Edinburgh bak sebuah buku sejarah. Tentang deretan bangunan dengan arsitektur cantik di sepanjang Royal Mile. Tentang jalan bebatuan dan lorong bawah tanah di kota tuanya. Tentang Kastil Edinburgh yang ikonik dan Istana Holyrood yang indah. Dan ke kota inilah saya kembali menyusuri jalan-jalan di kota tuanya. Seakan menembus waktu kembali ke abad pertengahan.
Skotlandia sejak abad ke-15. Kota ini juga menyandang status sebagai kota terbesar kedua di Skotlandia setelah Glasgow. Jika populasi Glasgow mencapai 635 ribu jiwa, maka Edinburgh hanya dihuni sekitar 488 ribu jiwa. Skotlandia sendiri telah bergabung dengan Inggris dalam Britania Raya sejak tahun 1707.
Edinburgh adalah ibu kotaSebagai ibu kota Skotlandia, Edinburgh juga merupakan pusat pendidikan, keuangan dan pariwisata yang sangat penting di negeri para Highlanders ini. Bahkan pesona wisatanya mampu menarik jutaan wisatawan mengunjungi kota tua ini setiap tahun.
Kota Edinburgh terbagi dua wilayah, yakni The New Town dan The Old Town. Dipisahkan oleh Princess Street, jalan utama sepanjang 1.2 km yang sangat terkenal sebagai kawasan komersial di kota ini. Kedua wilayah ini telah ditetapkan sebagai UNESCO World Heritage Site sejak tahun 1995.
Wilayah The New Town pun sejatinya tidak sepenuhnya baru. Kawasan ini telah berkembang sejak tahun 1767. Deretan bangunan bergaya arsitektur Georgian dan neo-klasik bisa dijumpai di sepanjang jalan Princess Street, George Street dan Queen Street.
Kawasan ‘kota baru’ ini sangat populer sebagai area shopping, khususnya di Princess Street dan St. Andrew Square. Dan tidak itu saja, di Princess Street pun Anda bisa mengagumi keindahan Scott Monument dan Balmoral Hotel.
Scott Monument adalah monumen bergaya gotik yang dipersembahkan bagi Sir Walter Scott, seorang novelis, penyair dan sejarawan Skotlandia kenamaan. Sedangkan Balmoral Hotel adalah sebuah hotel mewah dan landmark di kota ini.
Hotel Balmoral juga sangat kondang dengan menara jamnya yang waktunya sengaja disetel 3 menit lebih cepat sejak tahun 1902. Konon, agar warga kota Edinburgh tidak ketinggalan kereta mereka.
Sementara itu, The Old Town tentu saja lebih menawan hati. Setidaknya bagi saya sendiri yang selalu terpesona dengan atmosfer di sebuah kota tua. Faktanya, kawasan kota tua inilah yang telah menjadi magnet bagi jutaan wisatawan yang mengunjungi Edinburgh setiap tahun.
Kawasan kota tua Edinburgh membentang dari Edinburgh Castle sampai Palace of Holyroodhouse (Holyrood Palace), meliputi High Street, Grassmarket, Cowgate dan semua jalan di sekitarnya. Dari kota tua ini pula sejarah kota para satria ini berawal.
Tour di Edinburgh biasanya dimulai dari Kastil Edinburgh yang berdiri kokoh di atas bekas gunung berapi yang disebut Castle Rock. Selanjutnya, berjalan kaki menyusuri jalan-jalan menurun di sekitarnya. Dan sore hari dilewatkan di kawasan perbelanjaan di Princess Street.
Kastil Edinburgh terlihat begitu mendominasi langit kota Edinburgh. Seakan terlihat dari manapun Anda berdiri. Kastil raksasa yang sudah berdiri sejak era kekuasaan David I pada abad ke-12 bisa disebut melambangkan semangat kesatria bangsa Skotlandia.
wisata paling populer di Edinburgh. Apalagi lokasinya yang sangat strategis di pusat kota tua membuatnya sangat mudah dicapai. Tahun 2019, misalnya, kastil ini menerima sedikitnya 2.2 juta wisatawan.
Kini kastil yang pernah berfungsi sebagai kediaman Keluarga Kerajaan dan barak militer itu telah berkembang menjadi salah satu destinasiSetelah cukup mengelilingi kastil Edinburgh, saya kembali bersiap menyusuri rute berikutnya. Menyusuri jalan-jalan di kota tua, termasuk jalan terkenal yang disebut Royal Mile itu. Ada yang mau ikut? Let's go!
Royal Mile yang memanjang sekitar 1.8 km dari Edinburgh Castle sampai Holyrood Palace sebetulnya adalah sebutan untuk semua jalan di antara kedua titik bersejarah ini. Dimulai dari Castlehill, Lawnmarket, High Street, Canongate hingga Abbey Strand.
Dari pintu gerbang kastil, saya mengawali jelajah kota tua ini dengan melewati Castle Hill ke arah Lawn Market. Dua objek wisata ternama di sini segera menarik perhatian. Puluhan wisatawan terlihat berdiri di depannya. Itulah 'Scotch Whisky Experience' dan 'Camera Obscura & World of Illusion'.
The Scotch Whisky Experience adalah salah satu atraksi wisata keren di negeri penghasil whisky ini. Atraksi wisata ini menawarkan pengalaman mengenal dan mencicipi minuman nasional Skotlandia, yakni Scotch Whisky. Lebih dari 3,000 koleksi whisky bisa ditemukan di sini. Cheers!
Tanpa sempat singgah di Camera Obscura yang tidak kalah menarik itu, saya berjalan terus melewati jalan Lawn Market lalu berbelok kanan ke arah jalan George IV Bridge. Tujuan utama adalah Victoria Street, sepotong jalan terkenal yang melengkung dari jalan George IV Bridge ke arah Grassmarket.
Victoria Street dibangun antara tahun 1829 – 1834. Jalan dengan deretan rumah berwarna-warni ini adalah salah satu mahakarya Thomas Hamilton, arsitek kelahiran Glasgow yang banyak merancang bangunan ternama bergaya neo-klasik di Edinburgh.
Jalan ini sebetulnya dibangun untuk menggantikan jalan West Bow yang sangat bersejarah. Nama West Bow bahkan masih digunakan hingga tahun 1837 sebelum diganti menjadi Victoria Street ketika Ratu Victoria mulai berkuasa.
Edinburgh memang menyimpan banyak kejutan di kawasan kota tua. Setelah menyusuri Victoria Street dan West Bow, kita pun tiba kawasan Grassmarket yang tidak kalah memesona. Grassmarket adalah salah satu kawasan tertua di Edinburgh.
Bekas pasar di abad ke-15 ini menyimpan pesona lain dari kota tua ini. Kafe yang menggelar meja-kursi di tengah alun-alun di bekas pasar itu selalu dipenuhi wisatawan. Seolah ingin larut dalam atmosfer masa lalu di sini. Bagaimana kalau kita mampir sebentar untuk menikmati secangkir espresso?
Kembali ke jalan George IV Bridge, jangan lupa singgah di The Elephant House. Kafe bercat merah ini sangat kondang di kalangan penggemar Harry Potter. Di salah satu sudut kafe kecil inilah, JK Rowling menghabiskan banyak waktu menulis novelnya yang mendunia itu.
Edinburgh memang telah lama menjadi kota favorit banyak penulis terkenal. Bahkan pernah dijuluki sebagai “City of Letters”. Selain JK Rowling, penulis ternama lain yang pernah berkarya di kota ini, antara lain Sir Walter Scott, Sir Arthur Conan Dyle, JM Barrie, dan lain-lain.
Sebelum kian ‘tersesat’ di banyak kafe lainnya di kawasan ini, ayo kembali ke Royal Mile. Masih semangat untuk terus berjalan kaki kan ya?
Royal Mile bak pentas terbaik di Edinburgh. Tidak hanya wisatawan yang bergaya di sepanjang jalan ini. Berbagai bangunan dengan arsitektur cantik pun seakan bersaing satu dengan yang lainnya. Satu di antaranya yang paling menonjol tidak lain adalah St. Giles’ Cathedral.
Katedral bergaya arsitektur gotik ini memang menakjubkan. Berdiri anggun di High Street, Katedral St. Giles atau juga disebut High Kirk of Edinburgh adalah sebuah gereja paroki dari Gereja Skotlandia yang dibangun pada abad ke-14 dan terus diperbesar hingga abad ke-16.
Selain Katedral St. Giles, Royal Mile masih menampilkan berbagai bangunan bersejarah lainnya. Beberapa di antaranya, Bank of Scotland, The Writer’s Museum, The Tron Kirk, John Knox House dan Museum of Edinburgh.
Di bagian bawah Royal Mile pun sudah menanti dua bangunan dengan arsitektur berbeda, yakni Scottish Parliament Building yang bergaya post-modern dan Holyrood Palace yang berarsitektur klasik.
Gedung Parlemen Skotlandia yang dirancang Enric Miralles, arsitek asal Spanyol, mulai dibangun pada tahun 1999 dan diresmikan pada tahun 2004. Sedangkan konstruksi Istana Holyrood telah dimulai sejak tahun 1671 dan baru selesai pada tahun 1678.
Daya tarik Royal Mile tidak hanya pada bangunan bersejarah yang ada. Di sepanjang jalan terkenal ini juga langkah kaki kita kerap tertahan. Baik oleh berbagai aktivitas pengamen jalanan nan menghibur, maupun oleh toko-toko suvenir yang sangat menggoda.
Dan boleh jadi banyak pengunjung kian penasaran dengan kisah mistis di kota ini ketika menjumpai gaya penjual wisata hantu dengan kostumnya yang unik. Yup, Edinburgh memang kerap dijuluki sebagai kota kastil berhantu.
Namun, tidak hanya kastil-kastilnya saja yang menyimpan banyak cerita horor. Jalanan di kota tua serta lorong bawah tanahnya tidak kalah menyeramkan. Sejarah kota ini banyak dibalut cerita suram selama berabad-abad. Mulai dari kisah pembantaian para tukang sihir, wabah mematikan dan sebagainya.
Wisata uji nyali ini pun diberi nama yang membuat peserta yang tidak cukup berani boleh jadi mundur teratur. Misalnya, "The World’s Famous Underground Ghost Tour". Atau mungkin tertarik mengikuti tur “City of the Dead”?
Tidak mengherankan, di kota ini wisata hantu termasuk sangat populer.Selain semua pesona arsitektur dan berbagai atraksi wisata di atas, Edinburgh masih menyimpan satu spot yang tidak mungkin dilewatkan semua fotografer. Masih mau ikut? Mari menuju Calton Hill!
Bukit kecil di ujung timur Princess Street adalah lokasi terbaik untuk memotret kota Edinburgh dari atas ketinggian. Ketika lampu-lampu kota mulai menyala dan langit kian membiru, itulah saat terbaik memotretnya. So beautiful!
Pantas saja, William McGonagall, seorang penyair terkenal, pernah mengatakan, “…I doubt I’ll ever tire of exploring Edinburgh, on foot or in print.” Me too! Saya pun rasanya tidak akan pernah merasa lelah menjelajah kota indah ini.
***
Kelapa Gading, 31 Oktober 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan:
1) Semua sumber foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi.
2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H