Lagu "Hioko Tobelo" mengalun kencang dari sebuah angkot yang melintas.Â
"Sio, Torang tar lupa biar so jao
Jang Torang lupa basudara e
Tobelo slalu di jantong."
Di Tobelo, angkot-angkot dengan sound system membahana bak konser musik berjalan. Bahkan ketika matahari masih enggan menampakkan dirinya, sebuah angkot yang melintas bisa langsung membangunkanmu. Tidak butuh weker untuk 'morning call'. :)
Sebagai ibu kota Kabupaten Halmahera Utara, Tobelo layak membanggakan posisinya sebagai sebuah kota dagang paling berkibar di seluruh pulau Halmahera. Di wilayah Kabupaten Halmahera Utara sendiri, Tobelo telah meninggalkan jauh dua pesaingnya di masa lalu, yakni Galela dan Kao.
Maluku Utara, Tobelo hanya kalah dari Ternate, bekas ibu kota Provinsi Maluku Utara itu. Kota Ternate memang telah lebih dulu dikenal sejak abad ke-16. Namun, melihat potensi ekonomi serta letak geografisnya, Tobelo bisa saja menjadi kota terbesar di kawasan ini di masa mendatang.Â
Bahkan di ProvinsiDi masa lalu, seperti dikutip dari buku "Maluku, Indonesian Spice Islands", ekonomi lokal Tobelo sangat bergantung pada hasil bumi seperti kopra dan biji kakao (coklat). Saat ini pun kopra masih tetap dominan. Hasil kopra, yang harganya kian membaik belakangan ini, serta berbagai komoditas lainnya pula yang ikut menggerakkan bisnis ritel di Tobelo yang melaju kencang.Â
Toko-toko ritel bertebaran dari pusat kota Tobelo hingga ke desa-desa sekitarnya, seperti Gosoma sampai Wosia. Dua raksasa waralaba ritel ternama tidak mau ketinggalan. Gerai keduanya ikut berlomba mengisi berbagai lokasi strategis dari kampung ke kampung. Bak saudara kembar, selalu hadir berdekatan, bahkan kerap bersebelahan.Â
Kabupaten Halmahera Utara memiliki luas 3.892 km persegi dengan populasi sekitar 198 ribu jiwa. Kabupaten yang terletak di tepi utara Semenanjung Halmahera itu membentang dari desa Akelamo di selatan hingga desa Jere Tua di ujung utara Halmahera. Dari Teluk Kao sampai Tanjung Jere.