Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pengamen Jalanan di Destinasi Wisata Dunia

4 Oktober 2021   10:14 Diperbarui: 5 Oktober 2021   15:28 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengamen jalanan di kota Paris- Prancis. Sumber: dokumentasi pribadi

Leicester Square kian meriah di sore itu. Di jantung kota London ini, petikan gitar seorang pengamen jalanan sukses menahan langkah pejalan kaki di sekitarnya. Dan bukan hanya di London, tetapi juga di berbagai destinasi wisata dunia lainnya. Dari Roma sampai New York. Tidak cuma pemusik jalanan. Namun, berbagai atraksi jalanan lain pun ikut tampil. Tentu saja, termasuk penampilan Silverman!

Silverman alias Manusia Perak di jalanan ibu kota belakangan ini kian menarik perhatian. Apalagi dengan aksinya berdiri bak patung di antara deru kendaraan bermotor. Akan tetapi, silverman sendiri sejatinya hanya salah satu atraksi dari para pengamen jalanan yang telah lama ikut menghiasi wajah sebuah kota.

Pengamen jalanan atau Street Performer, yang juga disebut Busker di Inggris, memang telah lama mewarnai kehidupan masyarakat sejak ribuan tahun lalu. Mulai dari masa Mesir Kuno, zaman Romawi, abad pertengahan di Eropa, hingga era terkini di seluruh dunia.

Dengan segala talenta dan keahlian khusus, berbagai pertunjukan menarik pun ditampilkan. Sebut saja di antaranya, akrobat, komedi, menari, menyanyi, sulap, pantomim, patung hidup, pertunjukan musik, teater jalanan, dan sebagainya. Singkatnya, apapun yang bisa menghibur penontonnya.

Pengamen di Piazza Navona- Roma dengan trik khusus pun tampil unik. Sumber: dokumentasi pribadi
Pengamen di Piazza Navona- Roma dengan trik khusus pun tampil unik. Sumber: dokumentasi pribadi
Tentu saja atraksi ini tidak sekadar menyalurkan hobi dan bakat. Sebagian besar penampil justru mengharapkan tip atau donasi dari penonton yang menyaksikan atraksinya. Setidaknya ikut membeli beberapa karya yang dijualnya. Misalnya, CD berisi lagu-lagu yang dinyanyikannya, dll.

Di Marienplatz, yang terletak di pusat kota Munich-Jerman, pertunjukan jalanan seolah telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kemeriahan di alun-alun cantik di depan New Town Hall itu. Suatu hiburan yang juga banyak dinikmati wisatawan yang bertandang ke destinasi wisata ini.

Pengamen jalanan di Marienplatz- Munich. Sumber: Kmtextor / wikimedia
Pengamen jalanan di Marienplatz- Munich. Sumber: Kmtextor / wikimedia
Berbagai penampil hadir dari waktu ke waktu. Tidak hanya penyanyi solo atau duet. Kadang juga tampil bak sebuah band lengkap. Namun, yang paling rutin hadir adalah pengamen jalanan yang bergaya seperti patung hidup. Lengkap dengan dandanan unik nan atraktif. Misalnya, berbalut warna cat perak atau emas. 

Dengan gaya yang tidak jauh berbeda, kita pun bisa mengagumi pengamen lainnya di sekitar Koln Hauptbahnfof ataupun di depan Cologne Cathedral. Dalam suatu kesempatan, saya ikut menyaksikan seorang Silverman yang berdiri diam bak patung dalam waktu lama. Jelas berbeda dengan Silverman di Jakarta. :)

Silverman di depan stasiun kereta Cologne- Jerman. Sumber: dokumentasi pribadi
Silverman di depan stasiun kereta Cologne- Jerman. Sumber: dokumentasi pribadi
Jerman memang memberikan kesempatan kepada pengamen jalanan untuk tampil di berbagai kotanya. Tidak hanya di Munich dan Koln (Cologne). Tetapi, juga di banyak kota lainnya. Bahkan Berlin, ibu kota Jerman, sering dijuluki sebagai surganya penyanyi jalanan. Beberapa penampil di Berlin tidak kalah dengan pemusik profesional.

Meskipun demikian, tidak sembarang pengamen jalanan boleh tampil di mana saja. Kota-kota besar di negara ini, antara lain Berlin, Munich, dan Hamburg yang mewajibkan semua pengamen jalanan mendapatkan lisensi atau izin sebelum tampil.

Di Munich misalnya, semua pengamen jalanan, baik pemusik maupun pematung hidup, harus mendapatkan lisensi dari kantor Informasi Kota (Stadtinformation) yang berada di City Hall, Munich. Untuk mendapatkan lisensi pun tidak mudah.

Tidak cukup cantik, tapi harus berbakat. Foto pengamen di Munich- Jerman. Sumber: dokumentasi pribadi
Tidak cukup cantik, tapi harus berbakat. Foto pengamen di Munich- Jerman. Sumber: dokumentasi pribadi
Ada semacam audisi yang dilakukan untuk memastikan atraksi atau hiburan dari pengamen layak tampil. Selain itu, tempat ngamen yang disebut pitch ikut ditentukan. Dan yang paling menarik, khususnya di Marienplatz, ketika Glockenspiel di Rathaus berdentang, semua pengamen harus menghentikan atraksinya sekitar 15 menit. Suatu aturan yang sangat cermat khas Jerman!

Layaknya sebuah bisnis, pemilihan lokasi sangat menentukan sukses tidak seorang pengamen jalanan. Tidak mengherankan, banyak pengamen memilih pitch yang berada di kawasan wisata populer. Antara lain, di sebuah piazza (alun-alun), dekat stasiun kereta, kawasan pejalan kaki, jembatan terkenal dan lain-lain.

Pengamen jalanan yang bersiap dengan alat musiknya di Jembatan Charles- Praha. Sumber: dokumentasi pribadi
Pengamen jalanan yang bersiap dengan alat musiknya di Jembatan Charles- Praha. Sumber: dokumentasi pribadi
Satu hal yang umumnya berlaku sama di semua kota, yakni lokasi pitch sama sekali tidak boleh menghalangi arus lalu lintas kendaraan maupun pejalan kaki. Dan jangan sampai menghambat masuk keluar pengunjung di suatu tempat, seperti stasiun kereta, gereja, pasar, dan sebagainya.

Lain negara, lain lagi aturannya. Di Inggris, contohnya, tidak semua kota menerapkan aturan yang sama. Bahkan kota London pun menerapkan aturan berbeda di berbagai distrik di kota itu. 

Jika di wilayah City of London sama sekali tidak diizinkan melakukan aktivitas hiburan jalanan apapun. Maka tidak demikian dengan di wilayah City of Westminster.

Silverman mengapung di Covent Garden-London. Sumber: www.gigazine.net
Silverman mengapung di Covent Garden-London. Sumber: www.gigazine.net
Di wilayah yang meliputi Trafalgar Square, Piccadilly Circus, Leicester Square dan Covent Garden, pengamen jalanan boleh saja tampil selama sudah mengantongi lisensi terlebih dahulu. Bahkan sejak 5 April 2021 lalu, Dewan Kota Westminster telah menetapkan semua area yang mewajibkan pengamen berlisensi. Izin juga diperlukan untuk ngamen di London Underground atau kereta bawah tanah di London.

Salah satu spot paling ideal untuk melihat aneka pertunjukan pengamen jalanan di London berada di distrik Covent Garden. Kawasan ini kabarnya telah menjadi saksi sejarah berbagai pertunjukan jalanan sejak tahun 1660-an. Dan tradisi ini masih terus terjaga hingga kini.

Pengamen Jalanan di Covent Garden Market-London. Sumber: www.coventgarden.london
Pengamen Jalanan di Covent Garden Market-London. Sumber: www.coventgarden.london
Dengan reputasi seperti itu, maka hanya pengamen jalanan dengan keahlian atau talenta khusus yang diizinkan tampil di sana. Selain harus memiliki lisensi, ada audisi khusus yang diadakan oleh Covent Garden Market. Atraksi sang pengamen jalanan akan dinilai layak atau tidak untuk tampil.

Selain London, beberapa kota lain di Inggris juga memiliki kawasan favorit yang disukai para pengamen untuk menjemput rezeki. Semuanya berada di destinasi wisata populer di masing-masing kota. Di Liverpool tentu saja berada di Mathew Street atau lokasi berdirinya The Cavern Club, tempat the Beatles tampil pada awal kariernya.

Pengamen Jalanan di Royal Mile- Edinburgh. Sumber: dokumentasi pribadi
Pengamen Jalanan di Royal Mile- Edinburgh. Sumber: dokumentasi pribadi
Sedangkan di Edinburgh, Skotlandia, lokasi idaman semua pengamen tidak lain adalah Royal Mile, yakni serangkaian jalan yang membentang sekitar 1.6 km dari Edinburgh Castle sampai Holyrood Palace. Inilah kawasan wisata paling terkenal di kota tua ini.

Negeri Britania Raya sendiri memiliki catatan menarik terkait pengamen jalanan. Banyak pemusik dan artis terkenal di negeri Ratu Elizabeth II ini mengawali karier sebagai pengamen jalanan. Mulai dari penyanyi rock Rod Stewart, aktor terkenal Pierce Brosnan, hingga penyanyi tenar Ed Sheeran.

Ed Sheeran pun pernah menjadi pengamen jalanan. Sumber: John Sheeran / Geoff Robinson / www.thesun.co.uk
Ed Sheeran pun pernah menjadi pengamen jalanan. Sumber: John Sheeran / Geoff Robinson / www.thesun.co.uk
Pengamen jalanan juga mewarnai kawasan wisata di negeri pizza Italia. Di kota mode Milan, pengamen jalanan rajin hadir di Piazza del Duomo. Sementara di kota Roma, pengamen jalanan bisa ditemukan di sekitar Colosseum, Pantheon, Piazza Navona, dan beberapa destinasi wisata terkenal lain di ibu kota Italia ini.

Piazza Navona yang paling menarik untuk menyaksikan penampilan para pengamen jalanan ini. Berbagai gaya dipamerkan di alun-alun menawan ini. Ada yang tampil dengan trik khusus sehingga terlihat bak mengapung di udara. Ada pula dengan gaya khas pematung hidup dengan balutan cat perak yang dikenal luas sebagai Silverman.

Pengamen yang tampil mengapung di Piazza Navona-Rome. Sumber: Jordi ferrer/Wikimedia
Pengamen yang tampil mengapung di Piazza Navona-Rome. Sumber: Jordi ferrer/Wikimedia
Pemandangan yang sama pun terlihat di berbagai kawasan wisata ternama di Paris, ibu kota Prancis. Seperti di sekitar Trocadero-Eiffel Tower dan di kaki gereja Sacre Coeur di Montmartre. Dan juga kerap tampak di dekat Notre Dame Cathedral atau di beberapa jembatan di atas sungai Seine.

Pengamen jalanan di kota Paris- Prancis. Sumber: dokumentasi pribadi
Pengamen jalanan di kota Paris- Prancis. Sumber: dokumentasi pribadi
Tidak hanya di Eropa, di negara Paman Sam Amerika pun banyak sekali pengamen jalanan ikut mengais rezeki di berbagai destinasi wisata terkenal. Di kota San Francisco, pengamen jalanan sering unjuk gigi di kawasan Fisherman's Wharf, salah satu destinasi wisata top di kota terindah di AS itu.

Di Los Angeles pun demikian. Pemusik jalanan ikut menghibur pengunjung yang bertandang ke Olvera Street, kawasan bersejarah dan dianggap tertua di kota terbesar di Pantai Barat AS. Lalu bagaimana di New York City? 

Di kota berjuluk Big Apple pun tidak kalah meriah dengan berbagai atraksi pengamen jalanan yang biasanya muncul di Washington Square Park, Central Park dan Times Square. Dari pemusik andal sampai pengamen yang hanya mengandalkan kostum ala Mickey Mouse, Elmo, Spiderman, Liberty Statue, dan sebagainya.

Pengamen berkostum di Times Square- New York. Sumber: Seth Wenig /AP/ www.wsj.com
Pengamen berkostum di Times Square- New York. Sumber: Seth Wenig /AP/ www.wsj.com
Pengamen berkostum yang disebut Costumed Performer itu sebetulnya tidak memiliki keahlian apapun. Mereka hanya berharap ada turis yang mau berfoto dengannya demi mendapatkan sedikit tip. Namun, selain mereka, ada satu figur ikonik di Times Square yang banyak dicari turis. Dialah sang Naked Cowboy!

Pengamen jalanan berkelas memang bisa menghidupkan suatu kawasan wisata menjadi kian memikat. Sebaliknya dengan pengamen jalanan tanpa keahlian apapun. Apalagi yang hanya bersembunyi di balik aneka kostum. Kehadiran mereka malah dirasakan mengganggu pengunjung yang datang. Itulah yang kini terjadi di Times Square- New York.

Pengamen jalanan di kota Porto yang sedang merintis karir menjadi pemusik profesional. Sumber: dokumentasi pribadi
Pengamen jalanan di kota Porto yang sedang merintis karir menjadi pemusik profesional. Sumber: dokumentasi pribadi
Bagaimana dengan pengamen jalanan di tanah air? 

Mungkin Anda sendiri punya kenangan berbeda ketika bersua dengan sebagian dari mereka. Baik di Jalan Braga-Bandung, Malioboro-Yogya, dan di berbagai lokasi terkenal lainnya. Semoga kenangan yang mengesankan. Jika tidak, boleh jadi mereka belum lolos audisi saja. :) :)

***

Kelapa Gading, 4 Oktober 2021

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3

Catatan:

1) Foto-foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi dan dari beberapa sumber lain sesuai keterangan di masing-masing foto.

2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun