Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Florence, Kota Renaisans di Italia

12 Juli 2022   19:02 Diperbarui: 18 Juli 2022   01:30 4710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basilika Santo Croce- Florence. Sumber: dokumentasi pribadi

Dari Boboli Gardens yang berada di belakang Pitti Palace, Profesor Langdon berlari menyusuri Vasari Corridor. Lalu menyelinap masuk ke Palazzo Vecchio. Adegan kejar-kejaran nan seru dalam film "Inferno" itu kembali membayang ketika kereta kami memasuki stasiun Firenze Santa Maria Novella.

Film yang diadaptasi dari novel Dan Brown itu memang dimulai dari kota Florence. Sebuah kota bersejarah nan indah di wilayah Tuscany- Italia. Dan lokasi syuting film thriller yang dibintangi Tom Hanks itu meliputi berbagai objek wisata ternama di kota yang juga diakui dunia sebagai kota kelahiran gerakan Renaisans.

Musim semi sedang memamerkan pesonanya di atas langit Tuscany (Toscana) kala saya kembali ke Florence pada suatu April beberapa tahun silam. Bulan keempat dalam kalender Gregorian itu memang termasuk waktu terbaik mengunjungi Florence. Temperatur masih berkisar antara 15-20 derajat celsius. Sangat nyaman untuk berjalan kaki mengelilingi pusat kotanya.

Kota Florence atau Firenze dalam bahasa Italia, adalah sebuah kota bersejarah yang sangat memikat. Kota yang dibelah sungai Arno ini bahkan dianggap sebagai "The Cradle of Renaissance". Kota tempat lahirnya Renaisans atau Abad Pembaharuan yang berlangsung dari abad ke-14 sampai abad ke-17.

Musisi jalanan di pusat kota Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Musisi jalanan di pusat kota Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Sejak abad pertengahan, Florence sejatinya telah maju pesat sebagai pusat perdagangan dan keuangan terkemuka di Eropa. Bank Medici, milik keluarga Medici yang sangat berpengaruh di masa itu, bahkan telah beroperasi sejak tahun 1397 di Florence. Tidak hanya itu, bidang seni dan arsitektur pun sangat berkembang di ibu kota Tuscany ini.

Kota Florence dan wilayah sekitarnya tercatat banyak melahirkan seniman ternama serta arsitek hebat di era itu. Sebut saja di antaranya, Filippo Brunelleschi, Michelangelo, Leonardo Da Vinci, Botticelli, Giotto, Dante, dan lain-lain. Jejak karya Brunelleschi, misalnya, bisa dilihat dari kubah Katedral Santa Maria del Fiore. Sementara karya lukisan Botticelli ikut mengisi ruang-ruang pameran di Galeri Uffizi.

Dengan latar belakang sejarah dan budaya sekaliber itu, Florence sejak dulu telah memenangkan hati jutaan wisatawan dunia. Florence pun selalu menjadi salah destinasi wisata favorit di negara spaghetti Italia. Setidaknya lebih dari 5 juta wisatawan menyambangi kota cantik ini saban tahun.

Wisatawan mancanegara di Piazza della Signoria. Sumber: dokumentasi pribadi
Wisatawan mancanegara di Piazza della Signoria. Sumber: dokumentasi pribadi

Apalagi dengan lokasinya yang sangat strategis, yakni terletak di tengah rute Roma - Venice dan Roma - Milan. Dari Roma, misalnya, yang berjarak sekitar 260 km, Florence bisa dicapai dalam waktu sekitar 3.5 jam dengan bus wisata. Dan tidak lebih dari 90 menit dengan kereta cepat.

Tidak lama setelah ke luar dari stasiun Firenze Santa Maria Novella, saya sudah berdiri terpaku di tengah Piazza del Duomo. Takjub mengagumi kehebatan arsitektur Duomo (Katedral Florence) yang menjadi ikon kota ini. Letak Duomo ini memang tidak jauh dari stasiun. Hanya berjarak sekitar 800 meter.

Katedral Santa Maria del Fiore (Duomo). Sumber: dokumentasi pribadi
Katedral Santa Maria del Fiore (Duomo). Sumber: dokumentasi pribadi
Sebagai kota tempat lahirnya Renaisans, Florence dihiasi banyak bangunan bersejarah dengan arsitektur menakjubkan. Bahkan berjalan kaki di pusat kota tuanya yang disebut centro storico, pengunjung seakan terlempar ke abad pertengahan. Tak heran, kawasan bersejarah itu meraih status bergengsi sebagai UNESCO World Heritage Site sejak tahun 1982.

Duomo atau lengkapnya disebut Cattedrale di Santa Maria del Fiore, adalah salah satu daya tarik utama wisata di kota Florence. Mulai dibangun pada tahun 1296 oleh Arnolfo di Cambio, katedral yang dirancang dengan gaya arsitektur gotik dan Renaisans ini hingga kini masih menjadi salah satu katedral terbesar di Eropa.

Selain fasad katedral yang dilapisi marmer berwarna merah muda, putih dan hijau nan cantik, kubah raksasanya tentu saja yang paling menakjubkan. Kubah dengan diameter 45.5 meter dan tinggi 116 meter ini konon menggunakan 4 juta batu bata dengan berat lebih dari 40,000 ton. Fantastis!

Kubah Katedral Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Kubah Katedral Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Dengan ukuran super ini, kubah oktagonal rancangan Filippo Brunelleschi ini pun disebut-sebut sebagai kubah dengan batu bata terbesar di dunia hingga kini. Dan inilah salah satu masterpiece dari era Renaisans. Suatu gaya arsitektur yang bak melahirkan kembali budaya klasik. Baik dari era Yunani Kuno maupun Romawi kuno.

Rancangan kubah Katedral Florence itu sendiri kabarnya terinspirasi dari Pantheon- Roma. Sebuah kuil berbentuk bulat dari era Romawi Kuno yang telah berdiri sejak tahun 27 SM di pusat kota Roma. 

Giotto's Campanile dan Duomo. Sumber: dokumentasi pribadi
Giotto's Campanile dan Duomo. Sumber: dokumentasi pribadi
Selain bangunan induk katedral, di Piazza del Duomo ini juga berdiri Giotto's Campanile (Menara lonceng Giotto) yang menjulang setinggi 84.7 meter dan Baptistery of Saint John. Bangunan berbentuk oktagonal yang dibangun antara tahun 1059 - 1128 ini termasuk salah satu bangunan tertua di Florence.

Baptistery- Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Baptistery- Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Baptistery ini tidak kalah kondang dibandingkan katedral maupun menara lonceng. Bagian paling menarik dari tempat pembaptisan ini tentu saja tiga pintu artistiknya yang terbuat dari perunggu. Pintu bagian selatan adalah hasil kreasi Andrea Pisano. Lalu pintu di sisi utara dan timur dirancang oleh Lorenzo Ghiberti. Hebatnya, pintu timur yang tampil keemasan bahkan mengundang pujian dari Michelangelo yang menjulukinya sebagai "Gates of Paradise".
Baptistery dan Pintu Timurnya yang terkenal dengan julukan Gates of Paradise. Sumber: dokumentasi pribadi
Baptistery dan Pintu Timurnya yang terkenal dengan julukan Gates of Paradise. Sumber: dokumentasi pribadi
Pesona yang tersaji di Piazza del Duomo pun membuat saya enggan meninggalkannya. Tetapi, Florence masih menyimpan banyak objek wisata menarik lainnya. Dari alun-alun ini, saya lalu menyusuri Via de Calzaiuoli yang dipenuhi banyak toko dan butik menuju Piazza della Signoria. Piazza (alun-alun) ini mudah dicapai dengan berjalan kaki sekitar 500 meter saja.

Piazza della Signoria sangat terkenal di kota Florence. Piazza ini juga termasuk salah satu alun-alun paling populer di seantero Italia. Di sinilah titik utama dan sejarah Republik Florentina berawal. Dan hingga kini pun, alun-alun ini masih menjadi tempat pertemuan (meeting point) favorit bagi banyak warga kota ini. 

Palazzo Vecchio di Piazza della Signoria. Sumber: dokumentasi pribadi
Palazzo Vecchio di Piazza della Signoria. Sumber: dokumentasi pribadi
Ketenaran Piazza della Signoria jelas tidak terlepas dari kehadiran Palazzo Vecchio (atau Old Palace) yang berdiri anggun di alun-alun ini. Istana yang telah dikonversi menjadi museum ini juga masih berfungsi sebagai Balai Kota Florence. Menara loncengnya yang menjulang setinggi 95 meter ikut menjadi salah satu landmark kota Florence.

Dirancang oleh arsitek Arnolfo di Camblo, istana ini awalnya disebut Palazzo della Signoria. Namun, istana ini juga pernah dikenal dengan beberapa nama lain, seperti Palazzo del Popolo, Palazzo dei Priori, dan Palazzo Ducale. Sedangkan nama Palazzo Vecchio sendiri baru digunakan setelah kediaman Adipati Medici dipindahkan ke Palazzo Pitti yang berada di seberang sungai Arno.

Di depan Palazzo Vecchio terdapat banyak patung-patung keren, antara lain Patung David, patung berkuda Cosimo I dan deretan patung indah lainnya di galeri Loggia dei Lanzi. Sebuah air mancur indah, yakni Fountain of Neptune karya Bartolomeo ikut menghiasi alun-alun ini.

Fountain of Neptune di Piazza della Signoria. Sumber: dokumentasi pribadi
Fountain of Neptune di Piazza della Signoria. Sumber: dokumentasi pribadi
Patung David di alun-alun ini adalah replika dari karya asli pematung kondang Michelangelo di Lodovico Buonarroti Simoni. Patung David (asli) pernah ditempatkan di sini pada tahun 1504. Namun, mahakarya Michelangelo itu telah dipindahkan ke Galleria dell'Accademia sejak tahun 1873.

Begitu pentingnya karya Michelangelo ini, yang disebut sebagai salah satu masterpiece dari era Renaisans, sebuah monumen dengan patung David di atasnya ikut dibangun di Piazzalle Michelangelo. Lokasi di atas sebuah bukit di sisi timur kota ini menawarkan panorama menawan ke arah kota Florence.

Replika Patung David di Piazza della Signoria. Sumber: dokumentasi pribadi
Replika Patung David di Piazza della Signoria. Sumber: dokumentasi pribadi
Bagi pecinta karya seni, Uffizi Gallery yang bersebelahan dengan Palazzo Vecchio ini tentu saja sulit dilewatkan. Museum seni ini diakui sebagai salah satu museum terpenting di Italia. Sedikitnya terdapat lebih dari 100 ribu koleksi lukisan tersimpan di galeri seni ini. Khususnya dari era Italian Renaissance.

Deretan karya pelukis ternama, seperti Sandro Boticelli, Michelangelo, Leonardo da Vinci, Raphael dan lain-lain bisa ditemukan di sini. Dua di antaranya adalah "The Birth of Venus" sebuah mahakarya dari Boticelli dan "Portrait of Pope Leo X" dari Raphael. 

Sejak penerapan kawasan ZTL (Zona Traffico Limitato), kota Florence makin terkenal sebagai kota ramah pejalan kaki. Di kawasan ZTL, khususnya zona A yang meliputi kawasan bersejarah di pusat kota tuanya, semua kendaraan bermotor dilarang masuk. Kecuali bagi warga setempat dan kendaraan yang telah memiliki ijin khusus.

Begitulah, jalan kaki pun menjadi solusi terbaik menjelajahi kota ini. Dan setelah sempat menyeruput secangkir espresso di sebuah kafe di alun-alun ini, saya kembali melanjutkan jelajah kota ini dengan mengunjungi Piazza di Santa Croce. Sebuah piazza lainnya yang juga cukup memesona.

Piazza di Santa Croce- Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Piazza di Santa Croce- Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Piazza di Santa Croce terletak sekitar 500 meter di sebelah timur Piazza della Signoria. Dan seperti ciri khas hampir semua alun-alun di Italia, selalu ada bangunan gereja dan air mancur. Begitu pun di Piazza di Santa Croce yang patut membanggakan pesona Basilica di Santa Croce-nya yang menawan. 

Basilika ini adalah gereja ordo Fransiskan terbesar di dunia. Konon Basilika Santa Croce didirikan oleh Santo Fransiskus dari Asisi, pendiri ordo Fransiskan yang sangat terkenal itu. Selain itu, basilika ini juga termasyhur karena menjadi tempat peristirahatan terakhir beberapa tokoh ternama asal wilayah Tuscany, antara lain Michelangelo, Galileo, Machiavelli, dan Dante Alighieri. 

Basilika Santo Croce- Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Basilika Santo Croce- Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Objek wisata lainnya yang ikut masuk daftar "Must Visit Tourist Attraction in Florence" tidak lain adalah Ponte Vecchio atau Old Bridge. Jembatan tua yang membentang sepanjang 30 meter di atas sungai Arno ini pernah ditempati pedagang daging, petani dan penyamak kulit. Tetapi, kemudian berganti menjadi deretan toko seni dan suvenir hingga kini.

Ponte Vecchio, jembatan tertua di Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Ponte Vecchio, jembatan tertua di Florence. Sumber: dokumentasi pribadi

Ponte Vecchio yang dibangun pada tahun 1345 adalah satu dari 12 jembatan yang ada saat ini di kota Florence. Selain menjadi  jembatan tertua di Florence, jembatan ini juga satu-satunya yang selamat dari kerusakan hebat akibat Perang Dunia II.

Hanya beberapa menit berjalan kaki dari jembatan ini, saya pun tiba di Piazza dei Pitti. Seperti nama alun-alun ini, bangunan utama di sini tidak lain adalah Pallazo Pitti atau Istana Pitti. Bangunan megah bergaya Renaisans yang dibangun pada tahun 1458 itu awalnya dimiliki Luca Pitti, seorang banker asal Florence. Tapi kemudian dibeli oleh Keluarga Medici pada tahun 1549.

Pitti Palace- Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Pitti Palace- Florence. Sumber: dokumentasi pribadi

Sebelum menuju stasiun kereta untuk kembali ke kota Roma, saya masih menyempatkan mampir di Basilica di San Lorenzo yang berdiri tidak jauh dari Piazza del Duomo. Basilika dengan arsitektur Renaisans ini adalah karya lain dari Filippo Brunelleschi. Masih ingat nama tokoh ini bukan?

Basilika San Lorenzo- Florence. Sumber: dokumentasi pribadi
Basilika San Lorenzo- Florence. Sumber: dokumentasi pribadi

Basilika ini kerap disebut sebagai basilika tertua di kota Florence. Pasalnya, basilika ini berdiri di atas sebuah gereja yang sudah berdiri sejak tahun 393. Namun, basilika ini sudah banyak mengalami perubahan. Baik ukuran maupun gaya arsitekturnya. Setelah sempat diperluas pada tahun 1059, basilika ini dibangun kembali dengan sentuhan arsitektur Renaisans pada tahun 1418.

Fasad basilika yang belum selesai. Sumber: dokumentasi pribadi
Fasad basilika yang belum selesai. Sumber: dokumentasi pribadi

Di atas kereta cepat Freccirossa yang melesat bak peluru menuju Roma, saya masih sulit melupakan petualangan singkat di kota Florence. Dari satu piazza ke piazza lainnya. Dari Santa Maria del Fiore sampai Santa Croce. Sebuah kota yang pantas dilabeli "The Jewel of Renaissance". Ah, Florence memang menawan. Ciao!

***

Kelapa Gading, 12 Juli 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan:

Semua foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun