Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tren Wisata Tahun 2022: Di Indonesia Saja!

2 Januari 2022   08:37 Diperbarui: 4 Januari 2022   15:57 3038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tren wisata dengan campervan. Sumber: IG @nuvantara
Tren wisata dengan campervan. Sumber: IG @nuvantara
Menariknya, di Indonesia sendiri, tren memodifikasi mobil sejenis MPV (multi purpose vehicle) hingga Minibus menjadi Campervan kini makin merebak. Campervan atau kerap disebut mobil kemping memang tidak hanya sebagai alat transportasi, tetapi juga menyediakan tempat tidur untuk beristirahat.

Tidak kalah pentingnya, perjalanan di darat bersama Keluarga sendiri (grup kecil) sekaligus meminimalisir resiko tertular. Bandingkan dengan bila Anda harus bergabung dengan peserta tour lain yang tidak Anda kenal sebelumnya. Misalnya, mengikuti perjalanan dalam rombongan besar. 

Kembali ke Alam & Wisata Berkelanjutan

Sebelum pandemi covid-19, destinasi wisata seperti Disneyland atau Universal Studios selalu menjadi favorit wisatawan dunia. Antrian panjang di setiap wahana populer telah menjadi pemandangan biasa di semua theme park terkenal itu. Begitu pun yang kerap terlihat di Taman Impian Jaya Ancol dan TMII di Jakarta.

Akan tetapi, kekhawatiran masih merebaknya covid-19, wisatawan tentu saja akan menghindari kerumunan yang biasanya terjadi di semua taman hiburan seperti itu. Sekalipun kapasitas pengunjung telah dibatasi hingga setengah dari kapasitas maksimal. Berada di kerumunan seperti itu tetap lebih beresiko.

Nana & Keluarga di Kawah Ijen-Jatim. Sumber: Mardiana Tany @nana_cantique
Nana & Keluarga di Kawah Ijen-Jatim. Sumber: Mardiana Tany @nana_cantique
Tidak mengherankan, berwisata ke alam terbuka pun menjadi pilihan yang logis. Selain 'less crowded' atau kurang padat, udara segar di alam terbuka tentunya jauh lebih menyehatkan. Misalnya, berwisata ke Geopark Ciletuh, Taman Nasional Baluran, Gunung Ijen, dan lain-lain.

Alternatif wisata seperti ini juga ditunjang kesadaran berwisata sekaligus menjaga lingkungan hidup di sekitarnya. Suatu tren wisata yang populer disebut Sustainable Tourism atau Pariwisata Berkelanjutan. Inilah konsep berwisata yang ikut memperhitungkan dampak terhadap lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi setempat.

Salah satu air terjun di Geopark Ciletuh- Sukabumi. Sumber: dokumentasi pribadi
Salah satu air terjun di Geopark Ciletuh- Sukabumi. Sumber: dokumentasi pribadi
Di Indonesia, Wisata Berkelanjutan bisa ditemukan di beberapa destinasi wisata berlabel Geopark hingga ke desa-desa wisata. Belasan Desa Wisata yang tersebar di berbagai wilayah kini ikut dipromosikan. Mulai dari Desa Wisata Nglanggeran di Gunung Kidul- Yogyakarta sampai Desa Wisata Penglipuran di Bali.

Desa Wisata Nglanggeran termasuk salah satu desa wisata terkenal. Bersama 44 desa wisata dari 32 negara, desa ini terpilih sebagai "UNWTO Best Tourism Villages 2021". Sebelumnya, Desa Wisata yang berjarak sekitar 26 km dari Yogya ini juga berhasil masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan versi Global Green Destinations Days (GGDC) pada tahun 2018 lalu. Bravo!

Sensasi Destinasi Baru

Yang tidak kalah menarik, wisatawan terkini jauh lebih rajin melakukan pencarian informasi sebelum bepergian. Situs-situs perjalanan menyajikan jutaan informasi perjalanan. Tidak hanya destinasi wisata yang sudah mapan, tetapi juga destinasi wisata baru yang relatif belum dikenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun