Nasib yang sama juga dialami berbagai destinasi wisata yang pernah viral. Daya dukung yang terbatas, tetapi harus menerima terlalu banyak wisatawan yang datang di waktu bersamaan. Kenyamanan berwisata pun langsung merosot drastis.
Tentu saja masih banyak destinasi wisata lainnya, yang meskipun pernah viral, tetap mampu menjaga reputasinya. Keindahan alaminya tetap terjaga. Dan fasilitas pendukung yang dibangun pun terukur. Sebut saja, Terasering Panyaweuyan di Majalengka yang masih tetap menawan hati.
Fenomena viral baru dikunjungi memang tidak berlaku bagi semua wisatawan. Banyak pelancong sejati lebih memilih rute perjalanannya sendiri. Selalu rajin menyusuri seluruh pelosok negeri mencari destinasi baru yang belum banyak dikunjungi. Destinasi wisata yang bahkan belum ada di google map. Sebuah wilayah yang disebut uncharted territory.
Ketika pertama kali saya mengunjungi Gigi Hiu di Kelumbayan, Lampung sekitar tahun 2017, destinasi wisata terkenal ini masih sepi publikasi. Akses jalan ke lokasi termasuk sulit. Rusak parah. Hanya bisa dijangkau oleh ojek motor dari desa terakhir. Namun, pengalaman itu sungguh tidak terlupakan.
Destinasi wisata lain yang juga masih jauh dari radar banyak wisatawan berada di berbagai pelosok tanah air. Di antaranya berada di wilayah timur Indonesia. Wilayah ini memang layak dilabeli destinasi impian. Bak surga bagi pemburu destinasi wisata alam yang masih perawan.
Di bagian timur Pulau Morotai, misalnya, beberapa pantai tampil begitu memukau. Sesaat merasa bak Robinson Crusoe yang menyendiri di sebuah pulau. Memang belum banyak wisatawan ke sana. Di hari tertentu, Anda bahkan bisa mengokupasi seluruh jengkal pasir putih di sana.
Dua di antaranya, Pantai Rorasa dan Pantai Nunuhu. Kedua pantai ini memiliki keunikan tersendiri. Dan yang pasti, Anda akan mendapatkan suatu pesona alam khas Indonesia timur yang telah lama disanjung banyak wisatawan mancanegara. Wonderful Indonesia!
Tidak hanya di Pulau Morotai, pantai lainnya yang tidak kalah mencengangkan tersembunyi di balik sebuah tanjung dekat Desa Jere Tua. Nun jauh di ujung utara Pulau Halmahera. Sekitar 90 km di utara kota Tobelo, ibu kota kabupaten Halmahera Utara.
Akses ke Pantai Tanjung Jere memang relatif sulit. Setelah mencapai Desa Jere Tua, Anda masih harus menyewa perahu motor mencapai pantai cantik itu. Belum ada jalan darat yang tembus ke situ. Dan akses terbatas itu boleh jadi berkah bagi pantai ini. Kecantikannya pun tetap terjaga.Â
Pantai Tanjung Jere sungguh layak dikunjungi. Bahkan perjuangan untuk mencapainya terbayar seketika ketika Anda menjejakkan kaki di sana. Keindahan pasir putih yang halus serta deretan batu di tepian pantai bakal membuatmu terpana. Belum lagi laut berwarna biru toska yang begitu menggoda.
Kawasan ini memang belum banyak didatangi. Namun, jangan tanya potensi wisatanya. Bahkan pantai di desa Jere Tua yang terletak di dekatnya pun sangat menarik. Bersih dan biru menawan. Berbeda dengan banyak pantai lain yang berada dekat pemukiman yang biasanya penuh dengan sampah.