Calogera menatapku seakan tak percaya. Gadis Sisilia nan cantik itu takjub mendengar rute perjalanan kami. Bentangan jarak antara Sisilia dan Indonesia begitu jauh. Tetapi, kami akhirnya sampai juga di kotanya. Palermo yang cantik! Palermo yang pernah menjadi rebutan banyak penjajah di masa lalu.
Italia, kota ini tetap saja sanggup menggaet lebih dari satu juta turis setiap tahun. Penyuka sejarah, pecinta arsitektur dan penikmat kuliner kerap menempatkannya sebagai salah satu destinasi wisata impian di Italia.
Kota Palermo sangat menarik dijelajahi. Meskipun terletak jauh di selatanSebagai kota terbesar di Sisilia, Palermo pernah menyandang posisi penting sebagai ibu kota di masa dua penguasa Sisilia, yakni di era Emirate of Sicily (831- 1072) dan Kingdom of Sicily (1130-1816). Dan sejak tahun 1946, Palermo kembali menjadi ibu kota wilayah otonomi Sisilia.
Di era terkini, kota berpenduduk sekitar 850 ribu jiwa tetap mempertahankan posisinya sebagai kota terpenting di Sisilia. Baik sebagai pusat ekonomi, budaya maupun pariwisata. Akses dari kota-kota lain di Italia dan Eropa pun relatif mudah. Bandara Falcone Borsellino, misalnya, dilayani banyak maskapai ternama, antara lain Ryanair dan Wizz Air.
Baca juga:Â "Pulau Sisilia Bukan Hanya tentang Mafioso"
Palermo juga bisa dicapai melalui jalur laut. Banyak perusahaan feri melayari rute ke Palermo, misalnya dari Cagliari, Genoa, Livorno dan Napoli. Dan tentu saja rute darat melalui Selat Messina. Baik dengan bus maupun kereta api. Selain itu, kota inipun kerap disinggahi banyak kapal pesiar yang mengarungi Laut Mediteranian.
Sejarah kota Palermo, yang didirikan bangsa Phoenicians pada tahun 734 SM, sejatinya tidak berbeda jauh dengan sejarah pulau Sisilia itu sendiri. Penuh gejolak sepanjang penaklukkan berbagai bangsa asing. Dari era Romawi hingga zaman pendudukan bangsa Arab.
Begitu seringnya kota ini dikuasai bangsa asing, Palermo pun mendapat julukan unik sebagai "The Most Conquered City in the World". (Kota yang Paling Banyak Ditaklukkan di Dunia). Sebuah julukan yang mengingatkan nasib Palermo yang pahit. Namun, dari peninggalan sejarah itu pula, kota di baratlaut Sisilia ini pernah meraih predikat keren. Pada tahun 2018, Palermo dinobatkan sebagai "Italian Capital of Culture".
Di negara seperti Italia, penghargaan tersebut jelas sangat bergengsi. Pasalnya, lebih sulit mengalahkan sesama kota di Italia dibandingkan kota lainnya di Eropa. Dan Palermo memang layak. Kota ini sangat kaya akan warisan sejarah, budaya, seni, dan kuliner. Di bidang arsitektur, misalnya, kota Palermo bertabur banyak bangunan dengan gaya arsitektur berbeda. Dari romanesque, gothic, renaissance, baroque, hingga art noveau.
Gaya arsitektur nan indah itu bisa disaksikan di lebih dari 100 gereja yang tersebar di berbagai pelosok kota Palermo. Begitupun dari keberadaan banyak gedung bersejarah lainnya, seperti gedung teater, istana dan sebagainya.Â