Hanya jika Anda mendapatkan Travel Agency pilihanmu itu termasuk misterius alias tanpa jejak apapun. Tanpa ada referensi sedikit pun yang bisa ditemukan di semua platform sosmed, Anda wajib waspada. Sementara yang sudah punya akun sosmed pun tidak ada jaminan semuanya akan baik-baik saja.
Begitu pun dengan bisnis Open Trip yang cukup banyak peminatnya. Beberapa kasus penipuan itu tidak serta merta meruntuhkan kepercayaan semua penggemar perjalanan ala backpacker ini.Â
Masih ada pengelola Open Trip yang bertanggung jawab. Sebagian besar malah lebih fokus pada 'land arrangement' saja dan memberikan kebebasan ke pesertanya untuk membeli tiket masing-masing ke destinasi tujuan.Â
Kredibilitas sebuah Biro Perjalanan Wisata, atau umumnya disebut Travel Agency, maupun Open Trip, sejatinya masih bisa ditelusuri. Apalagi Travel Agency yang memang mempunyai kantor offline di mana-mana. Sementara lewat situs web maupun akun sosmed dari Open Trip pun masih bisa dideteksi.Â
Misalnya, respons dari setiap posting-an yang dibagikan. Lebih banyak positif ataukah negatif. Anda pun layak curiga jika permintaan pembayaran paket wisata yang Anda beli diminta transfer ke nomor rekening pribadi staf yang melayanimu. Bukan ke rekening resmi perusahaan tersebut.
Pasca kejadian di Labuan Bajo itu, hampir semua asosiasi di industri pariwisata di tanah air, seperti ASITA dan ASTINDO kembali mengimbau semua calon wisatawan agar hanya berhubungan dengan BPW resmi yang berlisensi. Dan andaikata Anda masih memiliki sejumlah keraguan dengan Travel Agency-mu itu, jangan pernah ragu untuk meminta informasi sebanyak mungkin. The more the better!
Kasus selebgram di Labuan Bajo itu sendiri sudah selesai. Happy ending! Respons cepat dari semua pemangku kepentingan layak diacungi jempol. Hasil investigasi menunjukkan penipuan itu dilakukan salah satu pegawai agen travel tersebut untuk keuntungan pribadi. Sang selebgram telah mendapatkan ganti rugi dan menikmati pesona Labuan Bajo. Betapapun kasus ini sekali lagi memberikan pelajaran berharga bagi semuanya.
Persis seperti sebuah ungkapan lama yang tetap relevan: "The bitterness of poor service remains long after the sweetness of low price is forgotten."Â Kepahitan layanan buruk akan tinggal lama, setelah manisnya harga murah sudah terlupakan.
***
Kelapa Gading, 23 Februari 2022
Oleh: Tonny Syiariel