Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Manado Memang Bukan "Menang Nampang Doang"

15 Januari 2022   10:41 Diperbarui: 16 Januari 2022   13:18 16694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya makan yang ini saja (panada), tidak mau makanan ekstrem. Sumber: dokumentasi pribadi

Pesawat Wings Air jenis ATR 72 itu mulai melakukan manuver di tengah gumpalan awan tebal jelang mendarat di Bandara Internasional Sam Ratulangi- Manado. Dari balik jendela, pemandangan khas perkebunan kelapa sudah mulai terlihat. Kota Manado sudah di depan mata! 

Setelah mendapat posisi yang tepat, pesawat berbaling-baling itu pun mendarat dengan cukup keras. Pendaratan keras alias hard landing boleh jadi pilihan yang tepat saat itu. Selain kondisi bandara yang sedang basah, bandara ini memang termasuk salah satu bandara yang sulit didarati ketika cuaca sedang tidak bersahabat.

Pesawat kami yang sukses mendarat di atas bandara yang basah. Sumber: dokumentasi pribadi
Pesawat kami yang sukses mendarat di atas bandara yang basah. Sumber: dokumentasi pribadi
Di era pandemi Covid-19 ini, bandara Sam Ratulangi menerapkan aturan protokol kesehatan berbeda. Setidaknya, begitulah pengalaman sendiri ketika mendarat di sana setelah penerbangan singkat dari Ternate pada medio Desember 2021 lalu. Berbeda bagaimana?

Semua penumpang yang baru tiba diwajibkan melakukan lagi Rapid Test Antigen di area kedatangan bandara. Sekalipun semua penumpang sebetulnya sudah mengantongi Surat Keterangan Hasil Negatif Rapid Test Antigen sebagai syarat terbang. Untung saja Test Antigen ini diberikan gratis. Itupun sudah kerap menuai protes. :)

Manado adalah salah satu kota yang sangat terkenal di wilayah Indonesia Timur. Ibu kota Provinsi Sulawesi Utara ini diperkirakan telah didiami sejak abad ke-16. Nama Manado sendiri, yang kadang diplesetin sebagai akronim dari "Menang Nampang Doang" mulai digunakan pada tahun 1623 menggantikan nama Wenang. Dalam bahasa Minahasa, Mana rou atau Mana dou artinya "Di jauh".

Mercursuar Merah di dekat Jembatan Soekarno- Manado. Sumber : dokumentasi pribadi
Mercursuar Merah di dekat Jembatan Soekarno- Manado. Sumber : dokumentasi pribadi
Sejatinya, kota dengan populasi hampir setengah juta penduduk ini telah populer di antara bangsa-bangsa Eropa sejak zaman dulu. Adalah areal perkebunan kelapa yang luas di wilayah ini yang pernah mengangkat pamor provinsi Sulawesi Utara sehingga dijuluki "Bumi Nyiur Melambai".

Di era modern, nama Manado malah kian kondang ke seluruh dunia. Apalagi kalau bukan Taman Nasional Bunaken yang disebut-sebut sebagai surga para pecinta selam di dunia. 

Bunaken yang terletak di Segitiga Terumbu Karang itu menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang dan berbagai spesies ikan, moluska, dan lain-lain.

Senja di dermaga Cocotinos Dive Resort yang menghadap ke arah Taman Laut Bunaken. Sumber: dokumentasi pribadi
Senja di dermaga Cocotinos Dive Resort yang menghadap ke arah Taman Laut Bunaken. Sumber: dokumentasi pribadi
Namun, Manado bukan hanya tentang Bunaken. Sebagai salah satu destinasi wisata ternama di wilayah timur Indonesia, Manado (baca: Sulawesi Utara) juga memiliki berbagai objek wisata berkelas dunia lainnya. Satu di antaranya adalah Likupang yang hanya berjarak sekitar 48 km di utara kota Manado.

Likupang bahkan disebut sebagai surga tersembunyi di Sulawesi Utara. Dan boleh jadi itu sebabnya, Likupang pun ditetapkan sebagai satu dari Lima Destinasi Wisata Super Prioritas di Indonesia. Pembangunan infrastruktur di kawasan ini pun terus digenjot. Mulai dari jalan, dermaga hingga berbagai fasilitas pendukung lainnya.

Kota Manado sendiri pun menjanjikan dua petualangan mengasyikan bagi semua pecinta perjalanan, yakni jalan-jalan dan makan-makan. Soal urusan jalan-jalan santai bisa dimulai dari Jembatan Soekarno yang sangat keren sampai Monumen Yesus Memberkati yang populer sebagai spot foto.

Jembatan Soekarno, ikon kota Manado. Sumber: dokumentasi pribadi
Jembatan Soekarno, ikon kota Manado. Sumber: dokumentasi pribadi
Jembatan Soekarno di Manado, yang diresmikan pada Mei 2015 adalah ikon kota Manado. Bila berada di atas jembatan yang melayang sepanjang 1.127 meter itu, Anda bisa melihat Pulau Manado Tua yang indah dengan gunung yang menjulang di tengah laut di Teluk Manado.

Sementara itu, Monumen Yesus Memberkati yang berdiri di puncak perumahan Citra Land tidak kalah menarik. Patung Yesus Kristus yang menjulang setinggi 50 meter itu, termasuk penopang setinggi 20 meter, pernah menyandang status sebagai patung Yesus tertinggi di Indonesia.

Monumen Yesus Memberkati- Manado. Sumber: dokumentasi pribadi
Monumen Yesus Memberkati- Manado. Sumber: dokumentasi pribadi

Bahkan patung yang didirikan pada tahun 2010 itu sempat dibandingkan dengan Christ the Redeemer, yakni patung Yesus terkenal di Rio de Janeiro- Brazil. Saat ini, Monumen Yesus Memberkati, yang juga salah satu ikon kota Manado, berada di posisi kedua sebagai Patung Yesus Tertinggi di Indonesia setelah Patung Yesus Buntu Burake di Toraja.

Selain itu, tentu saja masih banyak objek wisata lainnya di sekitar Manado yang tidak kalah menarik, di antaranya Taman Purbakala Waruga dan lain-lain. Namun, bagi wisatawan domestik yang ke Manado, Danau Linow di Tomohon selalu menjadi destinasi wisata favorit yang jarang dilewatkan. Spot ideal buat nongki dan swafoto!

Danau Linow- Tomohon. Sumber: dokumentasi pribadi
Danau Linow- Tomohon. Sumber: dokumentasi pribadi
Akan tetapi, selain jalan-jalan, jangan lupa juga, Manado pun memiliki reputasi hebat sebagai destinasi wisata kuliner ternama. Kota ini bahkan sering disebut sebagai surga bagi pecinta kuliner sejati. Warga Kawanua sendiri memang terkenal sebagai penyuka makan kelas berat.

Dari kuliner khas seperti bubur Manado sampai kategori hardcore yang butuh nyali untuk menyantapnya. Mulai dari paniki (masakan dari kelelawar), RW (Rintek Wuuk) dan berbagai makanan ekstrem lainnya. Astaga, saya sendiri tentunya tidak berani makan semuanya. Hahaha.

Saya makan yang ini saja (panada), tidak mau makanan ekstrem. Sumber: dokumentasi pribadi
Saya makan yang ini saja (panada), tidak mau makanan ekstrem. Sumber: dokumentasi pribadi
Tidak salah jika wisatawan asal negeri Tirai Bambu yang banyak berwisata ke sana mungkin saja menemukan Manado bak negeri sendiri. Apalagi yang berasal dari wilayah Guangdong (Kanton) dengan ibu kotanya Guangzhou itu. Warga di wilayah ini memang terkenal sebagai pemakan segalanya. 

Sampai-sampai ada anekdot bahwa mereka pemakan apa saja. Apa saja? Benar. Apapun yang terbang pasti dimakan, kecuali pesawat terbang. Apapun yang ada di bawah laut, kecuali kapal selam. Dan apapun yang berkaki dua dan empat, kecuali meja dan kursi. Tidak jauh berbeda bukan dengan keberanian makan sebagian warga Minahasa? :)

Nah, dari sekian banyak kuliner khas terkenal di kota Manado ini, ada semacam peta kuliner yang kerap dijelajahi banyak wisatawan yang melancong ke sana. Mulai dari ngopi di rumah kopi tradisional sampai santap malam di kafe kekinian di tepi pantai.

Kopi Tikala- Manado. Sumber: dokumentasi pribadi
Kopi Tikala- Manado. Sumber: dokumentasi pribadi

Bagi pecinta kopi, nama Rumah Kopi Tikala tentu tidak asing lagi. Inilah salah satu warung kopi tertua di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1932, Tikala adalah warung kopi tertua di Manado dan sekaligus berada di antara warung-warung kopi tertua di Indonesia. 

Atmosfer di rumah kopi ini seakan menyeret kita ke zaman doeloe. Meja kursinya pun boleh jadi sama tuanya dengan rumah kopi terkenal ini. Tetapi itulah kekuatannya. Penggemar kopi yang sudah jenuh dengan suasana gerai kopi modern akan mendapatkan atmosfer berbeda di sini.

Tidak hanya itu, menu kopi yang disajikan pun sangat klasik, yakni kopi hitam dan kopi susu. Mirip dengan kedai Kopi Johny yang sangat populer di Jakarta. Di Tikala juga tersedia aneka kue khas Manado, antara lain lalampa, panada dan tentu saja roti bakarnya yang aduhai sedapnya.

Roti bakar di Rumah Kopi Tikala- Manado. Sumber: dokumentasi pribadi
Roti bakar di Rumah Kopi Tikala- Manado. Sumber: dokumentasi pribadi
Rumah Kopi Tikala selalu ramai. Khas warung kopi tempat banyak orang kongkow tanpa mengenal waktu. Namun, satu jam cukup sudah. Dari Tikala, ayo menuju ke Jalan Wakeke yang telah ditetapkan sebagai kawasan wisata kuliner. Di sinilah tempat Anda bisa mencicipi makanan khas Manado yang paling terkenal, yakni Tinutuan.

Tinutuan adalah kuliner juara dalam khazanah kuliner Minahasa. Dipenuhi sayuran labu kuning, jagung dan bayam, bubur khas ini sangat kaya akan gizi. Makin sedap jika disantap bersama perkedel nike dan jagung rebus manis. Hm, jadi ingat sebuah kisah. Konon mantan Presiden Soeharto paling suka Tinutuan ini.

Bubur Manado atau Tinutuan- Manado. Sumber: dokumentasi pribadi
Bubur Manado atau Tinutuan- Manado. Sumber: dokumentasi pribadi
Ada beberapa rumah makan yang menyajikan bubur Manado alias Tinutuan di jalan sempit ini. Namun, pilihan saya jatuh ke RM Wakeke Tinutuan yang terletak persis di pojok jalan. Pasalnya, selain Tinutuan, rumah makan ini juga menawarkan hidangan lain yang menjadi incaran.

Sebut misalnya, Mie Kuah Cakalang, Nasi Kuning, Perkedel Ikan Nike, Pisang goreng, dan sebagainya. Tidak heran, RM Wakeke Tinutuan termasuk paling populer di kawasan ini. Dan tidak sampai satu jam, beberapa hidangan di meja telah lenyap tanpa sisa. Namun, wisata kuliner masih jauh dari berakhir.

Perkedel ikan Nike di RM Wakeke Tinutuan. Sumber: dokumentasi pribadi
Perkedel ikan Nike di RM Wakeke Tinutuan. Sumber: dokumentasi pribadi
Ada beberapa pilihan untuk makan siang. Jika ingin menikmati makan ikan mas bakar rica yang kelezatannya sering terbawa mimpi itu, bisa melaju ke Tomohon. Bisa sekalian menikmati panorama indah sambil makan siang. Ada beberapa rumah makan terapung yang menyajikan sajian khas ini. 

Tetapi, jika waktu terbatas, di kota Manado pun ada nama-nama kondang yang dikenal kampiun dengan menu khusus ikan mas bakar ricanya itu. Dua nama di antaranya adalah Restoran Bumbuden dan Restoran Rajawali. Atau jangan-jangan Anda punya restoran favorit lainnya?

Ikan Mas Bakar Rica. Sumber: dokumentasi pribadi
Ikan Mas Bakar Rica. Sumber: dokumentasi pribadi
Menariknya, selain berbagai kuliner khas di atas, di kota ini pun terkenal dengan Ayam Goreng Mawar Saron. Ayam goreng mungkin bisa ditemukan di manapun. Tetapi, ayam goreng ini mungkin bisa dibandingkan dengan Ayam Goreng Sulawesi di Makassar atau Ayam Goreng Pemuda di Surabaya. Sama-sama terkenal akan kelezatannya!

Ayam Goreng yang diberi tepung itu memang sangat enak dan gurih. Daging ayamnya empuk dengan bumbu yang sangat meresap. Makin nikmat lagi jika dicocol dengan sambalnya. Pantas saja, inilah satu-satunya ayam yang berani bertarung melawan aneka makanan khas lain di Manado. :)

Ayam goreng Mawar Sharon yang terkenal. Sumber: dokumentasi pribadi
Ayam goreng Mawar Sharon yang terkenal. Sumber: dokumentasi pribadi
Menjelang malam, kawasan bekas reklamasi di sepanjang tepi pantai antara Manado Town Square (Mantos) hingga Megamall kian menggeliat. Inilah salah satu destinasi kuliner yang selalu dipadati pengunjung. Mulai menjelang sunset hingga larut malam. Puluhan restoran dan kafe berderet di area itu.

Penggemar B2 atau pork-lovers bakal menemukan tempatnya di sini. Jika di kota Medan bertabur ratusan Lapo BPK, maka di Manado pun demikian. Dari sate ragey sampai pork knuckle. Semuanya ada di kawasan ini. :)

Jadi siapa bilang Manado hanya "Menang Nampang Doang". Ibu kota Provinsi Sulawesi Utara ini punya segalanya untuk semua wisatawan. Jalan-jalan maupun makan-makan. Mari jo pasiar ke Manado!

***

Kelapa Gading, 15 Januari 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan:

1) Semua sumber foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi.

2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun