Dunia penerbangan pun belum melupakan nasib tragis pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh di atas wilayah Ukraina Timur pada tanggal 17 Juli 2014. Pesawat jenis Boeing 777-200ER dengan rute penerbangan Amsterdam--Kuala Lumpur itu pun jatuh bersama 283 penumpang dan 15 kru. Tidak ada satu pun yang selamat.
Pesawat nahas itu ditembak jatuh oleh sebuah rudal jenis darat-ke-udara Buk 9M83 buatan Rusia. Malaysia Airlines saat itu diduga melintas di atas wilayah konflik di Ukraina Timur. Tepatnya di wilayah Donbas yang sedang terjadi konflik antara Ukraina dan kelompok separatis Donbas yang didukung Rusia.
Bersama dua pabrikan pesawat Rusia lainnya, yakni Ilyusin dan Tupolev, pesawat buatan Antonov ikut menghiasi industri penerbangan di masa Uni Soviet. Antonov State Enterprise, yang telah membangun sekitar 22,000 pesawat, juga ikut memproduksi pesawat angkut militer dan khususnya terkenal dengan pesawat kargo berukuran besar buatannya.
Antonov An-225 Mriya, misalnya, diakui sebagai pesawat kargo terbesar yang pernah mengangkasa di dunia. Nama Mriya sendiri dalam bahasa Ukraina berarti Mimpi atau Inspirasi. Pesawat ini bahkan pernah digunakan untuk mengangkut Buran, yakni pesawat ulang alik di era Uni Soviet.
Dan yang paling terpukul tentu saja maskapai utamanya, yakni Ukraine International Airlines (UIA). Sebelum sepenuhnya pulih akibat hantaman keras pandemi covid-19, kini maskapai berstatus flag carrier ini harus bersiap menghadapi situasi terburuk yang bisa memaksanya untuk kembali meng-grounded semua armadanya.Â
Maskapai yang berbasis di bandara Boryspil itu saat ini menerbangi lebih dari 80 kota ternama di dunia. Dari Asia, Timur Tengah, Eropa, sampai Amerika Utara.
Ukraina sendiri pun termasuk negara yang cukup menarik bagi banyak maskapai ternama dunia. Selain kota Kyiv, kota-kota lainpun mulai diterbangi maskapai besar dunia. Pada Desember 2021 lalu, contohnya, Qatar Airways baru saja melakukan penerbangan inaugural ke Odessa.