Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Lennon, Putin dan "Give Peace a Chance"

27 Februari 2022   10:25 Diperbarui: 28 Februari 2022   21:45 2880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemotres anti invasi Rusia ke Ukraina di St.Petersburg, kota kedua terbesar di Rusia. Sumber: Sergei Mihailicenko/ Anadolu Agency via Getty / www.people.com

Pemotres anti invasi Rusia ke Ukraina di kota Paris. Sumber: Esra Taakan / Anadolu Agency via Getty / www.people.com
Pemotres anti invasi Rusia ke Ukraina di kota Paris. Sumber: Esra Taakan / Anadolu Agency via Getty / www.people.com
Di masa lalu boleh jadi mustahil melihat rakyat Rusia menentang agresi militer dari negaranya sendiri. Apalagi terhadap negara lain yang dianggap tidak bersahabat. 

Tetapi, di era global seperti sekarang, jelas berbeda. Rakyat Rusia sendiri tanpa ragu sedikitpun ikut melakukan protes di 60 kota di Negeri Beruang Merah itu.

Di Moskwa, ibu kota Rusia, dilaporkan lebih dari 1.000 pemotres telah ditahan. Namun, pendekatan represif seperti ini justru membuat Vladimir Putin kian tidak populer di negeri sendiri. 

Belum seminggu agresi militer Rusia ke negara tetangganya itu, Rusia sudah mulai merasakan pahitnya dimusuhi banyak negara di dunia.

Pemotres anti invasi Rusia ke Ukraina di St.Petersburg, kota kedua terbesar di Rusia. Sumber: Sergei Mihailicenko/ Anadolu Agency via Getty / www.people.com
Pemotres anti invasi Rusia ke Ukraina di St.Petersburg, kota kedua terbesar di Rusia. Sumber: Sergei Mihailicenko/ Anadolu Agency via Getty / www.people.com
Bak ungkapan siapa menabur angin akan menuai badai. Ukraina memang dibuat porak poranda oleh pasukan Rusia. 

Akan tetapi, Rusia sendiri mulai dihantam berbagai aksi penolakan atas semua kepentingannya di dunia. Mulai dari dilarangnya maskapai Aeroflot memasuki wilayah Inggris hingga pembatalan berbagai sport events berskala internasional.

Babak final UEFA Champions League, misalnya, yang dijadwalkan berlangsung di stadion Gazprom Arena di kota St. Petersburg pada 28 Mei 2022, telah dibatalkan pihak UEFA. Perhelatan final sepak bola bergengsi itu sudah resmi dipindahkan ke Stade de France- Paris, Prancis. 

Selain itu, penggemar balapan Formula 1 di Rusia pun harus gigit jari. Ajang Russian Grand Prix 2022 yang diagendakan berlangsung di sirkuit Sochi Autodrom, di kota resort Sochi, pada tanggal 25 September 2022 pun telah dibatalkan. Dan tidak lama setelah pembatalan itu, sebuah kabar dari Lausanne membuat pecinta olah raga di Rusia kian merana.

Balapan Formula 1 di kota Sochi yang ikut dibatalkan. Sumber: Alexander Nemenov/ AFP/Getty via Edition.cnn.com
Balapan Formula 1 di kota Sochi yang ikut dibatalkan. Sumber: Alexander Nemenov/ AFP/Getty via Edition.cnn.com
International Olympic Committee (IOC) telah mendesak semua badan olah raga dunia untuk membatalkan atau memindahkan seluruh pertandingan olahraga dari Rusia dan Belarus. Bahkan meminta untuk tidak mengibarkan bendera Rusia maupun memutar lagu kebangsaan Rusia di semua event yang diikuti negara agresor itu.

Beberapa events besar lainnya pun kini dibayangi pembatalan. Misalnya, semua pertandingan Ski di bawah kendali International Ski Federation (FIS) kemungkinan akan dibatalkan. Begitupun "2022 FIVB Volleyball Men's World Championship" yang sedianya berlangsung pada akhir Agustus nanti di beberapa kota di Russia, juga terancam batal.

Vladimir Putin mungkin telah memperhitungkan dengan cermat dari aspek militer, tetapi apakah Putin juga memikirkan dampak agresinya terhadap rakyatnya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun