Pembatalan berbagai events besar itu jelas merugikan banyak pihak di Russia. Tentu saja, termasuk industri pariwisatanya yang sejatinya baru mulai merangkak naik setelah dihantam badai covid-19.
Setiap tahun Russia menerima lebih dari 20 juta kunjungan wisatawan. Tahun 2019, misalnya, Russia menyambut sekitar 25 juta wisatawan dari berbagai negara.Â
Namun, angka ini anjlok selama masa pandemi. Di tahun 2020 hanya tercatat sekitar 8.6 juta wisatawan asing yang berkunjung ke berbagai destinasi wisata di negara itu.
Paling menarik dicermati, dari data negara asal wisatawan asing di tahun 2020, wisatawan asal Ukraina menduduki peringkat teratas.Â
Setidaknya, ada sekitar 2.3 juta wisatawan asal negeri yang kini sedang diinvasi itu. Alhasil, sektor pariwisata Rusia dipastikan bakal kehilangan wisatawan asal Ukraina dan banyak negara lainnya di musim semi hingga musim panas mendatang ini.
Dengan semua dampak yang sudah terjadi hingga hari ini, Rusia tetap bergeming. Bahkan dalam sidang Dewan Keamanan PBB yang berlangsung pada Jumat lalu, Rusia sukses memveto resolusi yang menuntut Putin menghentikan serangan dan menarik pasukannya dari Ukraina.
Mungkin menarik mendengar apa yang dikatakan Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS di PBB, setelah veto Russia itu.Â
O ya, hak veto adalah hak istimewa yang bisa digunakan untuk membatalkan keputusan dari anggota Dewan Keamanan PBB. Selain Rusia, ada 4 negara lainnya yang memiliki hak yang sama, yakni AS, China, Prancis dan Inggris.
"Russia, you can veto this resolution, but you cannot veto our voices. You cannot veto the truth. You cannot veto our principles. You cannot veto the Ukrainian people. You cannot veto the UN Charter. And you will not veto accountability."
(Rusia, Anda dapat memveto resolusi ini, tetapi Anda tidak dapat memveto suara kami. Anda tidak dapat memveto kebenaran. Anda tidak dapat memveto prinsip kami. Anda tidak dapat memveto rakyat Ukraina. Anda tidak dapat memveto Piagam PBB. Dan Anda tidak akan memveto pertanggungjawaban).
Dan tidak kalah pentingnya, Putin pun seharusnya mendengar suara dari ribuan rakyatnya sendiri. Dan siapa tahu ada suara lain dari lubuk hatinya sendiri...
All we are saying is... Give Peace a Chance
All we are saying is... Give Peace a Chance.
***