Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Konflik Rusia-Ukraina dan Sekilas Perang Dunia I & Perang Dunia II

25 Februari 2022   14:06 Diperbarui: 25 Februari 2022   14:11 5509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 1918, situasi mulai berubah. Di bawah Komandan Sekutu Ferdinand Foch, pasukan Britania, AS dan Prancis memulai serangan balik yang sukses. Jerman pun mulai terdesak. Satu demi satu kekuatan Blok Sentral pun akhirnya runtuh. Setelah Ottoman menyerah pada 31 Oktober, Austria-Hongaria pun menyusul bertekuk lutut pada 3 November 1918.

Situasi di Jerman tidak lebih baik. Menghadapi revolusi di negerinya sendiri, Kaiser Wilhelm II dipaksa turun takhta. Kaisar Jerman terakhir ini melarikan diri ke Belanda. Pemerintah baru Jerman akhirnya menyatakan gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918.

Kaiser Wilhem II di Perang Dunia I. Sumber: Getty images/ www.histrory.com
Kaiser Wilhem II di Perang Dunia I. Sumber: Getty images/ www.histrory.com
Perjanjian damai segera disepakati di Versailles-Paris pada tanggal 28 Juni 1919. Dalam perjanjian yang disebut 'Treaty of Versailles' itu, Jerman yang kalah perang diwajibkan membayar biaya perang, khususnya bagi negara yang hancur akibat serangannya. Dan tidak kalah menyakitkan, pasukan Jerman juga dibatasi hingga hanya 100.000 orang tanpa persenjataan modern.

Perang Dunia I juga mengubah peta politik Eropa. Empat kekaisaran di masa itu, yakni Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hongaria, Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Utsmaniyah (Ottoman) ikut tumbang dan berganti dengan pemerintahan model baru. 

Setelah Perang Dunia I usai, Liga Bangsa-Bangsa didirikan pada tahun 1919. Akan tetapi, Eropa masih dilanda ketidakstabilan politik. Apalagi isi Perjanjian Versailles yang terpaksa ditandatangani Jerman membuat negara yang kalah perang itu sakit hati. Bahkan rakyat Jerman pun ikut memprotesnya.

Demonstrasi massa terhadap Perjanjian Versailles di depan Reichstag- Berlin. Sumber: Germany Federal Agency for Civic Education / wikimedia
Demonstrasi massa terhadap Perjanjian Versailles di depan Reichstag- Berlin. Sumber: Germany Federal Agency for Civic Education / wikimedia
Ancaman perang yang lebih besar kembali mengintai ketika Adolf Hitler diangkat sebagai Kanselir Jerman pada tahun 1933. Hitler yang juga presiden Partai Sosialis Nasional Jerman (Nazi) mulai membangun perekonomian dan juga memperkuat militer Jerman. Sesuai janjinya demi pemulihan harga diri bangsa Jerman!

Adolf Hitler memberikan pidato di kota Wina, Austria. Sumber: Das Bundesarchive / wikimedia
Adolf Hitler memberikan pidato di kota Wina, Austria. Sumber: Das Bundesarchive / wikimedia
Kebijakan militer dan luar negeri Hitler sangat ekspansif. Diawali dengan menduduki kembali Rhineland pada tahun 1936, Hitler kemudian memaksa Austria untuk bersatu dengan Jerman. Selanjutnya Chekoslovakia ikut diambil alih. Belum cukup, Hitler lalu menyerang Polandia pada tanggal 1 September 1939.

Hitler, yang sebelumnya telah bersepakat dengan Rusia untuk membagi wilayah itu, tidak menduga bahwa Britania Raya dan Prancis akan mendukung Polandia. Perang besar pun tidak terhindarkan. Dan persis sama dengan Perang Dunia I, kali inipun perang terbagi ke dalam dua blok.

Jerman telah membangun Blok Poros yang juga dikenal sebagai Axis Powers. Pakta aliansi ini ditandatangani di Berlin pada tanggal 27 September 1940 oleh Nazi Jerman, Fascist Italia dan Jepang. Dan juga didukung Hongaria, Rumania, Slowakia dan Bulgaria.

Sekali lagi lawan Jerman adalah Blok Sekutu, yakni koalisi militer internasional yang dibentuk untuk melawan kekuatan Blok Poros. Pendukung utama Blok Sekutu tidak lain adalah Britania Raya, AS, Prancis dan Uni Soviet. Dan juga disokong China. Negara-negara raksasa yang hingga kini masih sangat dominan.

Perbandingan dua kekuatan besar di Perang Dunia II. Sumber: www.medium.com
Perbandingan dua kekuatan besar di Perang Dunia II. Sumber: www.medium.com
Dengan metode perang yang disebut 'Blitzkrieg' (perang kilat), pasukan Jerman yang begitu bertenaga menyapu hampir seluruh Eropa. The unstoppable Germany! Polandia, Belgia, Belanda, Denmark, Norwegia dan Prancis semuanya takluk. Namun, pasukan Hitler kemudian tertahan ketika berencana menginvasi Britania Raya pada tahun 1940.

Angkatan udara Britania, The Royal Air Force, yang jumlahnya lebih sedikit tidak hanya sanggup menahan serangan bomber Jerman, tetapi sukses membuat pasukan Jerman mundur. Pasukan Jerman kian terpukul ketika kapal perang miliknya Bismarck ditenggelamkan torpedo dari kapal perang The Royal Navy di perairan Atlantik Utara.

Seorang tentara Britania sedang memantau bomber Jerman di dekat Katedral St. Paul, London. Sumber: National Archives and Records Administration / wikimedia
Seorang tentara Britania sedang memantau bomber Jerman di dekat Katedral St. Paul, London. Sumber: National Archives and Records Administration / wikimedia
Gagal merangsek ke Inggris, Hitler lalu berpaling ke timur. Pada tanggal 22 Juni 1941, pasukan Jerman melancarkan serangan besar-besaran ke mantan sekutunya Uni Soviet. Tidak tanggung-tanggung, dalam invasi yang disebut “Operasi Barbarossa” itu, Hitler mengerahkan lebih dari 4.5 juta tentara dari kekuatan Blok Poros.

Pada awalnya, serangan ala Blitzkrieg tampaknya sukses di berbagai battle-front. Akan tetapi, ketika musim dingin yang membekukan tiba, pasukan sang Fuhrer yang kedinginan dan kelelahan tidak sanggup lagi menahan serangan balik Tentara Merah Uni Soviet. Hitler sebetulnya memerintahkan pasukannya bertahan, tetapi Jenderal di lapangan tetap menarik mundur pasukannya. 

Sementara itu, pada tahun yang sama sekutu Jerman di Asia, yakni Jepang sudah menguasai sebagian besar wilayah China hingga Asia Tenggara. Pasukan kamikaze Jepang bahkan nekat membom Pearl Harbour, pangkalan Angkatan Laut AS di Oahu, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941. AS pun masuk ke kancah Perang Dunia II.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun