Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Vladimir Putin, Dari Runtuhnya Uni Soviet ke Bangkitnya Rusia

17 Februari 2022   08:16 Diperbarui: 18 Februari 2022   03:41 4876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Headline koran New York Times pada tanggal 26 Desember 1991. Sumber: The New York Times Archives/www.twitter.com

Putin, yang masih belum juga berumur 40 tahun ketika Uni Soviet runtuh, tidak termasuk kelompok yang dekat dengan Gorbachev. Putin disebut-sebut hanya seorang 'outsider'. Di periode penuh gejolak itu, Putin sedang ditugaskan jauh di Dresden, sebuah kota di bekas Jerman Timur kala itu.

Tidak lama setelah Gorbachev terpilih sebagai Sekjen Partai Komunis pada bulan Mei 1985, Putin menerima penugasan di Dresden. Putin yang sebetulnya seorang pejabat intelijen KGB, Badan Intelijen Uni Soviet, menggunakan identitas samaran sebagai penerjemah.

Putin berada di Dresden hingga runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989. Setelah itu, Putin kembali ke Leningrad (Saint Petersburg), kota kelahirannya, di awal tahun 1990. Setelah masa jabatan sebagai deputi wali kota St. Petersburg, Putin pindah ke Moskwa pada musim panas 1996.

Putin sebagai Deputy Mayor- St. Petersburg pada Mei 1996. Sumber: Reuters / www.rferl.org
Putin sebagai Deputy Mayor- St. Petersburg pada Mei 1996. Sumber: Reuters / www.rferl.org
Sejak itu pula, karier mantan pejabat KGB ini terus menanjak. Mulai sebagai Direktur Federal Security Service (penerus KGB di era Uni Soviet), Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Perdana Menteri hingga Presiden Rusia. Putin bahkan merupakan presiden dengan masa jabatan terlama kedua di Eropa setelah Alexander Lukashenko, Presiden Belarus.

Putin menjabat sebagai Presiden Rusia antara tahun 2000-2008, lalu kembali menjadi Presiden Rusia sejak tahun 2012 hingga kini. Hebatnya, posisi ini diselingi dengan menjabat sebagai Perdana Menteri Rusia antara tahun 2008-2012, Putin juga pernah menjadi Perdana Menteri di era Boris Yeltsin, yakni dari 9 Agustus 1999 sampai 7 Mei 2000.

Kini sang presiden kembali menjadi perhatian dunia. Ancaman Perang Rusia-Ukraina berada di tangannya. Putin bisa sangat menentukan perubahan sejarah Ukraina maupun Rusia. Dan tentunya seluruh kawasan di sekitarnya.

Sikap keras Putin terhadap Ukraina boleh jadi berkaitan dengan kenangan pahit sang Presiden dengan sejarah jatuhnya Uni Soviet. Meskipun Uni Soviet berbeda dengan Rusia, tetapi negara inilah pilar utama dari Uni Soviet. Rusia bisa disebut sebagai pewaris utama Uni Soviet.

Vladimir Putin. Sumber: Thibault Camus / Reuters / www.ft.com
Vladimir Putin. Sumber: Thibault Camus / Reuters / www.ft.com

Jatuhnya Uni Soviet sekaligus menggerogoti kewibawaan Rusia di mata dunia. Apalagi sejak berpisah pada tahun 1991, bekas sekutunya di bawah bendera Uni Soviet itu, satu demi satu merapat ke NATO atau sebutlah Blok Barat yang notabene musuh utama Blok Timur di masa perang dingin.

Setelah bergabungnya Negara-negara Baltik, seperti Estonia, Latvia dan Lithuania ke NATO pada tahun 2004, bekas negara-negara satelit di era Uni Soviet pun ikut berpaling ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu. Di antaranya, Bulgaria, Hungaria, Rumania, Polandia, dan lain-lain.

Putin mungkin ingin mengatakan, "Enough is enough!". Cukup sudah! Dan ketika Ukraina pun berniat masuk ke NATO, Putin pun bereaksi keras. Presiden Rusia ini seakan mengingatkan semua negara tetangganya siapa 'penguasa' sesungguhnya di kawasan itu. Kini saatnya "The Empire Strikes Back".

Pasukan Rusia di perbatasan Ukraina. Sumber: Alexander Avilov / Moskva News Agency
Pasukan Rusia di perbatasan Ukraina. Sumber: Alexander Avilov / Moskva News Agency
Meskipun Putin tidak pernah mengatakan sakit hati atas bubarnya Uni Soviet. Tetapi, seperti dikutip dari kantor berita Reuters, Vladimir Putin menggambarkan kejatuhan Uni Soviet pada tahun 1991 ibarat kehancuran bagi sejarah Rusia. Suatu pernyataan yang bisa menimbulkan spekulasi tentang arah kebijakan politik luar negerinya.

Apakah Rusia akan menginvasi Ukraina? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun