Danau Toba tidak pernah berhenti memukau semua pengunjungnya. Bahkan bagi pelancong yang sudah pernah ke danau terbesar di Indonesia ini sekalipun. Toba seakan selalu menyimpan banyak pesona tersembunyi. Dan dari atas Bukit Holbung yang memesona, Danau Toba sekali lagi membuatku takjub!
wisata yang biasanya masuk dalam itinerary (rencana perjalanan) grup wisatawan.
Awal November 2021 ini, saya kembali ke Danau Toba. Namun, berbeda dengan kunjungan sebelumnya, kali ini saya tidak lagi mengunjungi atraksiToba terlalu luas untuk kembali ke spot yang sama. Begitulah kredo di kalangan pelancong. Masih banyak pesona lainnya yang tersebar di seantero kawasan wisata yang kini terdaftar sebagai "Destinasi Wisata Super Prioritas."
Begitulah, bersama sebuah komunitas fotografi, saya pun kembali menjelajahi Danau Toba. November Rain yang mengiringi perjalanan ke sana sama sekali tidak menghalangi kami menyisir berbagai spot foto dan sekaligus objek wisata terkini. Dari sisi utara Toba hingga ke bagian barat danau terkenal ini.
Mulai dari Desa Sippan dan sekitarnya hingga ke Bukit Sibea-bea dan Bukit Holbung yang kian populer belakangan ini. Ketiga objek wisata yang sudah sempat viral ini, relatif masih belum banyak dikenal dipentas pariwisata nasional.
Baca juga: "Wisata Religi di Bukit Sibea-bea"
Perjalanan ke Bukit Holbung sendiri sempat diwarnai sejumlah keraguan. Maklum saja, cuaca di sekitar Danau Toba memang kerap berubah di bulan November ini. Apalagi prakiraan cuaca yang disajikan aplikasi cuaca AccuWeather pun tidak mendukung. Danau Toba diprediksi bakal berawan tebal disertai gerimis di Sabtu subuh itu.Â
Bagaimana mungkin mengharapkan matahari terbit nan cetar. Tidak hujan saja sudah layak bersyukur. Namun, dengan semangat menyongsong sunrise, tepat jam 5 pagi kami tetap meluncur ke Bukit Holbung. Landscaper sejati memang pantang mundur! :) :)
Dan ternyata, oh ternyata, Holbung memang tidak mengecewakan. Mendung tebal sudah pergi disapu angin pagi. Persis ketika kami tiba di arena parkir, matahari pun mulai menyembul di ufuk timur. Langit pun bak dilukis indah. Penuh warna-warni memukau. Fantastis!
Dari beberapa spot yang kami kunjungi, Bukit Holbung bisa dibilang sebagai salah satu The Rising Star di sisi barat Toba. Sang bintang yang sedang menanjak ini terletak di Desa Holbung, Kabupaten Samosir. Dari hotel kami di kawasan Pasir Putih Parbaba-Pulau Samosir, Holbung bisa dicapai dalam waktu sekitar 1 jam.
Holbung juga tidak jauh dari Bukit Sibea-bea, destinasi wisata religi yang juga makin populer. Jarak antar keduanya bahkan hanya sekitar 8.3 km atau 30 menit perjalanan. Tentu saja Anda bisa mengunjungi keduanya sekaligus. Sama-sama cantik!
Posisi Bukit Holbung yang begitu strategis membuat bukit ini pun cepat sekali meraih popularitas. Baik di kalangan fotografer lanskap maupun di kelompok pecinta alam. Wisatawan lokal pun mulai mengalir ke sini.
Bukit Holbung memang sangat istimewa. Bukit ini menyajikan suatu panorama Danau Toba yang spektakuler. Dari sunrise hingga sunset!
Bagi pecinta alam, misalnya, Bukit Holbung menyediakan lokasi camping dengan panorama menawan. Saat mengunjunginya pagi itu, saya bertemu dengan dua kelompok pecinta alam yang berkemah di situ. Kamar di hotel boleh jadi jauh lebih nyaman. Tetapi, pengalaman melewatkan malam di Bukit Holbung pasti tidak tergantikan.
Bayangkan saja, Anda bisa mengantar matahari hingga terbenam di ufuk barat. Lalu, besok paginya bersiap menyambutnya kembali terbit di ufuk timur. Dan pengalaman luar biasa itu bisa dinikmati dari satu lokasi yang sama. Unforgettable!
Momen spesial itu makin sulit dilupakan ketika menikmati pesona pagi sambil menyeruput secangkir kopi. Hm, tentunya lebih afdol dengan kopi lokal asal Sidikalang. Coffee with million dollars view! Ah, masih susah move on dari pesona Toba nih. :)
Dengan segala pesona dari kontur bukit yang bergelombang, jajaran Bukit Holbung yang konon sudah ada sejak 200 tahun lalu itu sejatinya memiliki semua sarat untuk menjadi destinasi wisata terkenal. Apalagi akses ke puncak bukit relatif tidak sulit didaki. Rasanya sebagian besar wisatawan akan dengan mudah menjangkaunya.
Dari puncak Bukit Holbung, Danau Toba memang terlihat begitu berbeda. Seakan level kecantikannya naik berlipat ganda. Bahkan Bukit Sibea-bea yang tampak di kejauhan pun menjadi kian menawan. Holbung boleh jadi muncul di momen yang tepat. Momen ketika Danau Toba kembali dilirik. Super prioritas!
Menariknya, Holbung juga kerap disebut sebagai Bukit Teletubbies. Masih ingat kisah Teletubbies ini? Betul sekali. Sebutan ini merujuk ke sebuah acara televisi asal Inggris berjudul 'Teletubbies'. Film ini tidak hanya menampilkan karakter para Teletubbies yang lucu. Kawasan perbukitan yang menjadi kediaman mereka pun sangat ikonik.
Alhasil, semua bukit dengan bentuk serupa pun akhirnya dinamai Bukit Teletubbies. Namun, saya sendiri jelas lebih menyukai nama bukit ini sesuai nama aslinya, Bukit Holbung. Bukankah nama ini terdengar lebih eksotis dibandingkan Teletubbies?
Pujian akan pesona Holbung tentu saja tidak datang dari penggemar fotografi lanskap dan pecinta alam di Sumatra Utara saja. Keindahan Holbung pun mendapat sanjungan dari berbagai penjuru dunia. Setidaknya, itu yang terjadi ketika saya membagikan sebuah foto Holbung di jejaring Facebook belum lama ini.
Foto Holbung tersebut mendulang beragam komentar. Ada yang menyebutnya mirip Norwegia yang terkenal dengan fjord-nya. Ada pula yang menyandingkannya dengan panorama lanskap di Selandia Baru. Negeri Kiwi yang sangat terkenal dengan danau-danaunya yang indah.
Saya sendiri mengagumi panorama dari Bukit Holbung seperti ketika saya pernah terpesona dengan danau-danau di Swiss. Dan mungkin saja, begitu pula pengalaman banyak pelancong dunia yang pernah ke danau ini. Pantas saja, Danau Toba pun pernah menyandang julukan "Swiss from Sumatra".
Apakah Bukit Holbung akan meraih reputasi seperti destinasi wisata terkenal di ketiga negara tersebut? Mengapa tidak. Yang penting Holbung harus terus menjaga keaslian alamnya. Holbung harus tampil cantik tanpa polesan. Keindahan alami yang selalu memukau semua pelancong dunia.
Dan tantangan lain yang tidak kalah penting adalah kebersihan lingkungannya. Meskipun Bukit Holbung belum banyak dikunjungi, sampah yang ditinggalkan pengunjung sudah terlihat di sekitar bukit ini. Dan tantangan ini tidak hanya ada di Bukit Holbung, tetapi di berbagai lokasi di sekitar Kaldera Toba.
Danau Toba sudah saatnya mematut diri. Tidak hanya tampil cantik, tetapi juga harus selalu bersih. Semua pengunjung dan masyarakat di sekitar Toba harus sama-sama menjaganya. Dengan statusnya kini sebagai "UNESCO Global Geoparks" sejak Juli 2020, sudah selayaknya Toba tampil kian kinclong. Dan makin maju sebagai sebuah destinasi top!Â
Tidak lagi berlari di tempat seperti anggapan banyak pengamat pariwisata selama ini. Dan ketika Toba makin bersinar, bersih dari sampah apapun, label "Swiss from Sumatra" akan kian bermakna.
Bagi saya sendiri, kunjungan kali ini memang bukan yang pertama. Tetapi, seperti di dua kunjungan sebelumnya, sejak tiba di Danau Toba, saya begitu tidak sabar ingin segera memandangnya. Tak bosan-bosannya! Ada suatu kerinduan yang sulit dijelaskan.
Ah, Toba, jangan-jangan, I have fallen in love with you!
***
Kelapa Gading, 12 November 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan:
1) Semua sumber foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi.
2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H