Dari alun-alun cantik ini pula, saya mulai menghitung langkah menjelajahi kota tua Segovia. Dari plaza ke plaza. Dari Plaza del Azoguejo, saya pun mulai menyusuri jalan-jalan kecil menuju Plaza Mayor, alun-alun paling terkenal di kota Segovia.Â
Menariknya, jalan pertama yang saya lewati adalah Calle de Cervantes. Nama jalan yang seketika membuatku teringat kisah Don Quixote de la Mancha. Nama tokoh utama dalam novel "Don Quixote" karya Miguel de Cervantes. Dan tidak salah, jalan ini memang didedikasikan untuk sang novelis Spanyol yang sangat terkenal itu.Â
Angin dingin di penghujung Desember membuat saya sedikit mempercepat langkah. Mencari sedikit perlindungan di antara toko dan kafe di ujung jalan sana. Calle de Cervantes berakhir di mulut jalan lainnya yang tampak jauh lebih ramai. Itulah Calle Juan Bravo yang digelari sebagai jalan paling terkenal di Segovia.
Di jalan yang dulu disebut Calle Real ini berderet toko suvenir, butik, kafe, hotel, dan alun-alun. Di jalan ini pula langkah kaki semua wisatawan kerap tertahan. Bukan hanya oleh toko-toko yang menggoda, tetapi juga demi mengagumi pesona arsitektur beberapa bangunan bersejarah dari abad pertengahan. Misalnya Casa Des Los Picos, Church of San Martin hingga Segoiva Medieval Prison.
Tidak mengherankan, jalan ini pun selalu ramai dengan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Apalagi ketika puncak musim turis tiba di Segovia. Ribuan turis yang bolak-balik dari Plaza del Azoguejo ke Plaza Mayor bakal membuat jalan ini kian padat merayap. Namun, di musim dingin yang sepi, Anda tentunya bisa menikmati sepuasnya jalan terkenal ini.
Dan masih di Calle Juan Bravo, sebuah alun-alun cantik akhirnya memaksaku menepi sejenak. Plaza de Medina del Campo, yang dikelilingi banyak bangunan tua sarat sejarah memang memesona. Bahkan pesonanya membuat saya sampai melupakan kameraku yang masih meringkuk dingin di dalam tas punggungku.Â
Kamera memang biasanya selalu tersimpan di dalam tas dan hanya dikeluarkan ketika hendak memotret. Di banyak kota di Eropa, sebaiknya tidak menggantung kamera di leher kala berjalan-jalan. Ataupun sambil membuka peta di jalan ramai. Dua ciri itu bak menandai dirimu sendiri sebagai turis yang bisa menjadi sasaran pencopet profesional.
Setelah melalui Calle Isabela la Catolica, yang merupakan sambungan Calle Juan Bravo, saya pun tiba di Plaza Mayor. Alun-alun kota paling terkenal di Segovia. Bagaimana tidak terkenal, di alun-alun ini berdiri berbagai bangunan penting di Segovia. Mulai dari Town Hall, Juan Bravo Theatre, San Miguel Church, hingga Segovia Cathedral.
Tentu saja Katedral Segovia adalah bintang utamanya. Apalagi dengan posisinya yang berada di titik tertinggi di Segovia, katedral yang dibangun pada tahun 1527 hingga 1577 ini pun tampil sebagai salah satu landmark kota yang sangat menonjol. Sama dengan Aqueduct maupun Alcazar. Segovia Cathedral juga tercatat sebagai katedral gotik terakhir yang dibangun di Spanyol.Â
Dari Plaza Mayor ini terdapat beberapa opsi untuk melanjutkan tour di kota kecil berpenduduk sekitar 51.6 ribu ini. Bisa mengunjungi Jewish Quarter yang berada cukup dekat dari alun-alun ini. Atau lanjut melangkah ke Alcazar de Segovia. Dan boleh juga ngopi di salah satu kafe nan hangat di sekitar Plaza Mayor.
Alcazar de Segovia hanya berjarak sekitar 750 meter dari Plaza Mayor atau sekitar 15 menit berjalan kaki. Dengan bentuknya yang menawan, kastil abad pertengahan ini konon ikut menginspirasi kastil yang hadir di film animasi "Snow White and the Seven Dwarves"Â dari Walt Disney.