merasakan kurangnya staf bandara sejak April lalu. Untuk itu bandara terbesar di Negeri Tulip ini pun sudah merekrut sekitar 400 staf tambahan. Setengahnya bahkan direkrut langsung bandara ternama ini.
Namun, sama seperti Heathrow, laju peningkatan jumlah penumpang tidak sanggup diimbangi penambahan petugas bandara. Situs Schipol.nl menyebut setiap hari sekitar 174,000 penumpang terbang melalui bandara ini.
Tidak ada pilihan lain. Selain menghimbau semua calon penumpang tiba tepat waktu, yakni 4 jam sebelum jam keberangkatan pesawat, Schipol pun akhirnya ikut membatasi maksimum penumpang per hari. Selama periode sibuk Juli-Agustus, Schipol hanya membolehkan sampai 67,500 penumpang per hari.
Dampak pembatasan ini tentu saja berdampak luas. Maskapai penerbangan asal AS, American Airlines, sudah menghentikan penjualan tiket ke luar dari Schipol untuk bulan Juli. Sedangkan United Airlines, yang juga asal AS, bahkan sudah membatalkan penerbangan antara Washington -Amsterdam untuk musim panas ini.
Bagi calon wisatawan asal Belanda yang hendak berwisata ke wilayah Eropa saja tentunya masih memiliki opsi transportasi lain. Baik dengan bus atau kereta api.Â
Tetapi bagaimana bagi penumpang yang berencana terbang ke luar Eropa? Tidak ada jalan lain, terpaksa harus mencari alternatif lain dengan terbang dari bandara di luar Belanda.
Revenge Travel memang tidak selalu buruk. Tetapi, ketika semua wisatawan global hendak berwisata pada periode yang sama, maka jangan-jangan membludaknya penumpang di Heathrow dan Schipol akan kembali terjadi di bandara lain. Antrian panjang selama berjam-jam yang sangat melelahkan.
***
Kelapa Gading, 16 Juli 2022