Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ini Medan, Bung!

17 November 2021   18:27 Diperbarui: 18 November 2021   03:50 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Besar Medan. Sumber: dokumentasi pribadi

Jacob Nienhuys boleh jadi tidak pernah bermimpi Medan bakal semaju sekarang. Kota yang konon ikut dibangunnya itu telah berkembang sangat pesat. Bahkan ibu kota Provinsi Sumatera Utara itu kini berada di peringkat ke-3 sebagai kota terbesar di Indonesia.

Andaikan Meneer asal Belanda yang dulu datang untuk menanam tembakau Deli pada tahun 1865 masih ada, sudah pasti tertarik kembali ke Medan. Bukan lagi untuk menanam tembakau. Tetapi, tentu saja sebagai wisatawan yang bertandang ke kota paling sibuk di pulau Sumatera ini.

Jumat, 5 November 2021 lalu, Super Air Jet dengan nomor penerbangan IU-890 mendarat tepat waktu di Bandara Kualanamu. Pesawat tipe Airbus 320 milik maskapai anyar ini nyaris tidak menyisakan satu pun kursi kosong. Bisnis penerbangan domestik sepertinya kembali bergairah.

Gerbang utama memasuki Medan adalah Bandara Internasional Kualanamu yang terletak di Deli Serdang. Sekitar 23 km di timur kota Medan. Bandara yang baru beroperasi pada tahun 2013 itu termasuk salah satu bandara modern di Indonesia. Sebelumnya, penerbangan dari dan ke Medan melalui bandara Polonia yang terletak di dekat pusat kota.

Kualanamu juga dikenal sebagai bandara pertama yang mengoperasikan kereta bandara di Indonesia. Kereta bandara keren yang memasang tarif sebesar Rp 100 ribu / sekali jalan itu menghubungkan bandara Kualanamu dengan Stasiun Besar Medan. Mirip dengan kereta bandara lainnya di dunia.

Stasiun Besar Medan. Sumber: dokumentasi pribadi
Stasiun Besar Medan. Sumber: dokumentasi pribadi
Ini Medan, Bro! Sejarah kota terkenal ini sejatinya diawali dari Kampung Medan yang didirikan Guru Patimbus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. Namun, Medan baru mencapai kejayaan di era Sultan Ma'moen Al Rashid Perkasa Alamsyah, yang berkuasa antara tahun 1873 - 1924.

Perdagangan tembakau berkembang cepat kala itu. Sang Sultan lalu memindahkan pusat kekuasaannya ke Medan. Istana Maimum pun dibangun dan selesai pada tahun 1888. Lalu disusul berbagai bangunan penting lainnya di kota itu.

Perkembangan sektor ekonomi ini memang merubah wajah Medan sebagai salah satu sentra perdagangan utama di kawasan ini. Di masa itu, Medan (Deli) bahkan pernah dijuluki "Het Dollar Land" aka "the Land of Money". Suatu julukan yang menggambarkan betapa makmurnya kota ini.

Meskipun Medan selama ini lebih populer sebagai kota perdagangan. Namun, siapa yang bisa membantah potensi kota ini di bidang pariwisata. Kota yang pernah disebut Melayu Deli ini menyimpan banyak aset wisata bersejarah yang sangat menarik.

Gedung Kantor Pos Medan yang bersejarah. Sumber: dokumentasi pribadi
Gedung Kantor Pos Medan yang bersejarah. Sumber: dokumentasi pribadi
Dari Istana Maimun yang sangat bersejarah, Masjid Raya Medan dengan arsitektur yang begitu menawan, hingga rumah peninggalan Tjong A Fie yang artistik. Belum lagi berbagai atraksi wisata lainnya, termasuk potensi wisata kuliner yang begitu menggoda.

Penikmat arsitektur sudah pasti bakal terpesona dengan banyaknya bangunan bergaya arsitektur era kolonialisme Belanda. Arsitektur tempo doeloe ini sampai kini tetap berdiri anggun di antara bangunan modern lainnya.

Lihat saja beberapa di antaranya. Misalnya, Gedung Balai Kota Lama yang berdiri di Jalan Balai Kota, Medan. Begitu pula Kantor Pos Medan yang berada di seberang Lapangan Merdeka dan Hotel Dharma Deli (kini Grand Inna Hotel). Hotel Dharma Deli sendiri dulu pernah disebut Hotel Mijn de Boer.

Akan tetapi, dari semua objek wisata yang tersebar di kota Medan, harus diakui kehebatan Trio Andalan Wisata Medan. Ketiganya selalu menjadi pilihan utama semua wisatawan yang datang ke Medan. Anda sudah bisa menduganya, bukan?

Istana Maimun, Medan. Sumber: dokumentasi pribadi
Istana Maimun, Medan. Sumber: dokumentasi pribadi
Istana Maimun merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di kota Medan. Istana bersejarah yang juga dikenal sebagai Istana Kesultanan Deli itu dibangun pada tanggal 26 Agustus 1888. Sudah sekitar 133 tahun!

Adalah Sultan Ma'moen Al Rashid Perkasa Alamsyah yang mendirikan istana yang didominasi warna kuning keemasan itu. Warna ini sangat identik dengan warna khas Melayu. Meskipun istana berlantai dua ini terlihat sedikit kusam dimakan usia, namun pesonanya masih mampu menarik datangnya wisatawan.

"Ada istana, ada masjid," begitu kata orang. Setelah istana rampung, sebuah masjid megah pun dibangun beberapa puluh meter di depannya. Itulah Masjid Raya Al-Mashun atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Raya Medan.

Masjid Raya Medan. Sumber: dokumentasi pribadi
Masjid Raya Medan. Sumber: dokumentasi pribadi
Masjid megah yang dibangun dari tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909 itu kini menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup populer di Medan. Konon pada awal pendiriannya, masjid ini menyatu dengan kompleks istana.

Gaya arsitektur masjid berbentuk segi delapan ini tidak kalah menakjubkan. Suatu perpaduan arsitektur khas Moor, Mughal dan Spanyol. Inilah hasil rancangan Theodoor Van Erp, arsitek Belanda kelahiran Ambon yang juga ikut merancang Istana Maimun.

Ketika mengunjunginya saat itu, satu-satunya hal yang patut disesali adalah posisi ‘Disinfection Chamber’ yang dipasang persis di bawah pintu gerbang lengkung yang indah. Alhasil, saya pun kesulitan memotret masjid dengan bingkai gerbang tersebut. Hahaha.

Posisi Disinfection Chamber yang berada di bawah gerbang lengkung. Sumber: dokumentasi pribadi.
Posisi Disinfection Chamber yang berada di bawah gerbang lengkung. Sumber: dokumentasi pribadi.
Tidak terlalu jauh dari kedua bangunan bersejarah ini, wisatawan yang berkunjung ke Medan jarang melewatkan kunjungan ke Rumah Tjong A Fie (Tjong A Fie Mansion) yang sangat terkenal. Rumah berlantai dua yang dibangun dengan gaya arsitektur peranakan itu masih menyimpan pesonanya.

Sang pemilik rumah, Tjong A Fie (1860–1921), adalah pedagang Hakka yang memiliki banyak tanah perkebunan di Medan. Tjong A Fie sangat terkenal pada masanya. Selain menjabat sebagai Majoor der Chineezen di Medan, dia juga dikenal ikut memimpin pembangunan rel kereta api Medan—Belawan.

Rumah Tjong A Fie yang terkenal. Sumber: dokumentasi pribadi
Rumah Tjong A Fie yang terkenal. Sumber: dokumentasi pribadi
Kini bekas kediamannya yang berdiri di Jalan Ahmad Yani, Kesawan, masih terjaga dengan baik ini telah dibuka untuk umum sejak tahun 2009. Berbagai lukisan, foto, serta perabot rumah yang pernah digunakan oleh Keluarganya terawat dengan baik di berbagai ruangan yang ada.

This is Medan, bro! Kota berpenduduk sekitar 2,4 juta ini tentu saja bukan hanya ketiga bangunan terkenal tersebut. Medan juga masih memiliki berbagai bangunan bersejarah dan objek wisata lain yang layak dikunjungi.

Salah satu ruangan di kediaman Tjong A Fie. Sumber: dokumentasi pribadi
Salah satu ruangan di kediaman Tjong A Fie. Sumber: dokumentasi pribadi
Kantor Pos Medan, misalnya, banyak menarik minat wisatawan untuk berfoto di depannya. Bangunan yang dibuka pada tahun 1911 itu memang masih berdiri kokoh di pusat kota Medan. Arsitektur Art Deco yang membalut fasad gedung ini terlihat sangat menawan.

Deretan objek wisata terkenal di atas sejatinya sudah cukup membuat Medan tampil sebagai salah satu destinasi wisata ternama di Indonesia. Namun, bagi sebagian wisatawan domestik, Medan tetap tidak lengkap tanpa warisan budaya kulinernya. 

Selain ratusan BPK yang tersebar luas di mana-mana, bak jaringan toko ritel sebuah waralaba, Medan juga memiliki berbagai kuliner andalan lainnya yang selalu sukses menarik banyak wisatawan. Beberapa nama resto bahkan sangat tenar di pentas bisnis kuliner di Medan. 

Mulai dari Soto Kesawan, Gulai Kepala Ikan, Bika Ambon, Durian Ucok, sampai oleh-oleh khas Medan yang paling banyak diburu oleh wisatawan. Itulah Bolu Meranti yang terkenal!

Ketika check in di bandara Kualanamu, barang-barang bawaan calon penumpang didominasi dus sebuah merk toko kue dalam berbagai ukuran. Namun, sudah pasti isinya sama semua. Bolu Meranti! :)

Ini Medan, Bung! Ayo ke sana.

***

Kelapa Gading, 17 November 2021

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan:
1) Semua sumber foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi.
2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun