Pada tahun 1918, situasi mulai berubah. Di bawah Komandan Sekutu Ferdinand Foch, pasukan Britania, AS dan Prancis memulai serangan balik yang sukses. Jerman pun mulai terdesak. Satu demi satu kekuatan Blok Sentral pun akhirnya runtuh. Setelah Ottoman menyerah pada 31 Oktober, Austria-Hongaria pun menyusul bertekuk lutut pada 3 November 1918.
Situasi di Jerman tidak lebih baik. Menghadapi revolusi di negerinya sendiri, Kaiser Wilhelm II dipaksa turun takhta. Kaisar Jerman terakhir ini melarikan diri ke Belanda. Pemerintah baru Jerman akhirnya menyatakan gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918.
Perang Dunia I juga mengubah peta politik Eropa. Empat kekaisaran di masa itu, yakni Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hongaria, Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Utsmaniyah (Ottoman) ikut tumbang dan berganti dengan pemerintahan model baru.
Setelah Perang Dunia I usai, Liga Bangsa-Bangsa didirikan pada tahun 1919. Akan tetapi, Eropa masih dilanda ketidakstabilan politik. Apalagi isi Perjanjian Versailles yang terpaksa ditandatangani Jerman membuat negara yang kalah perang itu sakit hati. Bahkan rakyat Jerman pun ikut memprotesnya.
Adolf Hitler memberikan pidato di kota Wina, Austria. Sumber: Das Bundesarchive / wikimediaKebijakan militer dan luar negeri Hitler sangat ekspansif. Diawali dengan menduduki kembali Rhineland pada tahun 1936, Hitler kemudian memaksa Austria untuk bersatu dengan Jerman. Selanjutnya Chekoslovakia ikut diambil alih. Belum cukup, Hitler lalu menyerang Polandia pada tanggal 1 September 1939.

Hitler, yang sebelumnya telah bersepakat dengan Rusia untuk membagi wilayah itu, tidak menduga bahwa Britania Raya dan Prancis akan mendukung Polandia. Perang besar pun tidak terhindarkan. Dan persis sama dengan Perang Dunia I, kali inipun perang terbagi ke dalam dua blok.
Jerman telah membangun Blok Poros yang juga dikenal sebagai Axis Powers. Pakta aliansi ini ditandatangani di Berlin pada tanggal 27 September 1940 oleh Nazi Jerman, Fascist Italia dan Jepang. Dan juga didukung Hongaria, Rumania, Slowakia dan Bulgaria.
Sekali lagi lawan Jerman adalah Blok Sekutu, yakni koalisi militer internasional yang dibentuk untuk melawan kekuatan Blok Poros. Pendukung utama Blok Sekutu tidak lain adalah Britania Raya, AS, Prancis dan Uni Soviet. Dan juga disokong China. Negara-negara raksasa yang hingga kini masih sangat dominan.
Angkatan udara Britania, The Royal Air Force, yang jumlahnya lebih sedikit tidak hanya sanggup menahan serangan bomber Jerman, tetapi sukses membuat pasukan Jerman mundur. Pasukan Jerman kian terpukul ketika kapal perang miliknya Bismarck ditenggelamkan torpedo dari kapal perang The Royal Navy di perairan Atlantik Utara.
Pada awalnya, serangan ala Blitzkrieg tampaknya sukses di berbagai battle-front. Akan tetapi, ketika musim dingin yang membekukan tiba, pasukan sang Fuhrer yang kedinginan dan kelelahan tidak sanggup lagi menahan serangan balik Tentara Merah Uni Soviet. Hitler sebetulnya memerintahkan pasukannya bertahan, tetapi Jenderal di lapangan tetap menarik mundur pasukannya.
Sementara itu, pada tahun yang sama sekutu Jerman di Asia, yakni Jepang sudah menguasai sebagian besar wilayah China hingga Asia Tenggara. Pasukan kamikaze Jepang bahkan nekat membom Pearl Harbour, pangkalan Angkatan Laut AS di Oahu, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941. AS pun masuk ke kancah Perang Dunia II.