Setelah kekalahan telak di Stalingrad yang terkenal dengan nama "Battle of Stalingrad” (Agustus 1942-Februari 1943), pasukan Hitler makin sulit menahan gelombang serangan pasukan Sekutu. Pada tanggal 6 Juni 1944, yang dirayakan sebagai 'D-Day', Blok Sekutu mulai invasi secara masif dengan mendaratkan sekitar 156.000 tentara di pantai Normandia- Prancis.
Pasukan Hitler kian terjepit setelah pasukan Uni Soviet juga terus merangsek dari arah timur. Polandia, Czechoslovakia, Hongaria dan Rumania kembali direbut. Dan serangan bom besar-besaran ke wilayah Jerman oleh pasukan Sekutu pada bulan Februari 1945 akhirnya membuat Jerman pun menyerah. Hitler sendiri ditemukan bunuh diri di bunker-nya di Berlin pada tanggal 30 April 1945.
Setelah Jerman kalah, Jepang pun menyusul tumbang setelah AS menjatuhkan dua bom atom di atas kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito akhirnya mengumumkan Jepang menyerah tanpa syarat. Italia sendiri telah lebih dulu menyerah sejak 8 September 1943.
Akibat dua perang dunia ini, puluhan juta manusia menjadi korban. Baik di kalangan militer maupun warga sipil. Jika Perang Dunia I mengakibatkan kematian lebih dari 20 juta jiwa, maka Perang Dunia II jauh lebih mengerikan lagi. Diperkirakan antara 60–80 juta jiwa meninggal selama perang terburuk dalam sejarah itu.
Uni Soviet menderita kerugian paling besar. Setidaknya 20 juta warganya tewas selama perang ini. Selain itu, sejarah juga mencatat kematian sekitar 10 juta orang di berbagai kamp konsentrasi Nazi. Enam juta di antaranya adalah keturunan Yahudi. Suatu tragedi terbesar dalam sejarah perabadan umat manusia.
Lalu bagaimana dampak Perang Rusia - Ukraina?
Apakah Kamerad Putin masih ingat sejarah kelam di masa lalu ini? Tidak ada satupun bangsa yang menang perang tanpa kekalahan. Pemimpin mungkin saja bersorak sejenak ketika menang perang. Tetapi, rakyatnya yang berperang itulah yang tetap saja paling menderita selamanya. Dari perang ke perang lainnya.
Kini mata seluruh dunia tertuju ke konflik Rusia-Ukraina. Dan sekalipun banyak yang tidak lagi percaya akan perkataan sang pemimpin Russia itu, tetapi semoga kali ini Putin memegang teguh kata-katanya. Rusia memang tidak bermaksud menginvasi Ukraina. Dan kalau demikian, ayo hentikan agresimu!
***
Kelapa Gading, 25 Februari 2022
Oleh: Tonny Syiariel