Label halal terbaru masih ramai diperdebatkan. Namun, di balik urusan label halal untuk berbagai produk makanan dan jasa lainnya, status halal itu sendiri sejatinya telah berkembang lebih jauh menjadi bagian dari sebuah gaya hidup. Para ahli pemasaran pun kini melabelinya sebagai "Halal Lifestyle".Â
wisata halal kian marak ditawarkan banyak Biro Perjalanan Wisata (BPW). Apalagi potensi wisatawan Muslim memang sangat menakjubkan.Â
Di industri pariwisata punSecara global, wisatawan Muslim pernah mencapai 160 juta pada tahun 2019. Lalu merosot ke 42 juta pada tahun 2020 akibat pandemi. Namun, pada tahun 2023 mendatang, diprediksi akan kembali ke level 160 juta seperti di tahun 2019.
Dengan tren seperti ini, tidak mengejutkan ketika banyak Biro Perjalanan Wisata pun tergoda masuk ke ceruk pasar nan prospektif ini. Tidak ketinggalan beberapa BPW terkenal yang kerap dijuluki "Big Boys". Ramai-ramai ikut meluncurkan paket wisata halal ke berbagai destinasi wisata dunia.
Sejalan dengan itu, berbagai negara di dunia pun makin agresif mempromosikan wisata halal ini di negara masing-masing. Terlebih lagi dari negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sebut di antaranya, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Turki, Uzbekistan, Malaysia, Indonesia dan lain-lain.
Bahkan negara-negara Non-Muslim pun tidak kalah sigap menggarap potensi besar wisata halal ini. Mulai dari negara-negara di Asia, seperti Singapura, Thailand, Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang, sampai negara-negara di Eropa, antara lain Inggris dan Spanyol. Di negara-negara ini memang terjadi peningkatan wisatawan Muslim yang cukup signifikan.
Sementara itu, berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2021 yang dilansir lembaga pemeringkat Global Crescent Rating, Indonesia berada di posisi ke-4 dari "10 Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia 2021". Sedangkan posisi ke-1 sampai ke-3 ditempati berturut-turut oleh Malaysia, Turki, dan Arab Saudi.
Yang menarik dicermati adalah kiprah Singapura yang sukses meraih posisi ke-7. Pasalnya, Singapura adalah satu-satunya negara di GMTI 2021 yang bukan anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam).Â
Meskipun demikian, negeri jiran ini pun siap menerima kedatangan wisatawan Muslim termasuk segala kebutuhannya. Singapura bahkan telah merilis buku panduan wisata khusus wisatawan Muslim, yakni "Discover Muslim-Friendly Singapore".
Bagaimana dengan potensi wisata halal di tanah air kita?
Indonesia bisa dibilang berada di dua jalur sekaligus. Baik di jalur Inbound Tour maupun Outbound Tour. Di Inbound tour, Indonesia telah menjadi salah satu destinasi wisata halal favorit bagi wisatawan Muslim mancanegara. Sedangkan di sisi lain, wisatawan Indonesia yang rajin melanglang-buana ke mancanegara (Outbound tour) pun ikut menjadi bidikan banyak negara lainnya.Â
Destinasi wisata halal di Indonesia tersebar di berbagai provinsi. Kementerian Pariwisata Indonesia sendiri pernah menyelenggarakan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) pada tahun 2018--2019.Â
Penilaian yang juga dilakukan Crescent Rating-Mastercard itu menetapkan lima destinasi pariwisata halal terbaik di Indonesia, yakni Lombok, Aceh, Riau, Sumatra Barat dan DKI Jakarta.
Perlu juga dipahami, wisata halal tidak ada kaitannya dengan isu mensyariahkan sebuah destinasi wisata. Menparekraf Sandiaga Uno, seperti dikutip dari IDX Channel, mengatakan, "Pariwisata halal lebih ke Muslim-friendly based. Difokuskan untuk extension of service atau untuk penambahan layanan ketika berwisata."
Hal yang sama pernah disampaikan Wapres K.H. Ma'ruf Amin. Mantan Ketua Umum MUI itu berpandangan bahwa perspektif wisata halal bukan mengubah objek wisata menjadi halal. Sesuatu yang kerap disalahartikan. Tetapi, halal yang dimaksud adalah penyediaan pangan yang disajikan dalam restoran, ketersediaan tempat ibadah, dan hotel yang memiliki standar kehalalan.
Wisata halal, yang kerap disebut "Muslim-friendly tourism", sejatinya tidak berbeda dengan wisata pada umumnya. Namun, seperti yang dijelaskan Menparekraf Sandiaga Uno, ada berbagai layanan tambahan yang khusus dirancang untuk mengakomodasi semua kebutuhan wisatawan Muslim.
Biro Perjalanan Wisata ikut mengatur semua layanan dengan mengikuti pedoman halal yang sesuai syariat Islam. Mulai dari hotel yang digunakan ramah terhadap wisatawan Muslim; makanan halal disajikan selama berwisata; fasilitas sholat tersedia di destinasi tujuan; dan sebagainya.
Priyadi Abadi, pegiat wisata halal yang juga Ketua Umum IITCF (Indonesian Islamic Travel Communication Forum)Â mengatakan, "Wisatawan sejatinya masih bisa menikmati perjalanan wisata sebagaimana wisata umumnya. Tetapi, pada saat yang sama tetap dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang Muslim yang taat."
Dalam suatu perjalanan wisata di kota Roma- Italia, contohnya, Priyadi yang juga Direktur Utama Adinda Azzahra Tour itu bahkan berusaha mencari sebuah masjid agar grupnya bisa shalat dzuhur. Padahal di ibu kota Italia yang mayoritas Katolik itu lebih dikenal sebagai kota yang didominasi gereja.
Singkatnya, grupnya pun bisa sholat di Masjid Agung Roma. Masjid terbesar di negeri pizza itu. Suatu pengalaman beribadah yang sulit dilupakan. Shalat di sebuah masjid tentu saja mudah ketika berada di negara seperti Turki atau Malaysia. Tetapi, belum tentu semudah itu di negara-negara semacam Italia atau Prancis.
Tidak hanya soal tempat shalat, urusan makan pun mendapat perhatian khusus. Meskipun harus disadari, standard "halal" tentunya disesuaikan dengan negara tujuan.Â
Tidak semua negara di dunia mengeluarkan sertifikat halal bagi restoran seperti yang ada di Indonesia. Di beberapa kota di Eropa, sebagai alternatif, wisatawan Muslim biasanya mencari restoran yang dikelola imigran asal Turki, Maroko atau Lebanon.
Layanan-layanan tambahan di atas pun membuat wisata halal pun memiliki beberapa keunggulan dibandingkan wisata umum lainnya. Namun, jangan lupa, di atas segalanya, prioritas semua wisatawan ketika memilih sebuah paket wisata tidak akan bergeser dari destinasi wisata itu sendiri.Â
Negara Turki, misalnya, adalah salah satu destinasi wisata halal yang sangat populer di kalangan wisatawan Muslim Indonesia. Jejak sejarah Kesultanan Utsmaniyah serta warisan budaya lainnya membuat Turki sulit dilewatkan. Sama menariknya dengan Spanyol yang kondang dengan wilayah Andalusia nya.
Andalusia yang berasal dari bahasa Arab "Al Andalus" banyak menyimpan sejarah penaklukan dan penyebaran Islam di Eropa. Kota-kota bersejarah di wilayah Otonomi di Negeri Matador ini, antara lain Sevilla, Granada dan Cordoba adalah deretan destinasi wisata yang sangat terkenal di kalangan wisatawan Muslim dunia.
Melihat tren yang terus berkembang, saya tidak terkejut kala wisata halal pun makin melejit menjadi bagian dari gaya hidup wisatawan Muslim di era terkini. Baik ketika berwisata di dalam negeri sendiri, maupun kala melancong ke negeri lain.
Lagipula, bukankah lebih elok jika Anda bisa melakukan keduanya sekaligus. Tetap bisa menikmati jalan-jalan sebagaimana biasanya. Namun, tidak pernah meninggalkan ibadah. Di manapun Anda berwisata!
***
Kelapa Gading, 23 Maret 2022
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan:Â
1) Semua foto yang digunakan sesuai keterangan di foto masing-masing.
2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H