Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Adu Strategi Menjaring Wisatawan di Tengah Pandemi

8 Februari 2022   20:00 Diperbarui: 9 Februari 2022   10:31 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Marina Bay-Singapore. Sumber: dokumentasi pribadi

Bukan hanya Bali- Indonesia yang membuka pintu perbatasan bagi wisatawan mancanegara. Pesaing-pesaing lainnya di kawasan Asia Tenggara pun demikian. Thailand dan Filipina termasuk yang cukup agresif menggoda wisatawan dunia kembali ke sana. Bagaimana dengan Vietnam, Singapura dan Malaysia, jawara lainnya di regional ini? 

Di antara 10 negara anggota ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), Thailand bisa dibilang sang juara. Negara berjuluk "Land of Smiles" ini memang paling piawai menjaring wisatawan mancanegara. Angka-angka statistik jelas menunjukkan kehebatan negeri yang juga dikenal dengan nama Mueangthai ini.

Pada tahun 2019 lalu, Thailand memuncaki daftar "2019 Most Visited Countries in Southeast Asia" dengan jumlah kunjungan sekitar 39.8 juta wisatawan asing. Posisi berikutnya ditempati secara berturut-turut oleh Malaysia, Singapura, Vietnam, Indonesia, Filipina, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Brunei.

Kepiawaian Thailand kembali dibuktikan di tengah pandemi covid-19 yang telah melanda dunia dalam dua tahun terakhir ini. Ketika sebagian besar negara lainnya masih sibuk mengatasi pandemi, Thailand bak mencuri start dengan meluncurkan berbagai program menggaet wisatawan.

Wat Arun, salah satu objek wisata terkenal di Bangkok. Sumber: dokumentasi pribadi
Wat Arun, salah satu objek wisata terkenal di Bangkok. Sumber: dokumentasi pribadi
Sejak tahun 2021 lalu, misalnya, Thailand mulai membuka pintu internasional bagi wisatawan asing yang sudah fully vaccinated alias vaksinasi lengkap secara bertahap. Ada dua skema yang ditawarkan, yakni "The Blue Zone Sandbox" dan "Test and Go".

Program Sandbox, yang diluncurkan sejak 1 Juli 2021 lalu itu, dimulai di wilayah Phuket-Thailand. Hasilnya, program yang kemudian disebut juga Phuket Sandbox ini pun menuai sukses. Pariwisata Phuket, salah satu destinasi top di Thailand, pun mulai berdenyut kembali.

Daya tarik program yang awalnya hanya berlaku bagi wisatawan dari 63 negara (kini seluruh negara di dunia) itu memang sulit dilewatkan. Bebas karantina! Wisatawan hanya diwajibkan tinggal di wilayah Phuket selama 2 minggu. Bahkan durasi ini telah dipangkas menjadi hanya 7 malam sejak 1 Oktober 2021. Selanjutnya bebas mengunjungi wilayah lain di seluruh Thailand.

Lain lagi dengan skema "Test and Go". Skema yang diterapkan sejak November 2021 itu konon sukses menjaring lebih 200 ribu calon wisatawan dari seluruh dunia. Betapa tidak, program ini memungkinkan wisatawan yang sudah divaksinasi penuh jauh lebih bebas bepergian di Thailand. Syaratnya pun relatif lebih mudah.

Wisatawan asing yang kembali ke Thailand. Sumber: www.nationthailand.com
Wisatawan asing yang kembali ke Thailand. Sumber: www.nationthailand.com
Wisatawan yang telah berhasil mendapatkan "Thailand Pass Test and Go" hanya diwajibkan melakukan tes pertama RT-PCR ketika tiba di negara itu dan nantinya pada hari ke-5. Selanjutnya menuju ke hotel yang telah disetujui pemerintah yang disebut SHA Plus+ Hotel. Cukup satu malam saja.

Jika ternyata hasilnya negatif, mereka pun bisa bepergian ke manapun sampai hari ke-5. Pada hari itu, wisatawan kembali wajib tes kedua dan tinggal di salah satu SHA Plus+ Hotel. Tidak harus di hotel atau kota yang sama. Jika hasil tes kedua pun kembali negatif, wisatawan selanjutnya bebas melenggang sesuka hati di wilayah negara itu.

SHA (Safety & Health Administration) adalah proyek yang dimonitor Otoritas Pariwisata Thailand atau Tourism Authority of Thailand. Tujuannya adalah mengawasi industri pariwisata Thailand agar berjalan sesuai dengan standard protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Aplikasi untuk Thailand Pass Test and Go Program 2022, yang harus dilakukan melalui situs khusus itu, tentu saja sangat menarik minat wisatawan global. Program ini memang sempat dihentikan pada akhir Desember lalu, namun kini kembali dibuka mulai 1 Februari 2022 lalu.

Tentu saja, masih ada persyaratan prokes lainnya yang tetap harus dipenuhi. Misalnya, sudah vaksinasi lengkap, asuransi covid-19 senilai $ 50,000 dan hasil tes PCR negatif, setidaknya 72 jam sebelum keberangkatan. Dan satu lagi, yaitu bukti pembayaran reservasi hotel di SHA Plus+ Hotels.

Seorang biksu di kota Bangkok. Sumber: dokumentasi pribadi
Seorang biksu di kota Bangkok. Sumber: dokumentasi pribadi
Ketika program di atas masih menjadi topik hangat di lingkungan industri pariwisata, pada akhir tahun lalu, Thailand kembali meluncurkan program akbarnya, yakni "Visit Thailand Year 2022". Dengan tema "Amazing New Chapters", Thailand seakan menegaskan kesiapan negeri Gajah Putih ini memasuki bab baru di era new normal ini.

Langkah berani Thailand segera menjadi sorotan pesaingnya di wilayah Asia Tenggara. Bagaimana pun juga, sebagian destinasi wisata di Thailand tidak berbeda jauh dengan yang ada di Filipina, Malaysia, Indonesia atau Vietnam. Wisatawan Eropa, contohnya, yang sudah ke Thailand, belum tentu melanjutkan wisata ke negara Asia Tenggara lain yang memiliki atraksi wisata yang hampir sama.

Filipina pun melakukan terobosan yang tidak kalah berani. Dalam usaha menarik kembali wisatawan ke destinasi wisatanya, negara asal petinju terkenal Manny Pacquaio alias PacMan itu pun memutuskan untuk membuka negaranya bagi kunjungan wisatawan asing mulai 10 Februari 2022. Tanpa wajib karantina!

Wisatawan asal negara-negara yang selama ini menikmati fasilitas bebas visa ke Filipina diiming-imingi bebas karantina. Syaratnya pun gampang. Cukup sudah vaksinasi lengkap dan memiliki bukti tes negatif RT-PCR selambatnya 48 jam sebelum keberangkatan dari negara asal.

Chocolate Hills, Bohol- Filipina. Sumber: www.thetravel.com
Chocolate Hills, Bohol- Filipina. Sumber: www.thetravel.com
Industri pariwisata Filipina memang ikut terpuruk selama pandemi. Sama seperti semua negara tetangganya di Asia Tenggara. Pada tahun 2019, Filipina sukses menggaet sekitar 8.2 juta wisatawan. Akan tetapi, pada tahun 2020 hanya 1.5 juta wisatawan bertandang ke negeri ini. Meskipun data di tahun 2021 belum bisa diakses, tetapi angka kunjungan diprediksi kembali merosot.

Itu sebabnya, rencana pembukaan pintu perbatasan pun disambut antusias. Rencana pembukaan ini sebetulnya telah ditetapkan pada tanggal 1 Desember 2021 lalu. Namun, akibat gelombang Omicron yang meningkat akhirnya memaksa otoritas negeri ini pun menundanya hingga Februari ini.

Kini destinasi wisata terkenal di Filipina, di antaranya Pulau Boracay, Chocolate Hills di Bohol, Banaue Rice Terraces di Ifugao dan sebagainya bersiap menyambut kembalinya wisatawan dunia. Begitu pun dengan Manila, ibu kota Filipina.

Lalu bagaimana dengan Vietnam?

Negeri Paman Ho ini dikenal sebagai 'The Rising Star' di Asia Tenggara. Industri pariwisatanya melaju pesat dalam beberapa tahun terakhir sebelum era pandemi. Namun, setali tiga uang dengan semua tetangganya, Vietnam ikut terkapar akibat badai covid-19.

Bayangkan saja, dari sekitar 18 juta wisatawan di tahun 2019, turun drastis menjadi hanya 3.8 juta dan akhirnya cuma menerima 157.000 turis di tahun 2021 lalu. Beruntung masih ada aktivitas wisatawan domestik yang lumayan tinggi.

Halong Bay, destinasi wisata andalan Vietnam. Sumber: dokumentasi pribadi
Halong Bay, destinasi wisata andalan Vietnam. Sumber: dokumentasi pribadi
Sebelum Bali dibuka, The Civil Aviation Authority of Vietnam telah lebih dahulu menyetujui pembukaan penerbangan internasional sejak 1 Januari 2022. Setidaknya dari 9 kota di dunia yang diijinkan masuk ke Vietnam. Di antaranya, Tokyo, Seoul, Taipei, Bangkok, Singapore, dan lain-lain.

Bahkan setelah perayaan Tet (Tahun Baru Vietnam) pada tanggal 1 Februari 2022 lalu, Vietnam berencana lebih memperlonggar aturan masuk ke negara tersebut. Vietnam Airlines pun kabarnya bersiap menerbangi rute perjalanan ke Australia, Inggris, Prancis dan Jerman.

Wisatawan asing yang hendak ke Vietnam hanya diminta melakukan isolasi mandiri selama 3 hari jika sudah mempunyai bukti vaksinasi lengkap. Selain itu, hanya ada persyaratan umum saja, yakni bukti hasil tes negatif PCR dan asuransi covid-19 senilai $50,000.

Pemerintah Vietnam sejatinya cukup berhati-hati membuka pintu internasionalnya. Pada November 2021 lalu, negara ini mulai menerima kedatangan 29 wisatawan asing di kota Hoi An. Lalu mulai meningkat secara bertahap. Dan sejak itu, sedikitnya sudah sebanyak 8.500 turis yang datang. Sebagian besar dari Russia, Korea Selatan, Singapura, Inggris, dan AS.

Kini sepertinya Vietnam makin percaya diri. Pada Maret 2022 mendatang, negeri yang pernah terbagi dua di masa lalu itu, berancang-ancang membuka penuh pintu gerbangnya bagi wisatawan mancenegara. Pada saat itu, Vietnam diperkirakan telah melakukan vaksin dosis ketiga bagi seluruh warga negaranya.

Sementara itu, meskipun belum terdengar berita 'besar' dari negeri jiran Singapura, tetapi industri pariwisata di sana sudah sangat siap menyambut kembalinya wisatawan dunia. Singapura saat ini memang masih membatasi jumlah turis yang masuk melalui program "Vaccinated Travel Lane Arrangement" (VTL). 

Kawasan Marina Bay-Singapore. Sumber: dokumentasi pribadi
Kawasan Marina Bay-Singapore. Sumber: dokumentasi pribadi
Di samping itu, negeri mini yang pernah begitu berkibar sebagai salah satu destinasi favorit wisatawan dunia itu, juga aktif menjalin Travel Bubble dengan beberapa negara tetangganya. Singapura-Indonesia, misalnya, sedang menjajagi pembukaan jalur Singapura-Batam/Bintan bagi wisatawan yang sudah menjalani vaksinasi lengkap.

Industri pariwisata Negeri Singa ikut menderita akibat pandemi ini. Tahun 2021 lalu, seperti dikutip dari CNBC, Singapore hanya menerima 330 ribu wisatawan. Padahal di tahun 2019, Singapore berjaya dengan menjaring 19.1 juta wisatawan asing. Beruntung saja, Pemerintah Singapura juga tidak tinggal diam.

Salah satu program unik yang pernah dilakukan pemerintah Singapura dikenal dengan nama "SingapoRediscovers Voucher". Program ini bertujuan mendukung bisnis pariwisata lokal di negeri itu. Pada tahun 2020 lalu, semua warga Singapura berusia 18 tahun ke atas menerima SingapoRediscovers Voucher senilai S$100.  

Voucher ini dapat digunakan untuk hotel, atraksi wisata, dan tour di wilayah Singapura. Dan voucher yang masih berlaku sampai 31 Maret 2022 itu dapat ditukarkan melalui beberapa situs web ternama, misalnya Klook, Traveloka, dan Trip.com. Asyik, bukan?

Menara Kembar Petronas- Kuala Lumpur. Sumber: dokumentasi pribadi
Menara Kembar Petronas- Kuala Lumpur. Sumber: dokumentasi pribadi
Dari negeri jiran lainnya, yakni Malaysia, sebuah kabar berhembus kencang dari Kuala Lumpur. Seperti dilansir situs Nikkei Asia, edisi 8 Februari 2022, Malaysia berencana membuka perbatasannya pada bulan depan. Semua wisatawan yang sudah divaksin penuh bisa mengunjungi negeri ini tanpa karantina.

Baca juga: "Bali Kembali Menyambut Wisatawan Mancanegara"

Sikap hati-hati dari Singapura, Malaysia, dan Indonesia bisa dimaklumi. Risiko penularan varian Omicron yang masih mengganas memang wajib menjadi pertimbangan. Bak bermain layang-layang. Ada kalanya ditarik kencang, ada saatnya dilepaskan. Biar seimbang. Jika tidak, bisa saja layangan itu putus...

***

Kelapa Gading, 8 Februari 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6

Catatan:

1) Semua foto yang digunakan adalah sesuai keterangan di masing-masing foto.

2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun