Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Berburu Kuliner di Kota Daeng

20 Desember 2021   16:53 Diperbarui: 28 April 2022   12:19 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim hujan telah datang. Makassar pun kerap disapu awan tebal serta curah hujan yang kian rajin membasahi bumi kota berjuluk Angin Mamiri ini. Meskipun begitu, bagi banyak wisatawan yang ke kota ini, musim yang membuat kota ini terasa lebih sejuk itu justru membuat jelajah wisata kuliner di kota ini makin mengasyikan.

Makassar memang tidak hanya terkenal dengan sejarahnya yang berliku. Tidak cuma populer dengan panorama kota nan menawan di sepanjang Pantai Losari. Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan ini juga sangat kondang dengan aneka kulinernya yang sangat menggugah selera.

Dan ketika warisan kuliner lokal telah menerobos menjadi salah satu daya tarik utama sebuah kota, Makassar pun melejit sebagai sebuah destinasi wisata kuliner yang menarik. 

Wisatawan pemburu kuliner khas pun tanpa ragu lalu menobatkan kota ini sebagai salah satu tujuan wisata terkemuka di tanah air.

Reputasi Makassar dengan deretan makanan khas memang tidak perlu diragukan lagi. Bagi banyak penggemar kuliner, kota ini bahkan dianggap sebagai surga kuliner tiada duanya. 

Tidak mengejutkan, Makassar pun kerap disanjung sebagai "The Kitchen of Indonesia". Dapurnya Indonesia! Tempat aneka kuliner nan lezat diolah dan disajikan.

Masjid 99 Kubah, ikon terbaru kota Makassar. Sumber: dokumentasi pribadi
Masjid 99 Kubah, ikon terbaru kota Makassar. Sumber: dokumentasi pribadi
Kehebatan kota Makassar dengan kulinernya tidak terlepas dari keberagaman suku yang mendiami kota indah ini. Dengan penduduk yang begitu majemuk, kota ini pun memiliki warisan budaya yang sangat kaya. 

Di kota yang juga dijuluki Kota Daeng itu terdapat suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar dan juga komunitas Tionghoa yang cukup besar.

Alhasil, keberagaman suku ini pun menghasilkan khazanah kuliner yang sangat variatif. Bisa dipastikan, siapapun yang pernah singgah di Makassar bakal sulit melupakan berbagai makanan khas kota ini. Dari Coto Makassar sampai Mie Titi.

Berburu kuliner di kota inipun bisa dimulai dari pagi hari hingga larut malam. Di kota ini bisnis kuliner seolah berdenyut tiada hentinya. Apalagi warga kotanya memang dikenal sangat doyan makan. Jadilah, kota ini pun tidak pernah kehilangan kuliner andalan di sepanjang waktu.

Pisang Ijo Makassar yang terkenal. Sumber: dokumentasi pribadi
Pisang Ijo Makassar yang terkenal. Sumber: dokumentasi pribadi
Pilihan makan pagi di kota terbesar di Indonesia timur ini bisa diawali dari Coto Makassar di pagi hari. Lalu Sop Saudara atau Pallubasa di siang hari. Dan ditutup dengan Sop Konro di malam hari. Deretan makanan tradisional Makassar ini begitu mendominasi pentas kuliner di kota ini.

Belum lagi keberadaan warga Tionghoa ikut meramaikan kekayaan kuliner di kota yang dulunya pernah bernama Ujung Pandang ini. Beberapa nama kuliner ini bahkan sudah sangat dikenal di berbagai kota lainnya. Di antaranya, Pangsit Mie, Mie Titi, dan Nasi Goreng Merah.

Tidak ketinggalan aneka kedai kopi dan es yang tersebar di berbagai sudut kota. Dari kafe bergaya kekinian hingga kedai kopi tradisional ala Phoenam yang legendaris. 

Di kedai seperti ini, Anda bisa menemukan Es Pisang Ijo yang termasyhur, Jalangkote, dan sebagainya. Dan jangan lupa, masih ada Pisang Epe yang menanti di sepanjang Pantai Losari.

Pisang Epe di Pantai Losari- Makassar. Sumber: dokumentasi pribadi
Pisang Epe di Pantai Losari- Makassar. Sumber: dokumentasi pribadi
Namun demikian, dari sekian banyak kuliner khas andalan kota berpenduduk sekitar 1.4 juta ini, nama Coto Makassar berada di garis terdepan. Inilah satu-satunya jenis makanan berkuah yang menyandang nama besar kota Makassar.

Dalam semangkuk coto ini, reputasi kuliner Makassar seakan dipertaruhkan. Persaingan di jenis kuliner tradisional Makassar ini berlangsung ketat. Tetapi, di antara pecinta coto, ada dua nama tenar yang paling sering disebut-sebut, yakni Coto Nusantara dan Coto H. Daeng Tayang.

Dalam kunjungan ke Makassar belum lama ini, saya hanya sempat mampir ke kedai Coto H. Daeng Tayang di Jl. Sultan Hasanuddin No. 27 yang selalu ramai pengunjung. Coto dengan kuah cukup kental itu memang memberikan sensasi rasa yang sulit dilupakan. Maknyus!

Coto Makassar di H.Daeng Tayang. Sumber: dokumentasi pribadi
Coto Makassar di H.Daeng Tayang. Sumber: dokumentasi pribadi
Jika sudah mencicipi sedapnya coto, belum lengkap rasanya jika tidak mencoba dua makanan berkuah lainnya yang juga populer di kota ini. Ada Sop Saudara, ada pula Pallubasa. Keduanya masih berbahan dasar daging sapi. Sama dengan Coto Makassar. Masyarakat Makassar memang jawara dalam hal mengolah daging sapi. Top markotop!

Sop Saudara biasanya disajikan bersama bahan pelengkap lainnya, seperti bihun, perkedel kentang, jeroan sapi dan telur rebus. Sementara Pallubasa yang proses memasaknya mirip dengan coto itu, juga menggunakan olahan daging dan jeroan sapi. Dan sangat kaya rempah dengan kuah kental dan gurih.

Trio kuliner kondang di atas masih didampingi satu jagoan lainnya. Pasti Anda sudah tahu kuliner yang satu ini. Tidak salah. Namanya Sop Konro! Jangan terkejut jika Anda pertama kali menyantap sop ini. Potongan iga sapi berukuran jumbo bak berjejal di piringmu. :)

Sop Konro, yang sudah merambah ke berbagai kota lain di Indonesia, berasal dari tradisi kuliner Bugis dan Makassar. Sop berbahan utama iga sapi ini tampil dengan kuah berwarna cokelat kehitaman yang lezat. Apalagi disantap dengan burasa atau ketupat. Sedaaappp!

Sop Konro Karebosi. Sumber: dokumentasi pribadi
Sop Konro Karebosi. Sumber: dokumentasi pribadi
Apakah hanya itu kuliner andalan Makassar? Tentu saja tidak. Selain makanan tradisional di atas, makanan olahan warga Tionghoa di kota ini pun telah lama ikut meramaikan budaya kuliner di kota ini. Misalnya, Pangsit Mie, Mie Goreng Siram dan Nasi Goreng Merah.

Mie Goreng Siram, misalnya, sangat terkenal di Makassar. Makanan bergaya Kwantong ini juga dikenal dengan nama Mie Titi. Tampilannya mirip Ifumie, yakni olahan mie kering yang disiram kuah kental. Rumah makan yang menyajikan mie goreng siram biasanya juga menawarkan Nasi Goreng Merah. Duo ini pun tidak kalah terkenal di Makassar.

Nasi Goreng Merah sendiri memang unik. Berbeda dari nasi goreng lain yang bisa Anda temukan di mana-mana. Persis dengan namanya, nasi goreng merah memiliki warna merah mencolok. Warna ini berasal dari saus tomat khas kota Makassar. Rasanya selangit!

Daftar "Must Eat Foods in Makassar" masih sangat panjang. Selain deretan kuliner juara di atas, masih banyak lainnya, antara lain Pallumara, Bandeng Bakar, dan Ayam Goreng Sulawesi yang banyak diburu pelanggan. Begitu pula aneka camilan lain, seperti Jalangkote, Gogos, Apang Paranggi, dan lain-lain.

Ayam Goreng Sulawesi yang terkenal. Sumber: dokumentasi pribadi
Ayam Goreng Sulawesi yang terkenal. Sumber: dokumentasi pribadi
Empat hari di kota ini, saya sekali lagi harus mengakui kehebatan Makassar dalam pentas kuliner nusantara. Pengakuan yang sama juga datang dari banyak wisatawan lainnya. Dan gegara wisata kuliner tiada henti ini pula, banyak wisatawan yang ketika check in di bandara Hasanuddin kerap diliputi kecemasan.

Oh, bukan takut akan kelebihan berat bagasi akibat terlalu banyak oleh-oleh yang dibeli. Bukan itu! Bukan hanya itu. Tetapi, melihat angka di timbangan koper bergerak naik seketika membuat cemas. Jangan-jangan berat tubuhnya pun sudah ikut melonjak. Astaga! Hahaha.

***

Kelapa Gading, 20 Desember 2021

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan:

  1. Semua foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi.
  2. Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun