Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rusia, Rasputin dan Film "The King's Man"

6 Maret 2022   10:08 Diperbarui: 5 Mei 2022   02:21 5874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rasputin, Rahib terkenal di era Kekaisaran Rusia. Sumber: foto wikimedia / desain pribadi via Canva

Syahdan, dengan berbagai koneksi yang dimilikinya, termasuk dari anggota senior keluarga kekaisaran, Rasputin akhirnya bisa bertemu dengan Tsar Nicholas II dan Permaisuri Alexandra Feodorovna pada tanggal 1 November 1905 di Istana Peterhof. Sebuah istana bergaya arsitektur baroq yang indah.

Istana Peterhof, tempat Rasputin pertama kali bertemu dengan Tsar Nicholas II. Sumber: dokumentasi pribadi
Istana Peterhof, tempat Rasputin pertama kali bertemu dengan Tsar Nicholas II. Sumber: dokumentasi pribadi
Sang kaisar Rusia, yang sudah mendengar sekilas nama Rasputin sebelum pertemuan itu, sangat terkesan dengannya. Rencana pertemuan yang awalnya dijadwalkan hanya lima menit pun menjadi lebih dari satu jam. Rasputin berhasil merebut hati Tsar Nicholas dan Permaisuri Alexandra.

Pada saat itu, Tsar Nicholas II dan Permaisuri Alexandra hampir putus asa mencari obat untuk menyembuhkan penyakit hemofilia yang diderita Alexei Nikolaevich Romanov. Anak laki-laki satu-satunya dan sekaligus pewaris takhta Kekaisaran Rusia. Tsar Rusia ini memang sudah memiliki 4 anak lainnya, tetapi semuanya wanita.

Sejak pertemuan itulah, Permaisuri Alexandra kian yakin bahwa Rasputin memiliki kekuatan ajaib yang bisa menyembuhkan anaknya. Apalagi dalam beberapa kesempatan sang rahib, yang juga disebut dukun, dapat meredakan sakit dan menghentikan pendarahan Alexei.

Dengan keyakinan keluarga kekaisaran atas kemampuannya yang ajaib, status Rasputin pun seketika menjelma menjadi tokoh penting yang sangat berpengaruh di lingkaran dalam Kekaisaran Rusia. Pengaruhnya bahkan melampaui kapasitas aslinya. Menjelang Perang Dunia I, misalnya, Rasputin konon ikut memberikan advis politik ke sang kaisar. 

Tak pelak lagi, semua berita miring tentang Rasputin pun beredar cepat di kalangan elit Rusia. Banyak pihak pun kecewa dan sekaligus cemas. Bagaimana mungkin, seorang rahib tidak jelas bisa begitu berpengaruh di istana. Apalagi kemampuannya untuk menyembuhkan Alexei pun sebetulnya masih diragukan.

Keluarga Tsar Nicholas II. Sumber: Library of Congress / wikimedia
Keluarga Tsar Nicholas II. Sumber: Library of Congress / wikimedia
Rasputin sendiri kerap memposisikan dirinya sebagai seorang rahib suci di lingkungan istana kekaisaran. Namun, di luar istana, perilaku Rasputin sungguh berbeda jauh. Mulai dari menerima suap hingga kebiasaan mabuk serta berfoya-foya dengan wanita dari segala kalangan.

Puncak dari semua kegilaannya itu, Rasputin didesas-desuskan berselingkuh dengan Permaisuri Alexandra. Persis seperti sepotong lirik dalam lagu "Rasputin" yang diciptakan Boney M.  

"Ra... ra... Rasputin, Lover of the Russian Queen".

Perilaku Rasputin kian merebak luas setelah ditulis berbagai media. Tidak hanya di Rusia, tetapi menyebar hingga ke seluruh Eropa. Kebebasan pers sendiri telah diberikan Tsar Nicholas II sejak tahun 1905. Tidak heran, rumor perselingkungan Rasputin dan Permaisuri Alexandra pun ikut menjadi bahan gunjingan tentara di Front Timur Perang Dunia I.

Rasputin bersama Tsarina Alexandra dan banyak wanita lainnya. Sumber: Getty images / www.dailymail.co.uk
Rasputin bersama Tsarina Alexandra dan banyak wanita lainnya. Sumber: Getty images / www.dailymail.co.uk
Alhasil, semua berita ini membuat publik marah. Tuntutan agar Rasputin dicopot dari semua posisinya pun makin meningkat. Segala cara bahkan dihalalkan untuk menyingkirkan sang rahib. Tetapi, tidak ada satupun yang berhasil hingga tahun 1916.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun